atheis
16th March 2011, 02:58 PM
http://image.tempointeraktif.com/?id=68011&width=274 (http://image.tempointeraktif.com/?id=68011&width=490)
Buku yang dikirim ke kantor ISAI, jalan utan kayu 68H yang ditujukan untuk Ulil Abshar Abdalla. (twitter)
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kalangan DPR bereaksi keras terhadap kekurangsigapan polisi menanganti tiga kasus teror bom yang terjadi di Jakarta, kemarin. Wakil Ketua Komisi Hukum DPR Tjatur Sapto Edy memberi waktu polisi sebulan untuk menemukan siapa pengirim bom dan apa motif. " Jika tidak kami akan memanggil Kapolri" kata Tjatur Sapto Edy di Gedung DPR, Rabu (16/3).
Menurut Tjatur, polisi harus melakukan investigasi mendalam soal kasus ini. Dalam jangka waktu dekat, polisi didesak menemukan siapa pengirimnya. "Karena bisa jadi setelah ini ada duplikasi-duplikasi (teror) semacam ini," ujarnya.
Tjatur menduga, teror bom buku murni dilatarbelakangi motif pribadi, bukan politik. "Mungkin terjadi karena individu-individu atau sekelompok orang yang dikirimi (bom), punya pikiran dan melakukan tindakan, atau menjadi simbol wacana dan gerakan, yang membuat orang nggak suka," kata Tjatur.
Tiga paket bom kemarin ditemukan berada di kantor Badan Narkotika Nasional, kantor KBR68H di Utan Kayu yang diperuntukkan bagi aktivis Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla, dan di rumah Ketua Pemuda Pancasila, Yapto Soeryosumarno. Bom di rumah Yapto dan kantor BIN berhasil dijinakkan tim Gegana. Namun tidak demikian dengan bom untuk Ulil.
Isma Savitri
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/kesra/2011/03/16/brk,20110316-320518,id.html)
Buku yang dikirim ke kantor ISAI, jalan utan kayu 68H yang ditujukan untuk Ulil Abshar Abdalla. (twitter)
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kalangan DPR bereaksi keras terhadap kekurangsigapan polisi menanganti tiga kasus teror bom yang terjadi di Jakarta, kemarin. Wakil Ketua Komisi Hukum DPR Tjatur Sapto Edy memberi waktu polisi sebulan untuk menemukan siapa pengirim bom dan apa motif. " Jika tidak kami akan memanggil Kapolri" kata Tjatur Sapto Edy di Gedung DPR, Rabu (16/3).
Menurut Tjatur, polisi harus melakukan investigasi mendalam soal kasus ini. Dalam jangka waktu dekat, polisi didesak menemukan siapa pengirimnya. "Karena bisa jadi setelah ini ada duplikasi-duplikasi (teror) semacam ini," ujarnya.
Tjatur menduga, teror bom buku murni dilatarbelakangi motif pribadi, bukan politik. "Mungkin terjadi karena individu-individu atau sekelompok orang yang dikirimi (bom), punya pikiran dan melakukan tindakan, atau menjadi simbol wacana dan gerakan, yang membuat orang nggak suka," kata Tjatur.
Tiga paket bom kemarin ditemukan berada di kantor Badan Narkotika Nasional, kantor KBR68H di Utan Kayu yang diperuntukkan bagi aktivis Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla, dan di rumah Ketua Pemuda Pancasila, Yapto Soeryosumarno. Bom di rumah Yapto dan kantor BIN berhasil dijinakkan tim Gegana. Namun tidak demikian dengan bom untuk Ulil.
Isma Savitri
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/kesra/2011/03/16/brk,20110316-320518,id.html)