atheis
22nd March 2011, 07:00 AM
TEMPO Interaktif, Beijing - Cina dan Korea Selatan, Senin (21/3) waktu setempat, mengumumkan bahwa negerinya akan memperketat seluruh makanan asal Jepang agar terhindari dari pengaruh radioktif.
Penguman itu disampaikan menyusul pernyataan organisasi kesehatan dunia, WHO beberapa hari lalu, makanan dan sayuran di Jepang mengandung radioaktif.
Kantor berita Xinhua melaporkan, pemerintah Cina terus memantau ketat makanan yang diimpor dari Jepang karena dikhawatirkan sebaran radioaktif kian meluas. Hal yang sama dilakukan pula oleh Korea Selatan terhadap hasil pertanian dan makanan siap santap yang dihasilkan dari produk pertanian Jepang.
WHO katakan, sampai saat ini belum ada bukti makanan dari Jepang tersebar luas secara internasional, namun pejabat di Ibaraki dan Fukushima, daerah yang paling dekat dengan ledakan reaktor nuklir Daiichi, menemukan level yodium lebih tinggi daripada biasanya terhadap bayam dan susu.
"Jelas, situasinya sangat serius," ujar juru bicara WHO Peter Cordingley di Manila kepada Reuters melalui sambungan telepon, Senin 21/3).
"Kondisinya, saat ini, lebih serius dibandingkan dengan awal kejadian sehingga kami rasa, ketika itu, masalahnya hanya terbatas di radius 20-30 kilometer," tambahnya.
Sementara itu, Dewan Energi Atom Taiwan, menemukan kacang asal Jepang selatan terkontaminasi radiasi nuklir, namun masih di level rendah. Namun demikian, komoditi tersebut akan dihancurkan.
Di Hong Kong, beberapa hotel mewah termasuk Shangri-La dan Four Season menunda impor sayuran segar dari Jepang. Sedangkan di Malaysia, restoran sushi terbesar, Senin (21/3), menghentikan impor bahan baku asal Jepang karena takut terkontaminasi radiasi nuklir. Hal sama dilakukan oleh pemasok makanan Jepang terhadap hotel bintang lima di New Delhi.
REUTERS | CA
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/asia/2011/03/21/brk,20110321-321756,id.html)
Penguman itu disampaikan menyusul pernyataan organisasi kesehatan dunia, WHO beberapa hari lalu, makanan dan sayuran di Jepang mengandung radioaktif.
Kantor berita Xinhua melaporkan, pemerintah Cina terus memantau ketat makanan yang diimpor dari Jepang karena dikhawatirkan sebaran radioaktif kian meluas. Hal yang sama dilakukan pula oleh Korea Selatan terhadap hasil pertanian dan makanan siap santap yang dihasilkan dari produk pertanian Jepang.
WHO katakan, sampai saat ini belum ada bukti makanan dari Jepang tersebar luas secara internasional, namun pejabat di Ibaraki dan Fukushima, daerah yang paling dekat dengan ledakan reaktor nuklir Daiichi, menemukan level yodium lebih tinggi daripada biasanya terhadap bayam dan susu.
"Jelas, situasinya sangat serius," ujar juru bicara WHO Peter Cordingley di Manila kepada Reuters melalui sambungan telepon, Senin 21/3).
"Kondisinya, saat ini, lebih serius dibandingkan dengan awal kejadian sehingga kami rasa, ketika itu, masalahnya hanya terbatas di radius 20-30 kilometer," tambahnya.
Sementara itu, Dewan Energi Atom Taiwan, menemukan kacang asal Jepang selatan terkontaminasi radiasi nuklir, namun masih di level rendah. Namun demikian, komoditi tersebut akan dihancurkan.
Di Hong Kong, beberapa hotel mewah termasuk Shangri-La dan Four Season menunda impor sayuran segar dari Jepang. Sedangkan di Malaysia, restoran sushi terbesar, Senin (21/3), menghentikan impor bahan baku asal Jepang karena takut terkontaminasi radiasi nuklir. Hal sama dilakukan oleh pemasok makanan Jepang terhadap hotel bintang lima di New Delhi.
REUTERS | CA
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/asia/2011/03/21/brk,20110321-321756,id.html)