blueparadise
12th July 2010, 12:21 PM
Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama Nasaruddin Umar menyatakan produk halal Indonesia akan menjadi trendsetter dunia.
"Produk halal negara kita akan menjadi trendsetter dan percontohan dunia internasional karena itu pengembangannya harus terus ditingkatkan," kata Nasarudin Umar kepada wartawan dalam acara technical meeting Islamic Festival & Halal Expo 2010 di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (24/6).
Sayangnya, kata Nasarudin, kesadaran labelisasi halal di Indonesia masih rendah. Kondisi ini justru berbeda dengan negara-negara lain.
Ia mencontohkan, tiga negara bagian di Amerika Serikat, Los Angeles, Illinois, dan New Jersey, justru memperhatikan produksi permen karet. Dari hasil penelitian di AS, menurutnya hampir semua jenis permen karet mengandung unsur haram.
Singapura juga memperhatikan labelisasi halal. Ketika memasuki mal-mal dan pusat perbelanjaan, sudah terdapat brosur panduan produk halal. "Kalau di negara kita, masih banyak restoran yang tidak ada label halalnya," kata Nasaruddin.
Ketua Penyelenggara Islamic Festival & Halal Expo 2010 M Sukur Sakka mengatakan sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Australia, Iran, Malaysia, dan beberapa negara Timur Tengah telah diundang dalam festival ini. "Malaysia dan Iran sudah memastikan ikut serta," cetusnya.
Dia berharap, dengan acara ini masyarakat semakin sadar akan produk halal. Untuk para produsen, agar tidak ada niat untuk membohongi masyarakat. "Jangan sampai ada produk yang mengandung zat-zat yang tidak halal dan tidak disampaikan kepada masyarakat," pinta Sukur.
sumber : masgagah.com
"Produk halal negara kita akan menjadi trendsetter dan percontohan dunia internasional karena itu pengembangannya harus terus ditingkatkan," kata Nasarudin Umar kepada wartawan dalam acara technical meeting Islamic Festival & Halal Expo 2010 di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (24/6).
Sayangnya, kata Nasarudin, kesadaran labelisasi halal di Indonesia masih rendah. Kondisi ini justru berbeda dengan negara-negara lain.
Ia mencontohkan, tiga negara bagian di Amerika Serikat, Los Angeles, Illinois, dan New Jersey, justru memperhatikan produksi permen karet. Dari hasil penelitian di AS, menurutnya hampir semua jenis permen karet mengandung unsur haram.
Singapura juga memperhatikan labelisasi halal. Ketika memasuki mal-mal dan pusat perbelanjaan, sudah terdapat brosur panduan produk halal. "Kalau di negara kita, masih banyak restoran yang tidak ada label halalnya," kata Nasaruddin.
Ketua Penyelenggara Islamic Festival & Halal Expo 2010 M Sukur Sakka mengatakan sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Australia, Iran, Malaysia, dan beberapa negara Timur Tengah telah diundang dalam festival ini. "Malaysia dan Iran sudah memastikan ikut serta," cetusnya.
Dia berharap, dengan acara ini masyarakat semakin sadar akan produk halal. Untuk para produsen, agar tidak ada niat untuk membohongi masyarakat. "Jangan sampai ada produk yang mengandung zat-zat yang tidak halal dan tidak disampaikan kepada masyarakat," pinta Sukur.
sumber : masgagah.com