CERET
19th July 2010, 10:27 AM
http://u.ceriwis.us/img/40822lkss.jpg
Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) akan melakukan studi terhadap penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS). Selain dinilai tidak efektif lagi dalam memberikan latihan pembelajaran tertulis, LKS juga dianggap menambah beban biaya sekolah.
Direktur Pembinaan TK dan SD Kemendiknas Mudjito menilai saat ini LKS tidak lagi mampu mendorong kreatifitas anak dalam belajar. Menurut Mudjito, soal-soal yang ada dalam LKS merupakan pertanyaan yang dipola terstruktur. �Padahal dalam proses evaluasi, kita harus lebih mengungkap kreatifitas anak,� tuturnya.
Mudjito mengatakan, LKS juga dianggap membebani biaya pendidikan.
Tidak sedikit sekolah, kata dia, yang mewajibkan peserta didiknya untuk membeli LKS dengan harga relatif tinggi. �Katanya ada sekolah yang wajib membeli,� terangnya.
Kasus lain, menurut Mudjito, ada bentuk laporan yang menyatakan peserta didik diancam tidak diikutsertakan ujian semester bila tak melunasi pembayaran LKS. �Loh padahal LKS itu tidak wajib dibeli. Kan tidak apa-apa kalau tidak pesan. Kalau ada yang bilang wajib, jelas itu pelanggaran,� ucap Mudjito.
Sejauh ini, pihaknya memang baru mendengar keluhan masyarakat yang ditampung dalam Pusat Informasi dan Humas Kemendiknas. Hanya saja, Kemendiknas belum bisa melakukan intervensi dengan mengeluarkan imbauan atau larangan penjualan LKS. �Perlu studi dulu. Tidak bisa kami keluarkan edaran tanpa ada studi dulu,� katanya.
�Jika ada sekolah yang mewajibkan pakai LKS, jangan-jangan malah gurunya yang memang malas,� sambung Mudjito.
sumber (http://radarbanten.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=57091)
Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) akan melakukan studi terhadap penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS). Selain dinilai tidak efektif lagi dalam memberikan latihan pembelajaran tertulis, LKS juga dianggap menambah beban biaya sekolah.
Direktur Pembinaan TK dan SD Kemendiknas Mudjito menilai saat ini LKS tidak lagi mampu mendorong kreatifitas anak dalam belajar. Menurut Mudjito, soal-soal yang ada dalam LKS merupakan pertanyaan yang dipola terstruktur. �Padahal dalam proses evaluasi, kita harus lebih mengungkap kreatifitas anak,� tuturnya.
Mudjito mengatakan, LKS juga dianggap membebani biaya pendidikan.
Tidak sedikit sekolah, kata dia, yang mewajibkan peserta didiknya untuk membeli LKS dengan harga relatif tinggi. �Katanya ada sekolah yang wajib membeli,� terangnya.
Kasus lain, menurut Mudjito, ada bentuk laporan yang menyatakan peserta didik diancam tidak diikutsertakan ujian semester bila tak melunasi pembayaran LKS. �Loh padahal LKS itu tidak wajib dibeli. Kan tidak apa-apa kalau tidak pesan. Kalau ada yang bilang wajib, jelas itu pelanggaran,� ucap Mudjito.
Sejauh ini, pihaknya memang baru mendengar keluhan masyarakat yang ditampung dalam Pusat Informasi dan Humas Kemendiknas. Hanya saja, Kemendiknas belum bisa melakukan intervensi dengan mengeluarkan imbauan atau larangan penjualan LKS. �Perlu studi dulu. Tidak bisa kami keluarkan edaran tanpa ada studi dulu,� katanya.
�Jika ada sekolah yang mewajibkan pakai LKS, jangan-jangan malah gurunya yang memang malas,� sambung Mudjito.
sumber (http://radarbanten.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=57091)