atheis
20th March 2011, 04:49 PM
http://image.tempointeraktif.com/?id=68110&width=274 (http://image.tempointeraktif.com/?id=68110&width=490)
WNI dievakuasi dari Jepang tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. ANTARA/Ismar Patrizki
TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) mulai memeriksa semua penumpang pesawat yang tiba dari Jepang. Sebelumnya, mereka hanya memeriksa penumpang dari daerah evakuasi. "Mulai hari ini semua penumpang akan di-scan," kata Kepala Bapeten, As Nasio Lasman Ahad (20/3).
Pemeriksaan itu, kata dia, tak berhubungan dengan peningkatan skala ancaman radiasi nuklir. Pemeriksaan ditingkatkan berdasarkan desakkan masyarakat. "WNI yang baru pulang ingin mengetahui kondisi tubuh mereka," kata Lasman.
Hingga kini belum ada WNI dari Jepang yang terindikasi terpapar radiasi nuklir. Jika ada yang terpapar Lasman meminta masyarakat Indonesia tak panik. "Penyakit yang disebabkan radiasi tidak menular," katanya. Asalkan partikel radiasi dibersihkan terlebih dulu.
Dia mengakui, pemindaian terhadap semua penumpang akan membutuhkan biaya cukup besar. Apalagi, setiap hari setidaknya terdapat tiga penerbangan dari Jepang. Biaya tersebut belum dianggarkan oleh Bapeten di awal tahun. "Sejauh ini anggaran kami masih mencukupi," katanya. Namun dia belum merinci biayanya.
Ahmad Rafiq
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/kesra/2011/03/20/brk,20110320-321490,id.html)
WNI dievakuasi dari Jepang tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. ANTARA/Ismar Patrizki
TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) mulai memeriksa semua penumpang pesawat yang tiba dari Jepang. Sebelumnya, mereka hanya memeriksa penumpang dari daerah evakuasi. "Mulai hari ini semua penumpang akan di-scan," kata Kepala Bapeten, As Nasio Lasman Ahad (20/3).
Pemeriksaan itu, kata dia, tak berhubungan dengan peningkatan skala ancaman radiasi nuklir. Pemeriksaan ditingkatkan berdasarkan desakkan masyarakat. "WNI yang baru pulang ingin mengetahui kondisi tubuh mereka," kata Lasman.
Hingga kini belum ada WNI dari Jepang yang terindikasi terpapar radiasi nuklir. Jika ada yang terpapar Lasman meminta masyarakat Indonesia tak panik. "Penyakit yang disebabkan radiasi tidak menular," katanya. Asalkan partikel radiasi dibersihkan terlebih dulu.
Dia mengakui, pemindaian terhadap semua penumpang akan membutuhkan biaya cukup besar. Apalagi, setiap hari setidaknya terdapat tiga penerbangan dari Jepang. Biaya tersebut belum dianggarkan oleh Bapeten di awal tahun. "Sejauh ini anggaran kami masih mencukupi," katanya. Namun dia belum merinci biayanya.
Ahmad Rafiq
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/kesra/2011/03/20/brk,20110320-321490,id.html)