ceriwis
14th June 2010, 06:42 PM
:ide: ane ambil ini dari sebuah blog, semoga barokah bagi ndan semua dan semoga kita dapat mengingat kematian setiap hari, dimana pun kita berada :gomen:.
"Mi, ceu Ai meninggal".
"Inna lillaahi...", kulanjut doa sambil berkomat kamit.
"Sudah hubungi Mama?"
"Iya, sudah, setelah abi tahu, abi langsung hubungi Mama."
"Astagfirullaah..."
Ceu Ai adalah kakak suamiku yang paling besar. Selama ini, beliaulah pengganti ibu suamiku yang paling dekat. Ceu Ai sudah beberapa kali dirawat di rumah sakit karena penyakit diabetes yang dideritanya. Menurut kabar, sebelum meninggal, Ceu Ai sempat drop beberapa hari setelah dicuci darahnya. Astagfirullaah, semoga Alloh melapangkan kuburnya, mengampuni dosa-dosanya dan menerima amal ibadahnya, aamiin.
Kullu nafsin dzaa iqatul maut, tiap-tiap jiwa akan merasakan mati. Sering kali, rutinitas hidup menyebabkan seseorang lupa bahwa kematian itu dekat. Dan Alloh Yang Maha Penyayang sering kali mengingatkan kita bahwa setiap manusia ada waktunya. Salah satunya adalah dengan kematian orang lain. Ketika takdir Alloh ini mengenai seseorang yang dekat dengan kita, maka bekas yang ditinggalkan biasanya lebih terasa.
Mengingat mati adalah sebuah hidayah tersendiri. Dengan mengingat mati, maka kitapun jadi dapat lebih bersyukur dan bersabar dalam menghadapi ujiannya. Sebesar apapun masalah yang kita hadapi, pada akhirnya kita akan mati, dan Alloh akan menanyai hal-hal yang kita lakukan saat menghadapi masalah tersebut. Apakah kita menganggapnya sebagai ujian dari Alloh dan kemudian lebih dekat pada-Nya, ataukah kita malah menyalahkan takdir Alloh itu.
Mengingat mati, waktu terasa merambat. Setiap detik seakan-akan semakin menyambut takdirNya itu. Alloh menyuruh manusia untuk tidak takut mati. Tapi tak urung, hati saya berdebar mengingat itu. Waktu semakin habis, jikan ga nai.. tapi saya sama sekali belum apa-apa.
Sementara itu, lagu Raihan sedang mengalun, "Demi masa...".
Sudahkah kita ingat mati hari ini?
http://ibunyadila.multiply.com
Melihat kutipan di atas, memang benar, kita kadang lupa dengan kematian. Padahal kematian bisa datang kapan saja, menyergap siapa saja, tidak peduli kita sedang apa. Kita terlalu terlena akan dunia yang sesungguhnya hanya fana. Kita hanya membawa amal-amalan baik dan buruk kita semasa di dunia, tidak lebih.
:gomen:
"Mi, ceu Ai meninggal".
"Inna lillaahi...", kulanjut doa sambil berkomat kamit.
"Sudah hubungi Mama?"
"Iya, sudah, setelah abi tahu, abi langsung hubungi Mama."
"Astagfirullaah..."
Ceu Ai adalah kakak suamiku yang paling besar. Selama ini, beliaulah pengganti ibu suamiku yang paling dekat. Ceu Ai sudah beberapa kali dirawat di rumah sakit karena penyakit diabetes yang dideritanya. Menurut kabar, sebelum meninggal, Ceu Ai sempat drop beberapa hari setelah dicuci darahnya. Astagfirullaah, semoga Alloh melapangkan kuburnya, mengampuni dosa-dosanya dan menerima amal ibadahnya, aamiin.
Kullu nafsin dzaa iqatul maut, tiap-tiap jiwa akan merasakan mati. Sering kali, rutinitas hidup menyebabkan seseorang lupa bahwa kematian itu dekat. Dan Alloh Yang Maha Penyayang sering kali mengingatkan kita bahwa setiap manusia ada waktunya. Salah satunya adalah dengan kematian orang lain. Ketika takdir Alloh ini mengenai seseorang yang dekat dengan kita, maka bekas yang ditinggalkan biasanya lebih terasa.
Mengingat mati adalah sebuah hidayah tersendiri. Dengan mengingat mati, maka kitapun jadi dapat lebih bersyukur dan bersabar dalam menghadapi ujiannya. Sebesar apapun masalah yang kita hadapi, pada akhirnya kita akan mati, dan Alloh akan menanyai hal-hal yang kita lakukan saat menghadapi masalah tersebut. Apakah kita menganggapnya sebagai ujian dari Alloh dan kemudian lebih dekat pada-Nya, ataukah kita malah menyalahkan takdir Alloh itu.
Mengingat mati, waktu terasa merambat. Setiap detik seakan-akan semakin menyambut takdirNya itu. Alloh menyuruh manusia untuk tidak takut mati. Tapi tak urung, hati saya berdebar mengingat itu. Waktu semakin habis, jikan ga nai.. tapi saya sama sekali belum apa-apa.
Sementara itu, lagu Raihan sedang mengalun, "Demi masa...".
Sudahkah kita ingat mati hari ini?
http://ibunyadila.multiply.com
Melihat kutipan di atas, memang benar, kita kadang lupa dengan kematian. Padahal kematian bisa datang kapan saja, menyergap siapa saja, tidak peduli kita sedang apa. Kita terlalu terlena akan dunia yang sesungguhnya hanya fana. Kita hanya membawa amal-amalan baik dan buruk kita semasa di dunia, tidak lebih.
:gomen: