Log in

View Full Version : Ancol Is Miscellaneous Indonesia


Doyanjalan
3rd October 2012, 10:28 AM
ANCOL IS



MISCELLANEOUS INDONESIA



Oleh : Catur Caesaria







Berbicara tentang nasionalisme, tentu bisa sangat panjang dan menyangkut

banyak aspek. Nasionalisme atau kebangsaan dahulu lebih sarat dengan muatan politis

seperti identitas diri kebangsaan. Namun, seiring perkembangan masa, pemahaman

nasionalisme pun mengalami perluasan makna. Yang populer pada konteks kekinian

adalah lebih mengarah pada tema sosial, ekonomi, seni budaya, hukum seperti peran

atau kontribusi positif atau prestasi yang berimplikasi pada situasi kondisi yang lebih

baik dari sebelumnya pada suatu negara atau yang menyangkut kebangsaan.



Jika nasionalisme populer dikaitkan dengan pariwisata, tak bisa dilepaskan dari

perannya yang cukup signifikan dalam menyumbang devisa negara selain pemasukan

dari sektor migas, energi dan mineral yang notabene adalah hasil bumi yang terbatas

jumlahnya. Sektor pariwisata yang berkembang progresif kini tak hanya berkutat pada

keindahan alam semata, namun banyak mengalami pergeseran tren. Jika dahulu kita

cuma mengenal wisata keindahan alam, kota, budaya/tradisi atau situs-situs sejarah kini

muncul seperti wisata ibadah, wisata kuliner, wisata belanja bahkan wisata medis yang

semuanya merupakan hasil kreasi dan inovasi para pelaku dunia wisata yang jeli

mencium fenomena bisnis yang belum tereksplor. Indonesia yang kaya akan hasil bumi,

keindahan alam beserta situs sejarah, ternyata juga tak ingin ketinggalan dengan negara

lain dalam membangun fasilitas-fasilitas wisata modern seperti Taman Impian Jaya

Ancol. Taman Wisata kebanggaan Indonesia memiliki konsep ke depan sebagai sentra

wisata khas Asia Pasifik yang penuh dengan kekhasan Indonesia. Dengan angka

kunjungan wisatawan pada 2009 yang mencapai 14,1 juta pengunjung (sumber:

www.ancol.com (http://www.ancol.com)), Taman Impian Jaya Ancol cukup prospektif untuk mencapai predikat

salah satu tempat wisata favorit di Indonesia dan sangat mungkin akan masuk jajaran

atas sebagai destinasi wisata modern favorit internasional. Tinggal kita sebagai warga

negara Indonesia yang terus mengubah mind set untuk lebih mengutamakan

mengunjungi dan mengeksplorasi seluruh pelosok negeri ini daripada harus

menyumbang devisa bagi negara lain dengan berwisata ke luar negeri. Rasa bangga

kepada negeri sendiri harus terus dikampanyekan kepada seluruh elemen bangsa,

sebagaimana gencarnya kampanye �Visit Indonesia� di manca negara. Inilah salah satu

nasionalisme yang sebenarnya. Dengan berkunjung ke Ancol, bisa menjadi pintu

gerbang menggugah nasionalisme di bidang pariwisata.



Taman Impian Jaya Ancol sebagai wahana wisata modern menggeliat sebagai

salah satu kekuatan wisata modern di Asia Pasifik. Ancol yang mengalami �peak

performance� dengan mendulang kunjungan tertinggi ramai dikunjungi wisatawan,





khususnya domestik, pada musim liburan sekolah, liburan hari raya atau liburan tahun

baru, terus mencoba merebut hati wisatawan domestik untuk lebih mengenal negeri

sendiri melalui berbagai promosi dan publikasi termasuk di televisi. Sebagai wahana

wisata yang diperuntukkan segala segmentasi, segala umur dan segala golongan, Ancol

terus berbenah menjadi salah satu ikon bangsa. Wahana yang dengan aspek lengkap

seperti entertain, edukasi dan berwawasan lingkungan tentu sangat unik dan kompetitif

jika disandingkan macam Disneyland atau Universal Studio yang pesifik. Beragam

wahana yang disajikan Taman Impian Jaya Ancol seperti Dunia Fantasi, Gelanggang

Samudra Atlantis, Sea World, Pasar Seni begitu melekat di hati masyarakat. Belum ke

Jakarta jika belum ke Ancol. Kelak dengan manuver semua pihak bisa terpatri Ancol is

Indonesia.



Terdapat benang merah antara tujuan wisata yang dipilih dengan rasa

kebanggaan pada negara sendiri. Nasionalisme identik dengan cinta tanah air dan

bangga menjadi putra bangsa. Tidak sedikit orang Indonesia yang memilih untuk

mengisi liburan dengan berwisata ke luar negeri seperti Singapura, Thailand, Malaysia,

China atau sejumlah negara di kawasan Eropa. Tidak salah memang untuk mengenal

negara lain, namun akan lebih ideal jika sebagai putra bangsa seharusnya lebih

mengenal negeri sendiri yang sudah sangat tersohor karena keindahan dan keeksotisan

alamnya hingga begitu memikat wisatawan manca negara. Belum lagi daerah-daerah

yang eksotis yang belum �terjamah� dan �liar� yang tak terhitung jumlahnya yang

terbentang dari Sabang hingga Merauke. Berwisata tidak selesai sampai berkunjung di

suatu tempat lalu bersenang-senang begitu saja. Lebih dari sekadar itu. Ada aspek

ekonomi seperti pemasukan devisa dan ada pula aspek nasionalisme. Setiap kunjungan

wisatawan manca negara maupun domestik, selalu menyumbang devisa bagi negara

yang sangat bermanfaat untuk pembangunan. Begitu juga jika wisatawan kita ke luar

negeri, yang berarti berkontribusi devisa bagi negara tujuan. Negara kita yang menjadi

salah satu destinasi wisata internasional, seperti Bali yang sudah mendunia, Bunaken

dan yang lain dan tentu saja telah menyumbang devisa cukup signifikan, tentunya

sangat menggelitik jika kita lebih tertarik untuk berwisata ke luar negeri. Negeri kita

yang demikian luasnya, teramat banyak tempat indah dan menarik untuk dieksplor dan

sudah tentu kita menyumbang devisa untuk negeri kita sendiri. Setelah kita cukup

mengenal negeri sendiri, niscaya tumbuh rasa kebanggaan pada alam sendiri dan

pengakuan bahwa potensi alam kita tidak kalah dengan luar negeri.



Manajemen Taman Impian Jaya Ancol harus mampu memanfaatkan posisi

Jakarta sebagai ibu kota yang Jakarta Sentris. Jakarta yang �serba ada� bisa dijadikan

sebagai jendela untuk menjelajah lebih jauh Indonesia yang beraneka ragam melalui

Taman Impian Jaya Ancol. Tingginya angka kunjungan wisatawan, khususnya domestik

ke Ancol cukup membanggakan, namun jangan hanya puas sampai di situ saja.

Mengingat misi yang dicanangkan, bahwa Ancol akan menjadi sentra wisata modern di

ranah Asia Pasifik, masih banyak manuver yang harus dilakukan. Salah satunya adalah ,

Ancol harus dikreasi sebagai representasi atau pintu gerbang beraneka ragamnya





Indonesia, yang tentu saja tanpa meninggalkan modernitasnya. Jika saat ini kita

perhatikan, yang lebih menonjol adalah aspek universalitas turisme itu sendiri. Sentuhan

etnitas, tribalisme atau nasionalisme masih kurang menggigit. Landmark-nya sebagai

Indonesia masih belum mencuat. Harusnya Taman Impian Jaya Ancol adalah format

futuristik dari Taman Mini Indonesia Indah plus multi entertain. Misal arsitektur

bangunan-bangunan di Dufan, Gelanggang Samudra Atlantis, kolam renang, Sea World

dengan dikemas arsitektur style Majapahit atau Mataram tentu akan lebih eksotis.

Layaknya bangunan-bangunan berinterior modern dengan casing kuno di Eropa dan ini

jauh lebih menarik. Identitas yang nasionalis seperti inilah yang harus dikemas oleh

Taman Impian Jaya Ancol. Turis manca negara tentu tidak ke Indonesia untuk

menikmati sesuatu yang sudah ada di kampung halamannya atau sesuatu yang meniru-

niru sesuatu di negaranya. Mereka mencari nilai-nilai ketulenan dari Indonesia. Ini

harus digapai jika memang Taman Impian Jaya Ancol serius untuk go international.



Sejak reformasi 1998, gelombang cobaan berat menghantam Indonesia di

berbagi dimensi. Krisis ekonomi yang belum usai, korupsi, konflik horizontal,

keamanan yang tidak kondusif, gejala disintegrasi, minimnya prestasi di berbagai

bidang di dunia internasional turut mempengaruhi nyali orang Indonesia untuk berani

bilang �I am Indonesian�. Tidak sedikit orang-orang Indonesia tampil minder dan malu

mengaku sebagai orang Indonesia karena meratanya nilai merah Indonesia di rapor

internasional. Satu contoh, survey LSI di Aceh tahun 2005 yang menunjukkan cuma

45% yang mengaku cinta RI dan cuma 33% yang bersedia berperang untuk RI

(sumber:www.setneg.go.id (http://www.setneg.go.id)). Satu jalan harus diperbuat untuk mengangkat nasionalisme

yang mengkerut melalui dunia pariwisata, khususnya Ancol. Spirit Bung Karno yang

dulu menggelorakan nasionalisme pemuda Indonesia dengan konsep national character

building harus diretas melaui Ancol sebagai lokomotif bagi sektor lain. Adalah

kebanggaan Indonesia jika Taman Impian Jaya Ancol sangat familiar di dunia

pariwisata internasional.



Dari sejumlah survey beberapa lembaga di bidang pariwisata,mendudukkan

Indonesia sebagai salah satu destinasi wisata favorit internasional. Beberapa aspek yang

disukai wisatawan seperti alam yang indah, budaya yang beragam, makanan yang lezat

dan biaya yang murah. Ancol harus masuk dalam agenda utama setiap pelaku usaha

pariwisata dalam promosinya. Dengan keberagaman wahananya, Ancol diharapkan

sebagai representasi Indonesia melalui kekhasannya. Dengan kampanye terus menerus

untuk Visit Indonesia, bisa dimulai dari Ancol. Lengkapnya aspek wahana, dengan

berwisata di Ancol kita bisa mendapatkan keuntungan berlipat, terhibur, bertambahnya

wawasan dan tentu saja menambah devisa bagi negeri sendiri yang merupakan salah

satu wujud merekonstruksi nasionalisme modern. Dengan berkunjung ke Taman Impian

Jaya Ancol turut mengatrol kebanggaan dan nasionalisme yang sempat terkubur oleh

krisis multi dimensi







http://www.foto.okezone.com/tag/taman-impian-jaya-ancol

[IMG]http://www.u.kaskus.co.id/3/5n48yotf.jpg/

</div>