atheis
5th May 2011, 09:26 AM
http://image.tempointeraktif.com/?id=73803&width=274 (http://image.tempointeraktif.com/?id=73803&width=490)
Mahmoud Abbas (kanan) dan Ismail Haniyeh. AP/Khalil Hamra
TEMPO Interaktif, JERUSALEM - Seorang ajudan Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan mediator internasional harusnya mencabut tuntutan mereka agar penguasa Jalur Gaza, Hamas, mengakui Israel. Pernyataan itu disampaikan hanya sejam sebelum pemerintahnya yang didukung Barat, menandatangani kesepakatan rekonsiliasi dengan Hamas hari ini, Rabu 4 Mei 2011.
Kesepakatan itu ditandatangani di Kairo, Mesir, dan diharapkan bisa mengakhiri sengketa di antara dua pihak bertikai di Palestina. Persetujuan itu juga diharapkan menjadi jalan keluar untuk pembentukan pemerintah gabungan menyusul pemilihan umum tahun depan.
Namun, seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, Israel mempertimbangkan Hamas sebagai organisasi teroris dan menolak bernegosiasi dengan pemerintahan mendatang Palestina, yang juga didukung kelompok Suriah dan Iran. Padahal negosiasi antara negara Palestina dan Israel sendiri sangat penting untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah.
"Tuntutan itu tidak adil dan tidak bisa dipahami," kata ajudan Abbas, Nabil Shaath, kepada Radio Israel.
AP | SUNARIAH
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/timteng/2011/05/04/brk,20110504-332116,id.html)
Mahmoud Abbas (kanan) dan Ismail Haniyeh. AP/Khalil Hamra
TEMPO Interaktif, JERUSALEM - Seorang ajudan Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan mediator internasional harusnya mencabut tuntutan mereka agar penguasa Jalur Gaza, Hamas, mengakui Israel. Pernyataan itu disampaikan hanya sejam sebelum pemerintahnya yang didukung Barat, menandatangani kesepakatan rekonsiliasi dengan Hamas hari ini, Rabu 4 Mei 2011.
Kesepakatan itu ditandatangani di Kairo, Mesir, dan diharapkan bisa mengakhiri sengketa di antara dua pihak bertikai di Palestina. Persetujuan itu juga diharapkan menjadi jalan keluar untuk pembentukan pemerintah gabungan menyusul pemilihan umum tahun depan.
Namun, seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, Israel mempertimbangkan Hamas sebagai organisasi teroris dan menolak bernegosiasi dengan pemerintahan mendatang Palestina, yang juga didukung kelompok Suriah dan Iran. Padahal negosiasi antara negara Palestina dan Israel sendiri sangat penting untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah.
"Tuntutan itu tidak adil dan tidak bisa dipahami," kata ajudan Abbas, Nabil Shaath, kepada Radio Israel.
AP | SUNARIAH
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/timteng/2011/05/04/brk,20110504-332116,id.html)