rickysigala
13th May 2011, 09:28 AM
http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/Tubuh-terbakar-api.jpgHusin bin Mensi (10), seorang nelayan cilik harus berjuang menahan rasa sakit di atas bagang di lepas pantai Pagatan, Tanahbumbu, akibat tubuhnya terbakar api.
Selama 8 jam, bocah pekerja bagang warga Desa Wattone Kampung Baru itu, Rabu (11/5/2011), menahan sakit hingga akhirnya kapal yang menjemput datang ke bagang dan membawanya ke Puskesmas di Pagatan.
Musibah kebakaran yang menimpa Husin, terjadi Selasa (10/5/2011) sekitar pukul 23.00 Wita. Kejadian berawal saat yang ikut membagang bersama pamannya Dimang, hendak mengisi bahan bakar ke dalam genset di bagang. Diduga saat itu mesin genset dalam keadaan hidup. Belum lagi selesai menuangkan bensin ke dalam tangki genset, tiba-tiba genset meletup mengeluarkan api.
Bakah bakar di dalam tangki genset seketika menyembur ke tubuh Husin diiringi api, sehingga bocah itu panik karena api tiba-tiba membakar seluruh tubuhnya. Dari bagian muka hingga telapak kaki bocah itu tak luput dari jilatan api.
Dia secara otomatis berusaha memadamkan api dengan tangannya, dibantu sang paman yang menyiram tubuh Husin menggunakan air. Hanya beberapa menit api di tubuh bocah itu berhasil dipadamkan, namun dia menderita luka bakar di sekujur tubuh.
Lokasi bagang yang jauh dari daratan, menyebabkan upaya pertolongan dan pengobatan tidak bisa cepat dilakukan, mengingat dari daratan ke bagang memerluka perjalan sekitar empat sampai lima jam.
Tidak adanya persedian obat di bagang untuk menutupi luka bakar itu, menambah beban derita Husin. Sang Paman hanya bisa membantu mengipasi tubuh keponakannya agar rasa perih akibat panas berkurang.
Keesokan paginya, kapal penjemput korban tiba di bagang. Husin langsung dibawa ke Puskesmas di Pagatan untuk menjalani pengobatan. Namun, karena lukanya cukup parah Husin akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Amanah Husada Sepunggur untuk diberikan perawatan lebih intensif.
Kepala Desa Mattone Kampung Baru, Andi S Jaya, menyayangkan atas peristiwa yang menimpa warganya yang masih berusia sekolah tersebut. Menurut dia, di usia semuda itu, Husin seharusnya bersekolah bukannya malah membagang untuk mencari ikan.
"Ini harus jadi perhatian bagi para orangtua lainnya, jangan mempekerjakan anak yang masih usia sekolah apalagi pekerjaan yang memiliki risiko tinggi seperti melaut," katanya.
Selama 8 jam, bocah pekerja bagang warga Desa Wattone Kampung Baru itu, Rabu (11/5/2011), menahan sakit hingga akhirnya kapal yang menjemput datang ke bagang dan membawanya ke Puskesmas di Pagatan.
Musibah kebakaran yang menimpa Husin, terjadi Selasa (10/5/2011) sekitar pukul 23.00 Wita. Kejadian berawal saat yang ikut membagang bersama pamannya Dimang, hendak mengisi bahan bakar ke dalam genset di bagang. Diduga saat itu mesin genset dalam keadaan hidup. Belum lagi selesai menuangkan bensin ke dalam tangki genset, tiba-tiba genset meletup mengeluarkan api.
Bakah bakar di dalam tangki genset seketika menyembur ke tubuh Husin diiringi api, sehingga bocah itu panik karena api tiba-tiba membakar seluruh tubuhnya. Dari bagian muka hingga telapak kaki bocah itu tak luput dari jilatan api.
Dia secara otomatis berusaha memadamkan api dengan tangannya, dibantu sang paman yang menyiram tubuh Husin menggunakan air. Hanya beberapa menit api di tubuh bocah itu berhasil dipadamkan, namun dia menderita luka bakar di sekujur tubuh.
Lokasi bagang yang jauh dari daratan, menyebabkan upaya pertolongan dan pengobatan tidak bisa cepat dilakukan, mengingat dari daratan ke bagang memerluka perjalan sekitar empat sampai lima jam.
Tidak adanya persedian obat di bagang untuk menutupi luka bakar itu, menambah beban derita Husin. Sang Paman hanya bisa membantu mengipasi tubuh keponakannya agar rasa perih akibat panas berkurang.
Keesokan paginya, kapal penjemput korban tiba di bagang. Husin langsung dibawa ke Puskesmas di Pagatan untuk menjalani pengobatan. Namun, karena lukanya cukup parah Husin akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Amanah Husada Sepunggur untuk diberikan perawatan lebih intensif.
Kepala Desa Mattone Kampung Baru, Andi S Jaya, menyayangkan atas peristiwa yang menimpa warganya yang masih berusia sekolah tersebut. Menurut dia, di usia semuda itu, Husin seharusnya bersekolah bukannya malah membagang untuk mencari ikan.
"Ini harus jadi perhatian bagi para orangtua lainnya, jangan mempekerjakan anak yang masih usia sekolah apalagi pekerjaan yang memiliki risiko tinggi seperti melaut," katanya.