atheis
22nd March 2011, 06:50 AM
http://image.tempointeraktif.com/?id=56332&width=274 (http://image.tempointeraktif.com/?id=56332&width=490)
KH. Said Agil Siradj. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO Interaktif, Jakarta -Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Said Agil Siraj, meminta agar krisis politik di Libya, Yaman, Bahrain, dan negara-negara di Timur Tengah bisa diselesaikan melalui jalur diplomatik. Bahkan Said Agil meminta negara yang penduduknya mayoritas muslim dan tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam untuk membantu penyelesaian krisis politik di negara Timur Tengah itu.
�Kami minta agar Libya, Yaman, dan Bahrain menghindari penggunaan tindakan militer. Sebaiknya mengambil jalur diplomatik,� kata Said Agil dalam rilis tertulisnya, Senin 21 Maret 2011.
Selain itu, Said Agil juga menyatakan bila PBNU menghargai aspirasi masyarakat di Libya, Yaman, dan Bahrain. Menurut dia, perubahan politik di negara-negara itu adalah hal wajar. �Dan negara tidak bisa membungkam aspirasi rakyat itu.� Mengenai campur tangan negara barat, Said Agil mengecamnya. Alasannya, keikutsertaan negara barat bisa meningkatkan tindakan militer di negara Timur Tengah itu.
Hari ini, pemerintah Indonesia memberangkatkan 20 orang yang terdiri 9 petugas kedutaan dan 11 Tenaga Kerja Indonesia yang mengungsi di kedutaan Tunis, Ibukota Tunisia. Nantinya, akan tinggal 4 orang tetap di Tripoli untuk memberikan bantuan kepada warga Indonesia yang masih berada di Libya. Menurut Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, pemerintah kemungkinan akan menutup Kedutaan Besar di sana. Namun rencana itu akan direalisasikan sejalan dengan perkembangan di Tripoli.
CORNILA DESYANA
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/politik/2011/03/21/brk,20110321-321817,id.html)
KH. Said Agil Siradj. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO Interaktif, Jakarta -Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Said Agil Siraj, meminta agar krisis politik di Libya, Yaman, Bahrain, dan negara-negara di Timur Tengah bisa diselesaikan melalui jalur diplomatik. Bahkan Said Agil meminta negara yang penduduknya mayoritas muslim dan tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam untuk membantu penyelesaian krisis politik di negara Timur Tengah itu.
�Kami minta agar Libya, Yaman, dan Bahrain menghindari penggunaan tindakan militer. Sebaiknya mengambil jalur diplomatik,� kata Said Agil dalam rilis tertulisnya, Senin 21 Maret 2011.
Selain itu, Said Agil juga menyatakan bila PBNU menghargai aspirasi masyarakat di Libya, Yaman, dan Bahrain. Menurut dia, perubahan politik di negara-negara itu adalah hal wajar. �Dan negara tidak bisa membungkam aspirasi rakyat itu.� Mengenai campur tangan negara barat, Said Agil mengecamnya. Alasannya, keikutsertaan negara barat bisa meningkatkan tindakan militer di negara Timur Tengah itu.
Hari ini, pemerintah Indonesia memberangkatkan 20 orang yang terdiri 9 petugas kedutaan dan 11 Tenaga Kerja Indonesia yang mengungsi di kedutaan Tunis, Ibukota Tunisia. Nantinya, akan tinggal 4 orang tetap di Tripoli untuk memberikan bantuan kepada warga Indonesia yang masih berada di Libya. Menurut Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, pemerintah kemungkinan akan menutup Kedutaan Besar di sana. Namun rencana itu akan direalisasikan sejalan dengan perkembangan di Tripoli.
CORNILA DESYANA
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/politik/2011/03/21/brk,20110321-321817,id.html)