vals
19th October 2012, 07:17 AM
http://www.mediaindonesia.com/spaw/uploads/images/article/image/20121018_125212_AP-201210-024309-D.jpg
Pemain klub amatir Voukefalas kini mengenakan seragam latihan berwarna merah muda dengan logo Villa Erotica dan Soula's House of History, dua rumah bordil yang mensponsori klub itu setelah mereka nyaris bangkrut.
Hilangnya dana bantuan dari pemerintah membuat klub sepak bola di Yunani memutar otak untuk mencari sponsor. Sebuah klub menggandeng rumah duka di kota mereka sementara klub lainnya mendapatkan sponsor dari restoran kebab, perusahaan selai, dan keju.
Namun, Voukefalas sukses menarik perhatian. Klub amatir yang beranggotakan petugas pengantar piza, mahasiswa, pelayan, dan bartender itu mendapatkan sponsor yang tidak biasa.
"Sepak bola amatir kini diabaikan oleh semua pihak. Kami harus melakukan apa yang bisa kami lakukan untuk bertahan," ujar Yiannis Batziolas, ketua klub yang merupakan pengelola agen perjalanan dan penjaga gawang cadangan klub itu.
Pelacuran dilegalkan di Yunani dimana rumah bordil beroperasi dengan aturan yang sangat ketat. Namun, aksi rumah bordil yang mensponsori klub sepak bola memancing kontroversi di Kota Larissa, kandang Voukefalas. Penyelengara liga melarang kaos dengan logo rumah bordil itu dikenakan saat pertandingan karena melanggar nilai-nilai olahraga dan tidak pantas bagi para anak-anak yang menonton pertandingan.
Pemilik rumah bordil Soula Alevridou telah menggelontorkan dana lebih dari 1.000 euro untuk meletakkan logonya di kaos para pemain Voukefalas. Dia mengaku tidak khawatir kaos itu tidak bisa digunakan di pertandingan karena dia tidak ingin klub kotanya itu gulung tikar.
"Saya melakukannya karena cinta sepak bola. Lagipula, bisnis saya bukanlah bisnis yang membutuhkan promosi," ujar perempuan berusia 67 tahun itu.
"Jika kita tidak membantu para atlet dan ilmuwan, siapa yang akan melakukannya? Yunani adalah negara dengan banyak orang pintar, berbudaya, dan atlet yang hebat," pungkasnya.
mediaindonesia.com
Pemain klub amatir Voukefalas kini mengenakan seragam latihan berwarna merah muda dengan logo Villa Erotica dan Soula's House of History, dua rumah bordil yang mensponsori klub itu setelah mereka nyaris bangkrut.
Hilangnya dana bantuan dari pemerintah membuat klub sepak bola di Yunani memutar otak untuk mencari sponsor. Sebuah klub menggandeng rumah duka di kota mereka sementara klub lainnya mendapatkan sponsor dari restoran kebab, perusahaan selai, dan keju.
Namun, Voukefalas sukses menarik perhatian. Klub amatir yang beranggotakan petugas pengantar piza, mahasiswa, pelayan, dan bartender itu mendapatkan sponsor yang tidak biasa.
"Sepak bola amatir kini diabaikan oleh semua pihak. Kami harus melakukan apa yang bisa kami lakukan untuk bertahan," ujar Yiannis Batziolas, ketua klub yang merupakan pengelola agen perjalanan dan penjaga gawang cadangan klub itu.
Pelacuran dilegalkan di Yunani dimana rumah bordil beroperasi dengan aturan yang sangat ketat. Namun, aksi rumah bordil yang mensponsori klub sepak bola memancing kontroversi di Kota Larissa, kandang Voukefalas. Penyelengara liga melarang kaos dengan logo rumah bordil itu dikenakan saat pertandingan karena melanggar nilai-nilai olahraga dan tidak pantas bagi para anak-anak yang menonton pertandingan.
Pemilik rumah bordil Soula Alevridou telah menggelontorkan dana lebih dari 1.000 euro untuk meletakkan logonya di kaos para pemain Voukefalas. Dia mengaku tidak khawatir kaos itu tidak bisa digunakan di pertandingan karena dia tidak ingin klub kotanya itu gulung tikar.
"Saya melakukannya karena cinta sepak bola. Lagipula, bisnis saya bukanlah bisnis yang membutuhkan promosi," ujar perempuan berusia 67 tahun itu.
"Jika kita tidak membantu para atlet dan ilmuwan, siapa yang akan melakukannya? Yunani adalah negara dengan banyak orang pintar, berbudaya, dan atlet yang hebat," pungkasnya.
mediaindonesia.com