fairypotter
5th April 2011, 08:42 AM
http://www.planethijau.com/mod.php?mod=publisher&op=superbig&sbig=946.jpg
Jika para ilmuwan lainnya fokus pada pendaurulangan plastik, seperti yang dilakukan ilmuwan dari Envion (http://www.planethijau.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=47&artid=1126), Global Resources Corporation (http://www.planethijau.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=46&artid=553) dan Blest Corporation (http://www.planethijau.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=57&artid=1515), ilmuwan dari University of Cambridge lebih memilih untuk mendaur ulang minyak pelumas bekas kendaraan bermotor.
Berbeda dengan daur ulang yang dilakukan industri pelumas yang mendaur ulang minyak pelumas bekas menjadi pelumas lagi, ilmuwan di University of Cambridge mendaur ulangnya menjadi bahan bakar dengan proses yang jauh lebih ramah lingkungan.
Pyrolisis (http://en.wikipedia.org/wiki/Pyrolysis) adalah metode yang umum digunakan untuk mendaur ulang minyak. Metode tersebut juga digunakan oleh ilmuwan-ilmuwan tersebut untuk mengubah minyak pelumas bekas menjadi bahan bakar, hanya saja mereka menambahkan material penyerap gelombang mikro untuk mengambil sampel minyak pelumas bekas tersebut untuk dipanaskan dengan gelombang mikro sebelum memasuki tahap pirolisa.
Proses pirolisa yang sebelumnya menurut mereka tidak memanaskan minyak secara merata kini bisa memanaskan lebih merata. Sebanyak 90% minyak pelumas bekas tersebut bisa diubah menjadi campuran bahan bakar bensin dan diesel konvensional. Hanya saja meski teknologi pirolisa yang digunakan lebih ramah lingkungan, produknya tetap menghasilkan emisi karbon.
Sumber..!!? (http://www.planethijau.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=46&artid=1565)
Jika para ilmuwan lainnya fokus pada pendaurulangan plastik, seperti yang dilakukan ilmuwan dari Envion (http://www.planethijau.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=47&artid=1126), Global Resources Corporation (http://www.planethijau.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=46&artid=553) dan Blest Corporation (http://www.planethijau.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=57&artid=1515), ilmuwan dari University of Cambridge lebih memilih untuk mendaur ulang minyak pelumas bekas kendaraan bermotor.
Berbeda dengan daur ulang yang dilakukan industri pelumas yang mendaur ulang minyak pelumas bekas menjadi pelumas lagi, ilmuwan di University of Cambridge mendaur ulangnya menjadi bahan bakar dengan proses yang jauh lebih ramah lingkungan.
Pyrolisis (http://en.wikipedia.org/wiki/Pyrolysis) adalah metode yang umum digunakan untuk mendaur ulang minyak. Metode tersebut juga digunakan oleh ilmuwan-ilmuwan tersebut untuk mengubah minyak pelumas bekas menjadi bahan bakar, hanya saja mereka menambahkan material penyerap gelombang mikro untuk mengambil sampel minyak pelumas bekas tersebut untuk dipanaskan dengan gelombang mikro sebelum memasuki tahap pirolisa.
Proses pirolisa yang sebelumnya menurut mereka tidak memanaskan minyak secara merata kini bisa memanaskan lebih merata. Sebanyak 90% minyak pelumas bekas tersebut bisa diubah menjadi campuran bahan bakar bensin dan diesel konvensional. Hanya saja meski teknologi pirolisa yang digunakan lebih ramah lingkungan, produknya tetap menghasilkan emisi karbon.
Sumber..!!? (http://www.planethijau.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=46&artid=1565)