atheis
1st May 2011, 11:20 AM
TEMPO Interaktif, Jakarta - Sony mengatakan bahwa data kartu kredit milik 77 juta pengguna Sony PlayStation Network yang diserang peretas komputer takkan mungkin ditembus karena telah dienkripsi. Tapi kabarnya, sudah banyak pengguna yang melaporkan penggunaan kartu kreditnya secara tak sah. Penggunaan itu mulai dari pembelian tiket pesawat terbang di Jerman sampai pembelian barang di toko grosir di Jepang.
Di Australia, seorang pengguna melaporkan penggunaan kartu kredit sebesar US$ 2.000 yang tak diketahuinya. Di Jerman, seorang pengguna lainnya melaporkan penggunaan sebesar US$ 1.500 di toko grosir yang tak dilakukannya.
Pada Kamis, 28 April 2011 lalu, sebuah perusahaan keamanan melaporkan adanya tawaran penjualan databaseyang berisi 2,2 juta detail kartu kredit di pasar gelap. Detail kartu itu, menurut para penjualnya, adalah hasil pembobolan PlayStation Network. Meskipun tawaran detil kartu kredit adalah hal yang lumrah kita dengarkan di pasar ekonomi bawah tanah, pernyataan bahwa detail itu berasal dari pengguna PlayStation belum bisa dibuktikan kebenarannya.
Kevin Stevens, peneliti senior di Trend Micro, mengatakan telah mendapati pembicaraan soal data kartu itu di beberapa forum peretas di internet. Ada peretas yang menawarkan US$ 100.000 untuk database yang dimilikinya. Malah, salah seorang anggota forum mengungkapkan kepadanya bahwa dirinya telah berusaha menjual kembali database itu kepada Sony, namun tak ditanggapi.
Masalah ini akan menjadi pertanyaan yang membombardir eksekutif Sony hari ini. Pasalnya, pada siang ini, Kazuo Hiari, orang nomor dua di Sony Corp, akan menggelar konferensi pers dengan wartawan di Tokyo perihal serangan peretas komputer di jaringan PlayStation Network. Pada pertemuan pukul 14.00 waktu setempat itu, Sony akan memaparkan semua temuan yang didapatkan dari investigasi mereka sejak jaringan itu lumpuh pekan lalu.
Serangan peretas itu termasuk skala yang terbesar di dunia. Sony memperingatkan bahwa peretas telah mencuri nama, alamat, dan kemungkinan detail kartu kredit milik 77 juta pengguna PlayStation Network yang telah menyumbang pendapatan tahunan bagi Sony sebesar US$ 500 juta.
Sony sendiri telah menjelaskan bahwa nomor kartu kredit pengguna PlayStation Network telah dilindungi dengan enkripsi sehingga tak bisa diakses peretas. Namun, penjahat dunia maya masih bisa mempergunakan informasi yang tak terenkripsi untuk meluncurkan scam alias penipuan melalui email.
DEDDY SINAGA | REUTERS | PC WORLD | NEWYORKTIMES | EXAMINER.COM
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/it/2011/05/01/brk,20110501-331253,id.html)
Di Australia, seorang pengguna melaporkan penggunaan kartu kredit sebesar US$ 2.000 yang tak diketahuinya. Di Jerman, seorang pengguna lainnya melaporkan penggunaan sebesar US$ 1.500 di toko grosir yang tak dilakukannya.
Pada Kamis, 28 April 2011 lalu, sebuah perusahaan keamanan melaporkan adanya tawaran penjualan databaseyang berisi 2,2 juta detail kartu kredit di pasar gelap. Detail kartu itu, menurut para penjualnya, adalah hasil pembobolan PlayStation Network. Meskipun tawaran detil kartu kredit adalah hal yang lumrah kita dengarkan di pasar ekonomi bawah tanah, pernyataan bahwa detail itu berasal dari pengguna PlayStation belum bisa dibuktikan kebenarannya.
Kevin Stevens, peneliti senior di Trend Micro, mengatakan telah mendapati pembicaraan soal data kartu itu di beberapa forum peretas di internet. Ada peretas yang menawarkan US$ 100.000 untuk database yang dimilikinya. Malah, salah seorang anggota forum mengungkapkan kepadanya bahwa dirinya telah berusaha menjual kembali database itu kepada Sony, namun tak ditanggapi.
Masalah ini akan menjadi pertanyaan yang membombardir eksekutif Sony hari ini. Pasalnya, pada siang ini, Kazuo Hiari, orang nomor dua di Sony Corp, akan menggelar konferensi pers dengan wartawan di Tokyo perihal serangan peretas komputer di jaringan PlayStation Network. Pada pertemuan pukul 14.00 waktu setempat itu, Sony akan memaparkan semua temuan yang didapatkan dari investigasi mereka sejak jaringan itu lumpuh pekan lalu.
Serangan peretas itu termasuk skala yang terbesar di dunia. Sony memperingatkan bahwa peretas telah mencuri nama, alamat, dan kemungkinan detail kartu kredit milik 77 juta pengguna PlayStation Network yang telah menyumbang pendapatan tahunan bagi Sony sebesar US$ 500 juta.
Sony sendiri telah menjelaskan bahwa nomor kartu kredit pengguna PlayStation Network telah dilindungi dengan enkripsi sehingga tak bisa diakses peretas. Namun, penjahat dunia maya masih bisa mempergunakan informasi yang tak terenkripsi untuk meluncurkan scam alias penipuan melalui email.
DEDDY SINAGA | REUTERS | PC WORLD | NEWYORKTIMES | EXAMINER.COM
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/it/2011/05/01/brk,20110501-331253,id.html)