SuperBlue
4th March 2011, 01:38 PM
http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2011/03/02/1126194620X310.jpg
SEOUL, KOMPAS.com - Korea Utara (Korut) meningkatkan kampanyenya untuk memblokir informasi tentang protes pro-demokrasi di dunia Arab karena takut informasi semacam itu dapat memicu protes rakyat, kata Kepala Intelijen Korea Selatan (Korsel), Won Sei-Hoon, Jumat (4/3/2011).
"Korut, yang takut dibanjiri berita-berita seperti itu, telah memperkuat indoktrinasi ideologis melalui medianya," kata anggota parlemen Korsel yang mengutip Won Sei-Hoon seusai mengadakan rapat tertutup dengan komisi intelijen parlemen. "Negara itu telah meningkatkan penutupan terhadap informasi di luar demi mencegah terjadi kekacauan publik," kata Won.
Negara komunis garis keras itu secara ketat mengontrol akses ke internet dan berupaya untuk memblokir sumber-sumber informasi lain tentang dunia luar. Namun DVD dan ponsel yang diselundupkan dari China telah mengikis hambatan tersebut. Sebuah survei yang dilakukan oleh dua akademisi AS terhadap 1.600 pengungsi dari Korut menemukan bahwa sekitar setengah dari mereka memiliki akses ke berita atau hiburan asing.
Namun, kebanyakan pengamat mengabaikan kemungkinan terjadinya pemberontakan, mengingat tidak adanya akses internet dan kurangnya lembaga-lembaga yang bisa menyatukan para pihak yang mau berontak di negara itu.
SUMBER (http://internasional.kompas.com/read/2011/03/04/12433254/Takut.Efek.Arab.Korut.Blokir.Informasi)
SEOUL, KOMPAS.com - Korea Utara (Korut) meningkatkan kampanyenya untuk memblokir informasi tentang protes pro-demokrasi di dunia Arab karena takut informasi semacam itu dapat memicu protes rakyat, kata Kepala Intelijen Korea Selatan (Korsel), Won Sei-Hoon, Jumat (4/3/2011).
"Korut, yang takut dibanjiri berita-berita seperti itu, telah memperkuat indoktrinasi ideologis melalui medianya," kata anggota parlemen Korsel yang mengutip Won Sei-Hoon seusai mengadakan rapat tertutup dengan komisi intelijen parlemen. "Negara itu telah meningkatkan penutupan terhadap informasi di luar demi mencegah terjadi kekacauan publik," kata Won.
Negara komunis garis keras itu secara ketat mengontrol akses ke internet dan berupaya untuk memblokir sumber-sumber informasi lain tentang dunia luar. Namun DVD dan ponsel yang diselundupkan dari China telah mengikis hambatan tersebut. Sebuah survei yang dilakukan oleh dua akademisi AS terhadap 1.600 pengungsi dari Korut menemukan bahwa sekitar setengah dari mereka memiliki akses ke berita atau hiburan asing.
Namun, kebanyakan pengamat mengabaikan kemungkinan terjadinya pemberontakan, mengingat tidak adanya akses internet dan kurangnya lembaga-lembaga yang bisa menyatukan para pihak yang mau berontak di negara itu.
SUMBER (http://internasional.kompas.com/read/2011/03/04/12433254/Takut.Efek.Arab.Korut.Blokir.Informasi)