Log in

View Full Version : Buku : Gatholoco-Rahasia Ilmu Sejati dan Asmaragama


NoviRiawan
5th November 2013, 07:02 PM
Assalamu'alaikum Agan momod dan semua rekan forum ini. Ane minta ijin buat buka lapak jual buku "Gatholoco-Rahasia Ilmu Sejati dan Asmaragama" karya Damar Shashangka.

Jika ada hal2 yang tidak sesuai dengan peraturan forum ini, ane mohon diingatkan yah .. :bahagia:

http://1.bp.blogspot.com/-pfRvss1EgCc/UlLsvjVfiXI/AAAAAAAAAm8/FQpdmkhP8hQ/s1600/damar-shasangka-gatholoco.jpg
Penampakan cover buku "Gatholoco"

Keterangan Buku :
Judul :GATHOLOCO: Rahasia Ilmu Sejati dan Asmaragama
Karya : Damar Shashangka
ISBN: 978-979-17998-9-8
Penyunting: Salahuddien Gz
Penggambar Sampul: Yudi Irawan
Harga: Rp 69.800,-
Tebal: 400 halaman
Penerbit : Dolphin
Diskon 15%, belum termasuk ongkos kirim.

"Buku ini tidak di jual bebas di Toko Buku Offline, di cetak terbatas dan hanya di pasarkan secara OnLine"

Cara Pemesanan Buku :

Kirim SMS / WA di 081393725615. Tuliskan Judul dan jumlah pesanan, Nama & Alamat lengkap. Tunggu balasan SMS / WA untuk keterangan selanjutnya.

Atau Pesan Buku via Inbox FB : https://www.facebook.com/eko.waluyo.90281

Oke deh, langsung aja ane tuliskan resensi singkat buku ini :

Gatholoco adalah lambang Lelaki Sejati, ia yang mampu memahami proses penciptaan manusia melalui lingga dan yoni, yang menjadi penyebab turunnya ruh ke bumi. Lelaki Sejati adalah ia yang sanggup mengendalikan segala anasir di dalam dirinya. Buku ini menceritakan kembara Gatholoco menaklukkan lima wanita yang merepresentasikan unsur-unsur halus di dalam diri manusia: R�tna Dewi Lupitwati (yoni/kundalini), Ml�nuk G�mbuk (memori), Dudul M�ndut (kesadaran), Rara Bawuk (emosi), dan Dewi Bleweh (pikiran). Seolah berbicara kepada diri sendiri, Gatholoco kemudian membabar rahasia ilmu sejati dan ketuhanan dengan bahasa yang memukau dan sarat makna.

Berangkat dari kisah Gatholoco yang legendaris, Damar Shashangka berikhtiar untuk menyuguhkan kembali Filsafat Lingga Yoni, ajaran kuno yang nyaris sirna dari bumi Pertiwi. Dengan jernih ia mengulasnya melalui bahasa tiga tradisi spiritual yang berkembang di Nusantara: Tasawuf Islam, Siwa Buddha, dan Kejawen.


Meski terus-menerus dipinggirkan dan dicap dengan berbagai stigma yang tidak mengenakkan sepanjang 500 tahun, semangat pencarian spiritual para pribumi Jawa di sana-sini terus menggeliat dalam ritme yang dinamis. Paham kaum puritan yang ortodoks dan kaku bagaikan menyodorkan baju besi kepada masyarakat. Jangankan untuk bergerak bebas, untuk bernapas pun susah.

Semenjak awal, masyarakat Jawa bebas berekspresi dalam ranah spiritual. Ekspresi kebebasan ini bisa ditemukan dan dilakukan dalam dua tradisi spiritual yang berasal dari India: ajaran Weda dan Buddhisme. Keduanya hadir ke Nusantara dengan menyodorkan wadah yang longgar. Kebebasan ini berpuncak pada pola sinkretis yang dikenal sebagai ajaran Siwa Buddha, atau cukup disebut agama Buda saja. Menyadari inti spiritual adalah titik berat yang memang menjadi acuan utama dua tradisi spiritual dari India tersebut. Sehingga, penghayatan orang Jawa terhadap dua ajaran itu menjadi tampak berbeda dan tak lagi terkesan India-sentris. Penghayatan yang bebas semacam itu selama berabad-abad dipandang absah dan tidak dipermasalahkan.

Menilik dari bahasa yang digunakan penulis S�rat Gatholoco, karya sastra kontroversial ini lahir di pengujung abad ke-19, ketika Sastra Jawa Baru begitu marak serta mencapai bentuknya yang cukup stabil. Jika kita membicarakan Sastra Jawa Baru, mau tidak mau kita harus berpaling kepada sosok Raden Ngabehi Ranggawarsita (15 Maret 1802 � 24 Desember 1873) sebagai seorang pujangga besar Sastra Jawa Baru. Tak berlebihan pula jika ada kecurigaan bahwa s�rat tersebut ditulis olehnya.

Tak pelak, kehadiran S�rat Gatholoco sangat mengguncang tatanan mainstream yang mencengkam kuat masyarakat Jawa kala itu. Selain penuh kritik pedas, sarkasme, dan pemikiran yang berani, dasar-dasar filsafat Lingga Yoni, yang nyaris sirna di ranah publik Jawa, dimunculkan kembali olehnya. Nama tokoh utama yang ditampilkan dalam s�rat ini, yaitu Gatholoco, sudah cukup kuat untuk mengindikasikan adanya muatan filsafat Siwais dan Tantris. Gatho secara literal berarti alat kelamin dan loco berarti kocokan. Gatholoco bisa diterjemahkan secara literal sebagai �alat kelamin yang dikocok�. Sebuah nama yang tabu dan jorok dalam alam pemikiran Jawa Baru kala itu. Nama yang terkesan mengandung semangat pemberontakan kepada kemapanan. Nama yang �najis� dan bisa dicap �kufur� oleh kaum puritan.

S�rat ini juga penuh ungkapan sufistik yang mendalam. Sang penulis rupanya memberikan sentakan kesadaran dari dua sisi sekaligus, sisi yang sarkastik dari filsafat Lingga Yoni dan sisi yang relatif lebih bisa diterima kalangan sufi. Pemahaman sufistik sang penulis tampak jelas di sana-sini. Ungkapan-ungkapan khas seperti Roh Ilapi (Ruh Idlafi), Nur Mukamad (Nur Muhammad), Johar Awal (Jauhar Awwal), Makripat (Makrifat), Tokid (Tauhid), Mukamad Majaji (Muhammad Majazi) dan Mukamad Kakiki (Muhammad Hakiki), dll., seperti taburan bunga-bunga nan indah di dalamnya.

S�rat Gatholoco merupakan refleksi kemuakan dari mereka yang terus-menerus melihat kekakuan dalam kehidupan beragama; refleksi kemuakan dari mereka yang melihat betapa kebebasan manusia untuk berekspresi tertindas oleh dogma yang kaku, yang menciptakan sosok Tuhan yang haus darah dan intoleran, yang melahirkan sikap-sikap eksklusif dan tak ramah. S�rat Gatholoco hadir untuk menyentak kesadaran kita bahwa ruh agama adalah spiritualitas. Dan spiritualitas itu bersifat dinamis, penuh toleransi, dan semestinya mengembangkan Kasih (Rahmah) di dalam diri manusia.

Di bagian akhir, sang penulis Damar Shasangka menyarikan ajaran Aji Asmaragama dari beragam kitab kuno. Aji Asmaragama adalah pengetahuan olah asmara yang membahas cara mencapai kepuasan jasmani dan ruhani dalam sanggama, beberapa aji untuk memikat hati wanita dan memberikan kenikmatan kepadanya bahkan tanpa bersentuhan, sejumlah sarana dan ramuan untuk meningkatkan kualitas hubungan badan, serta metode spiritual untuk memperoleh keturunan sesuai yang diharapkan.

Cuplikan GATHOLOCO Rahasia Ilmu Sejati dan Asmaragama
Panasnya sebuah persanggamaan, di S�rat Nitimani dituangkan dalam kalimat puitis seperti di bawah ini :

Kalamun pastha purusha, wus kiy�ng kiy�t santosa, kwehning saya wus sam�kta, iku nulya katindakna, umangsah ing rananggana, say�kti datan kuciwa, kat�mpuh ing bandayuda. Nanging ta dipun prayitna, ing tindak aywa s�mbrana, nggone bakal nuju prasa, mring wanita m�ngsahira. Supaya l�ganing driya, wruh antawisipun waspada, jroning pasti kono ana, musthikaning rasa mulya, rin�ksa para jawata, karan Sang Hyang Watapatra, utawa Sang Hyang Gambira, dumunung wuri Purana, yen tin�mpuh dening gada, watak k�ri prasanira. Nuli babantune prapta, pipingitan ing jro bhaga, ingaran Sang Hyang Asmara, asisilih Sang Hyang Cakra, kang abipraya sarosa, wimbuh k�ri nggrimingira, anarik daya ayunya, mring Sang Hyang Purnama sangka utama Sang Kamajaya. Pameting rahsa mangkana, srana ngag�m mawi sraya, pratingkah uk�ling Pastha. Kacarita solahira, duk marwani lumaksana, karya pupucuking yuda, kwehning daya saniskara, aywa sin�rusa rosa, ing tindak k�dah saronta, pangangkah amung muriha, k�ri prasaning wanita. Kalamun wus sawatara, campuh ing prang lama-lama, papalu tum�mpuhira, pinindha upama gada, tinangkis ing bondabaya. Saking rosaning panggada, kuwating panangkisira, w�kasan m�tu dahana, mubal sumundhul ngakasa, susumuke ng�mu pega, kukus katut samirana, prapta tumanduking prasa, k�k�rining m�ngsahira, gumriming saya andadra.
�Manakala pastha purusha, sudah memanjang teguh sentosa, dan segala kekuatan sudah sedia, maka bergeraklah, maju menuju rananggana (medan tempur), tak akan menemui kekecewaan, jika terjun dalam bandayuda (peperangan). Namun tetaplah waspada, jangan ceroboh dalam tingkah, ketika hendak mengarah rasa, dari wanita musuhmu. Agar terpuaskan dalam jiwa, maka ketahuilah dan waspadalah, bahwa telah ada dengan pasti, sebuah mustika rasa yang mulia, yang dijaga para dewata, yang disebut Sang Hyang Watapatra, atau Sang Hyang Gambira, yang terletak di belakang purana, jika dihantam dengan gada, akan terasa geli. Jika sudah terkena gada maka bala bantuan akan datang, yang datang dari tempat tersembunyi di dalam bhaga, berjuluk Sang Hyang Asmara, berganti wujud menjadi Sang Hyang Cakra, kuat dan tangguh, maka bertambah-tambahlah geli menggeletar, menarik daya kecantikan, dari Sang Hyang Purnama perwujudan utama Sang Kamajaya. Untuk mendapatkan rasa yang sedemikian, dengan sarana, tingkah cekatan sang Pastha. Dikisahkan tingkahnya, ketika memulai berjalan, sebagai pucuk pimpinan prajurit, haruslah segala kekuatan bergerak secara perlahan, jangan terlalu kuat, bergeraklah dengan sabar, cukup agar menciptakan geletar, gelinjang rasa wanita. Manakala sudah beberapa waktu, lama-kelamaan di dalam peperangan, hantamkan palu, yang bagaikan gada, namun ternyata dapat ditangkis dengan bandabaya (tameng). Begitu kuatnya ayunan gada, juga kuatnya tangkisan, memunculkan api, yang bergulung menggapai angkasa, hawa panasnya menciptakan mega, asapnya terhempas angin, datang mengarah tepat pada rasa, dan gelinjang musuhmu, menggeletar semakin menjadi-jadi.�

Beberapa komentar pembaca buku ini :

Gatholoco adalah buku yang sangat layak dibaca untuk generasi saat ini. Buku yang penuh pesan mendalam dan petunjuk untuk meraih ilmu sejati, mencari kejernihan batin, sangat membantu kita mengenali diri dan menemukan Sang Hidup yang dipercikkan ke dalam diri, serta dapat membawa nilai tambah bagi diri sendiri, sesama manusia, dan lingkungan. Terima kasih, Mas Damar Shashangka.
(Testimoni J. Armanto, pembaca Gatholoco: Rahasia Ilmu Sejati dan Asmaragama dari Jambi)

GATHOLOCO bak damar di ruang yang gelap. Pancarannya membuat gelap menjadi terang, yang sudah terang menjadi benderang. Penulis mungkin adalah titisan dari leluhur yang pernah hidup menjadi pujangga spiritual hebat di ribuan tahun yang lalu. Buku ini dikemas dengan bahasa yang mudah dipahami tanpa meninggalkan makna yang begitu tinggi dan luhur. Menjadikan pembaca mengerti akan kesejatian dirinya, bahwa dari DIA kita ada dan dari kita DIA nyata.
(Testimoni Erwin Alexandra, pembaca kitab Gatholoco: Rahasia Ilmu Sejati dan Asmaragama)

Pertama-tama saya mau mengucapkan matur nuwun sanget pada Mas Damar yang telah menghadirkan buku klasik Jawa dengan kemasan modern. Yang kedua, saya merasa lebih wow gitu dalam hubungan pasutri saya dengan suami. Saya melakukannya bukan lagi untuk senang-senang dan mencapai kenikmatan badani saja. Ketika seks dilakukan dengan niatan yang khusyuk sebagaimana cara yang dianjurkan dalam buku tersebut, honestly I feel so a live! Saya seperti mendapatkan energi yang luar biasa. Semalam rasanya terlalu banyak energi yang saya terima. Seger ke badan! Kok bisa gitu ya, Mas Damar?

Oh ya, satu hal lagi, terlalu banyak stigma di Indonesia ini yang pada kenyataannya salah. Antara lain: alat kelamin/seks dianggap tabu dan tercela jika dibicarakan. Sejatinya alat kelamin adalah suci dan sakral. Mas Damar berhasil menjabarkannya dengan bahasa yang santun, jauh dari kesan porno. Seharusnya pria-pria bisa membaca dan mengamalkan ilmu dalam buku ini. Dijamin deh, tidak akan ada perselingkuhan, karena mindset-nya dalam melakukan seks bukan lagi hanya untuk mencapai kesenangan badani, dan gak bisa bersama siapa saja (gonta-ganti!) Seks itu sakral, suci, dan harus dilakukan di tempat dan wadah yang tepat! <3
(Testimoni dari Meity Fadila, pembaca kitab Gatholoco: Rahasia Ilmu Sejati dan Asmaragama terbitan Dolphin)


:loveindonesia

NoviRiawan
5th November 2013, 07:29 PM
Resensi Buku GATHOLOCO
Karya : Damar Shasangka
Penerbit: dolphin
Cetakan 1
Tahun : 2013
Oleh : NUROCHMAN SUDIBYO YS

Sebagai warga keturunan Jawa, atau bagian dari keluarga Jawa, serta peminat pengetahuan spiritual Jawa, buku Gatholoco sudah barangtentu bisa menambah pengetahuan untuk mengetahui kedalaman spiritual orang Jawa yang sesungguhnya. Selain itu juga memberikan nilai-nilai pencerahan tersendiri pada kita. Membaca buku ini kita tidak hanya dibukakan jalan untuk membuka kebijaksanaan diri agar berkembang seiring berkembangnya kebijaksanaan, dan kesadarannya yang terbangkitkan.


Karena dengan bangkitnya kesadaran, tangga menuju kesejatian pun kian terdaki. Kita ketahui kemudian jika seseorang menutup dirinya rapat-rapat, maka tidak akan ada kebijaksanaan yang berkembang. Disaat seseorang menutup diri itulah kesadaran batinmya kian terlelap, terjebak kedalam ilusi kebodohan. Hal ini terjadi karena tangga menuju kesejatian hanyalah fatamorgana. Sedangkan manakala seseorang menolak dan mencampakkan kebenaran yang sampai kepada dirinya, bahkan kemudian menganggap bahwa kebenaran hanya berada dalam keyakinan yang dipegangnya serta hanya bisa datang dari satu saluran saja, maka orang semacam itu dinyatakan sudah tertutuplah hatinya.
Kisah Gatholoco ini sudah muncul sejak abad ke 19. Ini adalah cerita legendaris yang bersumber dari sebuah kitab yang disirikan siapa sebenarnya pengarang Kisah Gatholoco. Meski namanya dipandang saru, tidak lazim, dan dipandang tabu, namun isi dan kedalaman yag diajarkan dalam kisah ini sungguh merupakan pengetehuan spriritual tingkat tinggi. Kemungkinan besar Kitab Gatholoco ini juga karya sastrawan Jawa Baru yaitu Raden Ngabehi Ranggawarsita (15 Maret 1802-24 Desember 1873) sebagai pujangga besar Sastra Jawa Baru. Persoalannya dikarenakan penyajian filsafat Lingga-Yoni dalam buku ini dipadukan secara apik dengan pemikiran sufistik yang menarik.

Semua wejangan Gatholoco berintikan kesadaran untuk memahami intisari dari yang tertulis, yaitu yang tersirat dari yang tersurat. Hal ini karena sebutir mutiara tidak mungkin terlihat tanpa membuka secangkang kerang, wejangan dalam kitab ini harus dijaga secara benar. Tidak gampang dan ceroboh dalam mengucapkannya. Disarankan harus memakai kira-kira dan tahu tempat yang sesuai jika hendak memperbincangannya. Tidak boleh asal bicara mesti harus memagarinya dengan sikap hati-hati dan sepenuh hormat.
Buku Gatholoco ini menyuguhkan panduan fisafat Lingga-Yoni, sebuah ajaran kuno yang nyaris sirna dari muka bumi pertiwi. Dengan cermat Damar Shasangka sang penulis muda yang juga ahli membaca kitab berbahasa Jawa Kawi dan tembang Jawa. Selaku penulis Ia pun dengan piawai mengulasnya dengan menggunakan bahasa yang biasa dipakai dalam tradisi spiritual; baik itu Tasawuf Islam, Siwa Buddha dan kejawen. Kita ketahui bersama Lingga Yoni adalah filsafat yang bersumber dari ajaran Siwa dan mencapai realisasinya dalam ajaran Shakta atau Tantrayana. Yang merupakan konsep Persenggamaan illahi menjadi esensi filsafat tersebut. Penyatuan Lingga yang dikaitkan dengan maskulinitas Illahi dan Yoni yang dikaitkan dengan aspek Femininitas Illahi, menjadi bahasan pokok dan juga menjadi dambaan para penganut Siwa maupun Tentrayana. Oleh pemujanya Lingga diidentikkan dengan sosok Siwa, sedang Yoni diidentikan Durga. Bentuk-bentuk latihan yang berkisar pada pembangkitan Kundalini dan pembahasan cakra-cakra adalah bagian yang tak terpisahkan dalam ujarannya.


Bagi siapapun yang telah akrab dengan wacana filsafat Lingga Yoni niscaya bias mencium seluruh ajaran tersebut lewat wejangan Gatholoco dan Retna Dewi Lupitwati bersama empat muridnya yang memiliki nama dan karakter spesifik; sebut saja Mlenuk Gembuk, Dudul Mendut, Rara Bawuk dan Dewi Bleweh. Dari sini dugaan serat Gatholoco ditulis oleh Raden Ngabehi Ranggawarsita menjadi semakin kuat. Bukankah pujangga besar Jawa ini selain dikenal sebagai pionir Sastra Jawa Baru, juga sangat mumpuni dengan Sastra Jawa Kuno. �Mardawa Lagu Jawa� adalah suatu bukti bahwa beliau sangat paham bahasa sansekerta dan Kawi.
Sebagai pelengkap dalam buku ini sang penulis juga menyajikan intisari dari ajaran Aji Asaragama yang diambil dari beberapa kitab kuno; seperti Aji Asmaragama pada Serat Kawruh Sanggama, Serat Nitimani, Serat Panitisastra, Serat Widyakirana, Serat Jitabsara dan dari berbagai primbon jawa. Adapun aji Asmaragama adalah pengetahuan olah asmara yang membahas cara-cara untuk mencapai kepuasan jasani dan ruhani dalam bersenggama. Bahkan buku ini pun menyajikan beberapa ajian bagaimana cara memikat hati kaum wanita dan tehnik memberikan kenikmatan kepadanya tanpa melakukan sentuhan fisik. Begitu juga sarana ramuan untuk meningkatkan kualitas hubungan badan, serta metode spiritual guna memperoleh keturunan sesuai dengan yang diharapkan.


Buku setebal 400 halaman ini berisi dua bagian yaitu di bagian satu; Gatholoco dan wejangannya 21 bab mengurai keberadaan ajaran dari serat Gatholoco, dan bagian dua; Aji Asmaragama terdapat 8 bab yang mengungkap kekayaan Aji Asmaragama dari berbagai kitab, serat dan primbon Jawa.
Melalui buku ini Gatholoco berpesan bahwa ilmu sejati tidak boleh sembarangan diuraikan pada ahli Sarak (Syariat), Karena bagi mereka yang masih belum mampu memahami intisari ajaran yang tertulis, atau kepada mereka yang masih dalam tahap awal, memasuki perjalanan spiritualnya. Karena jika diumbar bisa-bisa yang menguraikan akan dituduh kafir. Hal ini juga dikarenakan semua wejangan yang terdapat dalam buku ini tidak lagi membahas hal ihwal ilmu Syariat, melainkan membahas Ilmu Sejati, atau Sejatine Ilmu.
Gatholoco dikisahkan pula telah memberi pesan pada murid-miridnya agar senantiasa menata diri dan menjaga hatinya. Tidak ada lagi wejangan yang perlu disampaikan kepada para muridnya selain yang tersurat dalam buku Gatholoco. Ia hanya berpesan agar wejangan-wejangannya dimasukkan ke dalam batin masing-masing. Sampai kelak dikemudian hari anak muridnya dan para pembaca serat ini dapat membuktikanya sendiri. ***
Penulis adalah penyair dan pengamat budaya.

Sumber : http://www.teropong-news.com/2013/04/resensi-buku-gatholoco-karya-damar.html

NoviRiawan
5th November 2013, 07:38 PM
http://4.bp.blogspot.com/-IzQ_yZjYieQ/Ujsp2dVrS1I/AAAAAAAAA0A/7O3_Mzz6I1c/s1600/RESENSI+Gatoloco+to+web.jpg

:loveindonesia

NoviRiawan
5th November 2013, 07:43 PM
https://fbcdn-sphotos-e-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash3/q71/s720x720/10038_666695870014038_85560940_n.jpg

Lahir di Malang pada tanggal 8 April 1980. Kelahirannya di keluarga Kejawen membuatnya sangat tertarik kepada mistisme dan spiritualitas semenjak kecil. Saat masih berumur belasan, ia telah mendapat sebuah visi bahwa suatu saat dirinya bakal menulis tentang sejarah Nusantara. Ia menulis novel berseri Sabda Palon, yang berkisah tentang kehancuran Majapahit dan berkuasanya Islam di bumi Nusantara, dan telah menjadi salah satu referensi utama tentang sejarah Nusantara. Ia juga menerjemahkan dan mengulas beberapa naskah Jawa kuno, di antaranya Darmagandhul dan Gatholoco.� Anak muda yang fasih berbicara dan menulis tentang spiritualitas Islam, Kejawen dan Siwa Budha ini bisa dihubungi secara personal di:
Email : [email protected]
Facebook Fan Page : DAMAR SHASHANGKA
Twitter : @DamarShashangka
Blog : damar-shashangka.blogspot.com

:loveindonesia

NoviRiawan
6th November 2013, 06:39 PM
WORO-WORO


Bagi sahabat di manapun yang berminat menjadi Reseller buku "Gatholoco-Rahasia Ilmu Sejati dan Asmaragama" bisa kontak untuk mengajukan permohonan menjadi Reseller kepada kami. Silakan kontak via SMS / WA : 081393725615. Atau via inbox : https://www.facebook.com/eko.waluyo.90281

Berapa modal yang dibutuhkan untuk menjadi seorang Reseller buku Gatholoco ini? GRATIS ! Syarat, ketentuan serta benefit bagi Reseller akan di sampaikan setelah aplikasi permohonan masuk.


Terima Kasih _/|\_ :loveindonesia

NoviRiawan
11th November 2013, 04:38 AM
Buku Gatholoco ini untuk 21 tahun ke atas:
Sebagai suplemen, sengaja di sisipkan pengetahuan olah asmara Jawa Kuno, yang di ambil dari S�rat Kawruh Sanggama karya Raden Bratakesawa, S�rat Nitimani, S�rat Panitisastra, S�rat Widyakirana, S�rat Jitabsara, dan S�rat Primbon. Suplemen ini terdiri dari delapan bab yang membahas secara rinci asal-usul Aji Asmaragama; peranti sanggama lelaki dan wanita; ciri-ciri wanita yang pandai bersanggama dan titik rangsang wanita; tata cara bersanggama sesuai Aji Asmaragama yang berguna untuk meraih kepuasan badan, suksma, dan atma; beberapa aji yang berguna untuk memikat dan memberikan kepuasan kepada wanita; beberapa sarana dan ramuan untuk memperkuat olah sanggama; dan ciri-ciri benih calon anak yang hendak menitis sebagai hasil olah sanggama.

Artikel lengkapnya bisa diintip di sini :
http://buku-eko.blogspot.com/2013/10/19-teaser-buku-gatholoco-damar-shasangka.html

:loveindonesia