aline
5th April 2013, 02:50 PM
Saat ini total merek AMDK yang tercatat di Badan POM Departemen Kesehatan RI jumlahnya sudah melampaui 600 merek, sebuah angka yang dapat dikategorikan luar biasa sebagai satu rekor dunia. Sebagai akibatnya, tidaklah heran dimana seringkali konsumen di bingungkan dengan pilihan sedemikian banyak jumlahnya.
Belum lagi, masing-masing merek seolah lebih mengerti daripada merek lain dan berusaha menyampaikan segala keunggulan produknya, yang terkadang malah dengan jalan tidak terpuji.
Fenomena yang berkembang tersebut sebenarnya tidak lain karena dipicu oleh belum sinkron-nya peraturan yang ditetapkan dimana tanpa memiliki fasilitas legalitas dan industri yang jelas dimilikinya, seseorang dapat memperoleh persetujuan hak pribadi atas merek sebuah produk AMDK.
Namun, jikalau kita telaah kembali - sebenarnya jenis produk AMDK di Indonesia hanya terdiri dari maksimal 10 jenis dilihat dari tingkatan jenis teknologi yang dipergunakan dalam sistem produksinya. Apa sajakah dan bagaimanakah sejarah perkembangan industri AMDK di Indonesia tersebut ? Marilah kita mengilas-balik-nya satu persatu :
1973: Air Minum Dalam Kemasan pertama kali dipopulerkan oleh merek yang saat ini seakan sudah menjadi sebuah nama generik yang identik dengan air konsumsi. Pada saat itu sumber air bahan baku yang dipergunakan berasal dari air tanah yang letaknya sangat jauh di dalam tanah dan berada di antara dua lapisan tanah. Dikarenakan perolehan sumber air bahan baku yang dipergunakan adalah berasal dari sumur bor (arthesis) maka pada saat itu produk air minum tersebut dikenal dengan sebutan air Arthesis �A�. Pada kurun waktu inilah, sejarah AMDK di Indonesia dimulai dengan tehnologi awal sistem mineralisasi.
1980: baru kemudian sekitar tahun tersebut, sumber air bahan baku yang dipergunakan digantikan dengan air bahan baku yang diambil dari mata-air pegunungan yang pada saat itu kualitasnya masih tinggi karena masih belum dilalui oleh banyak pembuangan limbah industri di hulu sumber. Walaupun proses teknologi produksi yang dipergunakan masih sama, namun dikarenakan sang produsen ingin mengubah imagenya (bahwa tidak merusak tanah) maka produk jadi air minum tersebut dirubah dengan sebutan jenis air Mineral. Pada prinsipnya, jenis air Mineral ini mengandung kadar mineral yang tinggi termasuk belum dikenalnya perbedaan antara jenis kandungan mineral organik dan mineral non-organik dalam air serta dampaknya terhadap kesehatan tubuh.
1997: Air Distilasi adalah hasil dari teknologi permurnian air dengan cara menguapkan air bahan baku dengan pemanasan pada temperatur suhu 212 derajat Celsius dan kemudian di-dinginkan kembali ke temperatur normal 24-26 derajat Celcius untuk akhirnya difiltrasi menjadi produk jadi air minum konsumsi. Air distilasi pada masa lalu banyak diaplikasikan pada lingkup industri farmasi, dikarenakan sifat kandungan air �hasil�-nya yang hanya mengandung H2O saja tanpa memiliki unsur komponen mineral sama sekali (baik organik maupun non-organik). Oleh karena sesungguhnya tubuh manusia masih membutuhkan mineral organic yang terdapat di dalam air, dapat dikatakan bahwa air jenis distilasi kurang tepat untuk dijadikan sebagai kebutuhan konsumsi dasar minum sehari-hari.
lanjutannya dibawah yah..
Sumber: http://www.air-hdo.com/web/news_detail.php?id=4&year=2010
be friends of Facebook: HDO Balanced Water
be followers of: @airhdo (http://twitter.com/airhdo)
Belum lagi, masing-masing merek seolah lebih mengerti daripada merek lain dan berusaha menyampaikan segala keunggulan produknya, yang terkadang malah dengan jalan tidak terpuji.
Fenomena yang berkembang tersebut sebenarnya tidak lain karena dipicu oleh belum sinkron-nya peraturan yang ditetapkan dimana tanpa memiliki fasilitas legalitas dan industri yang jelas dimilikinya, seseorang dapat memperoleh persetujuan hak pribadi atas merek sebuah produk AMDK.
Namun, jikalau kita telaah kembali - sebenarnya jenis produk AMDK di Indonesia hanya terdiri dari maksimal 10 jenis dilihat dari tingkatan jenis teknologi yang dipergunakan dalam sistem produksinya. Apa sajakah dan bagaimanakah sejarah perkembangan industri AMDK di Indonesia tersebut ? Marilah kita mengilas-balik-nya satu persatu :
1973: Air Minum Dalam Kemasan pertama kali dipopulerkan oleh merek yang saat ini seakan sudah menjadi sebuah nama generik yang identik dengan air konsumsi. Pada saat itu sumber air bahan baku yang dipergunakan berasal dari air tanah yang letaknya sangat jauh di dalam tanah dan berada di antara dua lapisan tanah. Dikarenakan perolehan sumber air bahan baku yang dipergunakan adalah berasal dari sumur bor (arthesis) maka pada saat itu produk air minum tersebut dikenal dengan sebutan air Arthesis �A�. Pada kurun waktu inilah, sejarah AMDK di Indonesia dimulai dengan tehnologi awal sistem mineralisasi.
1980: baru kemudian sekitar tahun tersebut, sumber air bahan baku yang dipergunakan digantikan dengan air bahan baku yang diambil dari mata-air pegunungan yang pada saat itu kualitasnya masih tinggi karena masih belum dilalui oleh banyak pembuangan limbah industri di hulu sumber. Walaupun proses teknologi produksi yang dipergunakan masih sama, namun dikarenakan sang produsen ingin mengubah imagenya (bahwa tidak merusak tanah) maka produk jadi air minum tersebut dirubah dengan sebutan jenis air Mineral. Pada prinsipnya, jenis air Mineral ini mengandung kadar mineral yang tinggi termasuk belum dikenalnya perbedaan antara jenis kandungan mineral organik dan mineral non-organik dalam air serta dampaknya terhadap kesehatan tubuh.
1997: Air Distilasi adalah hasil dari teknologi permurnian air dengan cara menguapkan air bahan baku dengan pemanasan pada temperatur suhu 212 derajat Celsius dan kemudian di-dinginkan kembali ke temperatur normal 24-26 derajat Celcius untuk akhirnya difiltrasi menjadi produk jadi air minum konsumsi. Air distilasi pada masa lalu banyak diaplikasikan pada lingkup industri farmasi, dikarenakan sifat kandungan air �hasil�-nya yang hanya mengandung H2O saja tanpa memiliki unsur komponen mineral sama sekali (baik organik maupun non-organik). Oleh karena sesungguhnya tubuh manusia masih membutuhkan mineral organic yang terdapat di dalam air, dapat dikatakan bahwa air jenis distilasi kurang tepat untuk dijadikan sebagai kebutuhan konsumsi dasar minum sehari-hari.
lanjutannya dibawah yah..
Sumber: http://www.air-hdo.com/web/news_detail.php?id=4&year=2010
be friends of Facebook: HDO Balanced Water
be followers of: @airhdo (http://twitter.com/airhdo)