Air Mata Seorang Wanita (cerbung)

[XiaoYanZi]

Jay, 26 tahun.. Ia pria muda, tampan, lajang, dan kaya. Semua ia miliki, dan mudah didapatkan. Saking nyaman hidupnya, ia menjadi manja dan malas bekerja. Kerjanya hanya having fun, jalan-jalan, dan mabuk. Bahkan main perempuan!

Hingga suatu malam, Chandra, ayahnya Jay jatuh sakit. Ia meminta Jay untuk menikah dengan wanita yang ia pilihkan. Tentu saja Jay menolak. Hanya saja, Chandra mengancam, tak akan memberi Jay warisan apapun, jika menolak..

Mengapa Chandra memilih Rynai?

Gadis cantik berusia 22 tahun itu adalah gadis baik, sopan, dan soleha. Sehari-harinya, ia mengenakan busana yang sopan. Meski tidak berkerudung, ia tidak pernah mengumbar tubuhnya. Rynai bekerja sebagai guru taman kanak-kanak. Chandra berharap, pribadi santun Rynai dapat membimbing Jay untuk menjadi pria yang lebih baik.

Hanya saja.. hati Rynai sudah ada yang memiliki. Yakni Reno, pria soleh yang telah menjadi kekasihnya selama hampir tiga tahun.

Chandra tak kehilangan akal. Ia memanggil Tomo ke rumahnya.
Chandra: "Tomo, ini adalah total jumlah hutang kamu pada saya."
Chandra menunjukkan sebuah buku berisi deretan rinci hutang Tomo pada Chandra. Sudah mencapai angka 18 juta rupiah belum bunganya. Waktu itu, Tomo terpaksa meminjam uang pada Chandra, untuk biaya pengobatan ibunya Rynai, yang tengah sakit kanker. Naas, ibu Rynai tetap meninggal dunia, dan hutang belum lunas.
Chandra: "Saya akan menghapus semua hutang kamu beserta bunganya.."
Tomo terkejut.
Tomo: "Beneran, Pak?"
Chandra: "Tapi dengan satu syarat.."
Tomo: "Syarat apa?"
Chandra: "Nikahkan Rynai dengan Jay..!"
Bagai dipecut seribu cambuk.. Apa yang harus Tomo lakukan?
Chandra: "Kalau kamu menolak, bunga hutang kamu akan saya naikkan dua kali lipat! Kalau kamu tidak melunasinya dalam tiga hari, rumah kamu akan saya sita!"
Tomo makin kalut..
Tomo: "Saya akan coba bicara dengan Rynai dulu, Pak.."

[XiaoYanZi]

Rynai menolak!
Rynai: "Bapak..Rynai hanya akan menikah sama Mas Reno.!"
Tomo: "Lalu, solusi apa yang terbaik sekarang, Nai?"
Rynai menangis di pangkuan Bapaknya.
Rynai: "Pak, ampuni Rynai, telah menghardik Bapak.. Baiklah, Pak.. Rynai bersedia.. Tapi, tunggu mas Reno berangkat ke Mesir.."

Di hadapan Reno, Rynai menyembunyikan prahara batinnya. Siang itu, ia harus melepas Reno di bandara, karena Reno menerima beasiswa untuk kuliah di Al-Azhar selama 2 tahun.
Reno: "Tunggu aku ya, Nai.. Hanya dua tahun.."
Rynai menangis. Ia ingin sekali memeluk Reno, tapi kan belum muhrim.
Reno: "Aku mencintai kamu, Nai.."
Rynai: "Aku juga mencintai kamu, Mas.."

Sepekan kemudian..
Jay dan Rynai menikah..
Jay: "Saya terima nikahnya Rynai Bilqist binti Pratomo dengan mas kawin tersebut, tunai!"

Malam pertama..
Kamar pengantin telah didekorasi sedemikian rupa indahnya. Rynai duduk di tepi ranjang. Ia takut. Ia kalut. Mulai malam ini hidupnya berubah. Sesuai tuntunan dalam kitab suci yang ia yakini, sepenuhnya ia akan melayani suaminya.
Jay masuk ke kamar. Ia juga duduk di tempat tidur. Tak menatap Rynai, tak menyapanya, apalagi menyentuh. Jay langsung memindahkan bantal dan gulingnya ke sofa.
Rynai tau, Jay pasti berbuat begini. Namun, meski ini pernikahan terpaksa, Rynai tau, ini pernikahan yang sah di mata Allah.
Ia menanyakan sikap Jay.
Rynai: "Kenapa tidur di sofa?"
Jay: "Jangan berlagak bego kamu! Kita kan gak saling cinta! Jadi untuk apa tidur seranjang? Aku gak mau punya anak dari kamu! Aku gak mau jadi ayah!"
Sakit mendengarnya. Tapi Rynai tidak mau ditindas.
Rynai: "Siapa juga yang mau punya anak dari kamu? Siapa sih orang yang bisa langsung ikhlas dengan pernikahan kayak gini? Aku bukan orangnya!"
Jay: "Banyak ngomong kamu! Aku mau tidur! Jangan ganggu aku!"
Jay tetap tidur di sofa.
Rynai: "Oke! Selamat menikmati tidur di sofa..!"
Jay mikir. Nih perempuan katanya sopan santun. Tapi kenapa bisa marah kayak gitu? Jay kira Rynai adalah wanita yang bodoh, lemah, dan mudah ditindas. Ia salah!
http://www.ceriwis.com/images/mobile.png

[XiaoYanZi]

Paginya saat sarapan..

Chandra sudah duduk di ruang makan. Ia membaca koran sambil menikmati kopi. Rynai yang buat kopinya.
Rynai: "Bapak, bagaimana rasa kopinya? Karena Nai belum tau selera Bapak."
Chandra: "Kopinya enak, kok.."
Lalu Jay datang. Ia menyaut apa yang Rynai tanyakan pada Chandra.
Jay: "Pasti kopi yang sama seperti kamu buat kopi untuk Bapak kamu, kan? Papa kok mau aja sih.. menikmati seleranya bawahan!"
Chandra: "Jaga kata-kata kamu. Jay!"
Sudah pasti Chandra akan membela Rynai.. Jay tau ini.

Lalu, Chandra memerintahkan pada Jay dan Rynai untuk tinggal di rumah mereka sendiri. Ia sudah menyiapkan sebuah rumah sederhana untuk anak dan menantunya. Supaya mereka bisa belajar mandiri. Jay setuju. Dalam hati, ia merasa bisa bebas ngapain aja!
http://www.ceriwis.com/images/mobile.png