DreamWorldJr
15th April 2011, 02:54 AM
http://www.greenradio.fm/images/stories/tanah.jpg
Pada 2050 mendatang, penurunan tanah di Jakarta diperkirakan bisa mencapai 5 meter. Menurut peneliti LIPI, Jan Sopaheluwakan, penyebabnya karena tanah Jakarta dibentuk oleh endapan hasil rombakan produk gunung api kompleks Salak-Pangrango sehingga tanah Jakarta lunak dan mudah mengalami penurunan.
Penurunan tanah telah terjadi di berbagai tempat sehingga meningkatkan kerawanan terhadap bencana banjir. Kerawanan semakin meningkat sejalan dengan ancaman iklim ekstrim dan gelombang pasang siklus 18 tahunan.
Ancaman turunnya tanah juga diamini Slamet Daroini, dari Institut Hijau Indonesia. Menurutnya, kondisi hilir daerah aliran sungai DAS Jakarta lebih rawan mengalami penurunan tanah. Dan celakanya, Pemerintah Provinsi DKI kurang memberikan perhatian.
"Banyak usul dari ahli geologi untuk tidak lagi menambah pembangunan infrastruktur kota seperti jalan tol dan gedung karena akan menambah beban kota. Implikasinya semakin cepat intrusi air tawar karena penggunaan air tanah dalam sehingga bangunan jadi retak. Seharusnya Pemprov DKi jangan memaksakan memberikan izin untuk membangun gedung," katanya pada Green Radio.
Slamet menyarankan untuk melakukan restorasi kawasan ekologis guna meningkatkan daya dukung dan daya tampung air Jakarta. Juga perlu adanya moratorium pembangunan gedung yang tidak penting seperti mal, apartement dan gedung kantor. �Evaluasi IMB agar mengurangi beban Jakarta dan peningkatan persentase bumper zone untuk antisipasi banjir,� tandasnya.
~ SUMBER ~ (http://www.greenradio.fm/news/1-latest-news/5356-2050-tanah-turun-5-meter)
Pada 2050 mendatang, penurunan tanah di Jakarta diperkirakan bisa mencapai 5 meter. Menurut peneliti LIPI, Jan Sopaheluwakan, penyebabnya karena tanah Jakarta dibentuk oleh endapan hasil rombakan produk gunung api kompleks Salak-Pangrango sehingga tanah Jakarta lunak dan mudah mengalami penurunan.
Penurunan tanah telah terjadi di berbagai tempat sehingga meningkatkan kerawanan terhadap bencana banjir. Kerawanan semakin meningkat sejalan dengan ancaman iklim ekstrim dan gelombang pasang siklus 18 tahunan.
Ancaman turunnya tanah juga diamini Slamet Daroini, dari Institut Hijau Indonesia. Menurutnya, kondisi hilir daerah aliran sungai DAS Jakarta lebih rawan mengalami penurunan tanah. Dan celakanya, Pemerintah Provinsi DKI kurang memberikan perhatian.
"Banyak usul dari ahli geologi untuk tidak lagi menambah pembangunan infrastruktur kota seperti jalan tol dan gedung karena akan menambah beban kota. Implikasinya semakin cepat intrusi air tawar karena penggunaan air tanah dalam sehingga bangunan jadi retak. Seharusnya Pemprov DKi jangan memaksakan memberikan izin untuk membangun gedung," katanya pada Green Radio.
Slamet menyarankan untuk melakukan restorasi kawasan ekologis guna meningkatkan daya dukung dan daya tampung air Jakarta. Juga perlu adanya moratorium pembangunan gedung yang tidak penting seperti mal, apartement dan gedung kantor. �Evaluasi IMB agar mengurangi beban Jakarta dan peningkatan persentase bumper zone untuk antisipasi banjir,� tandasnya.
~ SUMBER ~ (http://www.greenradio.fm/news/1-latest-news/5356-2050-tanah-turun-5-meter)