atheis
5th March 2011, 11:47 AM
http://image.tempointeraktif.com/?id=66702&width=274 (http://image.tempointeraktif.com/?id=66702&width=490)
Para pengungsi asal Bangladesh berunjukrasa meminta pemulangan ke negaranya di kamp pengungsi UNHCR Ras Ajdir, Tunisia, dekat perbatasan Tunisia Libya, (2/3). AP/Benjamin Girette
TEMPO Interaktif, Jakarta - Libya kembali menyangkal berbagai kekerasan yang terjadi di negara itu. Setelah berbagai pernyataan dan publikasi bantahan kekerasan di Libya, Putra pemimpin Libya Muammar Qadhafi, Saif Al-Islam, kembali membantah pengeboman di Brega, Kamis kemarin.
"Bom-bom itu hanya untuk menakut-nakuti agar mereka (pendemo) pergi, bukan untuk membunuh mereka," kata Saif kepada pers yang dikutip oleh harian The Telegraph, Kamis (3/3).
Menurutnya, pelabuhan dan kilang minyak di Brega tidak boleh diambil alih oleh milisi. Ia mengibaratkannya seperti pelabuhan di Rotterdam, Belanda. Di sana juga tidak boleh diambil alih seperti di Brega.
Pernyataan Saif ini disampaikan sebagai respons pengumuman Mahkamah Internasional sebelumnya. Mahkamah menyatakan akan melakukan investigasi terhadap pemimpin Libya Muammar Qadhafi dan seluruh bala bantuannya dengan tuduhan melakukan kekerasan kemanusiaan saat berusaha menghentikan gejolak di Libya.
Penyelidik Mahkamah di Den Haag Luis Moreno-ocampo mengatakan ia telah mengidentifikasi sejumlah individu dari pihak keamanan Libya yang memiliki kewenangan formal atau de facto. "Mereka adalah Muammar Qadhafi, orang di lingkar dalamnya, termasuk beberapa anaknya," katanya.
Moreno juga telah membuat daftar yang terdiri dari veteran pemimpin keamanan Libya, dan kepala kekuatan keamanan eksternal. Mereka tidak akan mendapatkan kekebalan hukum.
TELEGRAPH | AQIDA SWAMURTI
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/afrika/2011/03/04/brk,20110304-317628,id.html)
Para pengungsi asal Bangladesh berunjukrasa meminta pemulangan ke negaranya di kamp pengungsi UNHCR Ras Ajdir, Tunisia, dekat perbatasan Tunisia Libya, (2/3). AP/Benjamin Girette
TEMPO Interaktif, Jakarta - Libya kembali menyangkal berbagai kekerasan yang terjadi di negara itu. Setelah berbagai pernyataan dan publikasi bantahan kekerasan di Libya, Putra pemimpin Libya Muammar Qadhafi, Saif Al-Islam, kembali membantah pengeboman di Brega, Kamis kemarin.
"Bom-bom itu hanya untuk menakut-nakuti agar mereka (pendemo) pergi, bukan untuk membunuh mereka," kata Saif kepada pers yang dikutip oleh harian The Telegraph, Kamis (3/3).
Menurutnya, pelabuhan dan kilang minyak di Brega tidak boleh diambil alih oleh milisi. Ia mengibaratkannya seperti pelabuhan di Rotterdam, Belanda. Di sana juga tidak boleh diambil alih seperti di Brega.
Pernyataan Saif ini disampaikan sebagai respons pengumuman Mahkamah Internasional sebelumnya. Mahkamah menyatakan akan melakukan investigasi terhadap pemimpin Libya Muammar Qadhafi dan seluruh bala bantuannya dengan tuduhan melakukan kekerasan kemanusiaan saat berusaha menghentikan gejolak di Libya.
Penyelidik Mahkamah di Den Haag Luis Moreno-ocampo mengatakan ia telah mengidentifikasi sejumlah individu dari pihak keamanan Libya yang memiliki kewenangan formal atau de facto. "Mereka adalah Muammar Qadhafi, orang di lingkar dalamnya, termasuk beberapa anaknya," katanya.
Moreno juga telah membuat daftar yang terdiri dari veteran pemimpin keamanan Libya, dan kepala kekuatan keamanan eksternal. Mereka tidak akan mendapatkan kekebalan hukum.
TELEGRAPH | AQIDA SWAMURTI
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/afrika/2011/03/04/brk,20110304-317628,id.html)