Log in

View Full Version : Anggota DPR Perlu Meniru Parlemen Swiss


atheis
28th April 2011, 11:10 AM
http://image.tempointeraktif.com/?id=57201&width=274 (http://image.tempointeraktif.com/?id=57201&width=490)
Anggota dewan sebelum Rapat Paripurna dimulai, di Gedung MPR/DPR, Jakarta. TEMPO/Imam Sukamto




TEMPO Interaktif, Jakarta - Kendati berlabel negara makmur, anggota parlemen Swiss tak mendapat fasilitas berlimpah seperti halnya Dewan Perwakilan Rakyat di Indonesia. Menurut Duta Besar Indonesia di Swiss, Djoko Susilo, anggota parlemen Swiss bahkan tak memiliki tenaga ahli.

"Anggota parlemen di sini sangat sederhana dan contoh yang patut ditiru," tuturnya saat dihubungiTempo, semalam, Rabu 27 April 2011.

Menurut Djoko, per tahun setiap anggota parlemen Swiss hanya mendapatkan gaji 70 ribu Franc Swiss (CHF). "Kira-kira sekitar US$ 75 ribu," kata mantan Angggota Komisi Pertahanan dan Luar Negeri DPR ini. Jumlah ini hanya sedikit lebih besar dibanding pendapatan per kapita masyarakat Swiss, yakni sekitar CHF 65 ribu per tahun.
"Jadi, tidak terjadi kesenjangan yang sangat besar antara masyarakat dan wakilnya di parlemen," ujar Djoko.

Bandingkan dengan pendapatan anggota DPR RI, yang berdasarkan data Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran mencapai angka Rp 900-an juta per tahun. Sedangkan pendapatan per kapita Indonesia menurut Badan Pusat Statistik hanya sekitar Rp 27 juta per tahun.

Bukan hanya soal gaji, anggota parlemen Swiss ternyata tak mendapatkan tunjangan perumahan sebagaimana anggota DPR di Indonesia. "Fasilitas mobil juga tidak ada. Mereka sebagian besar menggunakan kereta, trem, bus, atau transportasi umum lainnya," kata Djoko lagi.

Tiap anggota parlemen Swiss juga tak memiliki tenaga ahli atau staf ahli. Menurut Djoko, mereka masing-masing hanya memiliki satu orang sekretaris. "Dan hanya ada anggaran untuk tukang bantu ketik laporan yang dibayar CHF 30 ribu per tahun." Jumlah ini pun berada di bawah upah minimum regional Swiss sebesar CHF 42 ribu.

Untuk urusan ruang kerja, ruang kerja anggota parlemen Swiss hanya sebesar ruang kerja anggota DPR yang ada sekarang. Dan selama sekitar 100 tahun, parlemen Swiss juga tak pernah membangun gedung baru. "Gedung parlemen itu tak pernah berganti selama kurang lebih 100 tahun," ujarnya.

Meski tak dibanjiri fasilitas, Djoko memastikan anggota parlemen Swiss tetap bekerja dengan profesional dan bertanggung jawab terhadap konstituennya. "Kalau masa reses, tak ada yang ke luar negeri. Mereka rata-rata kembali ke konstituennya dan pekerjaan mereka sehari-hari, ada yang bankir, pengacara, macam-macam," ujarnya.

FEBRIYAN


~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/politik/2011/04/28/brk,20110428-330591,id.html)

atheis
28th April 2011, 11:10 AM
trit repost, mohon maaf n silahkan diclosed
salah kamar, silahkan di moderasi
informatif dan atau menghibur, silahkan dibaca dan dicoment
mohon partisipasinya untuk menambahkan TAG
memberi cabe sbg apresiasi utk TS
:cabe::cabe::cabe:

:gomen: :shakehand: :gomen:

hu9080ss
29th April 2011, 09:16 AM
:2good::2good::2good: untuk parlemen swiss

:muntah::muntah::muntah: untuk para anggota dewan yg merasa paling ingin di hormati...

hktoyshop
29th April 2011, 02:16 PM
wah..
bagus tuh buat di contoh..

gosset
30th April 2011, 06:12 AM
pekerjaan baru anggota dewan : nyari duit buat nutup utang pas pemilu :muntah: :muntah: :muntah:




---------------------------------------------
nitip lapak,
penguat sinyal modem/hp (http://ceriwis.us/showthread.php?t=207948)
the kube mp3 player, kualitas Ipod (http://ceriwis.us/showthread.php?t=266797)