atheis
13th February 2011, 06:35 PM
http://image.tempointeraktif.com/?id=63287&width=274 (http://image.tempointeraktif.com/?id=63287&width=490)
Ali Abdullah Saleh. AP/Hani Mohammed
TEMPO Interaktif, Sana'a - Kejatuhan Husni Mubarak di Mesir turut memicu demonstrasi besar-besaran di ibukota Yaman, Sana'a. Ribuan orang turun ke jalan berdemonstrasi menuntut Presiden Ali Abdullah Saleh turun, Sabtu (12/2) kemarin.
Aksi itu berakhir rusuh ketika 300 orang pendukung presiden bersenjata pisau dan tongkat menyerang pendemo. Seorang saksi mata mengatakan ia melihat pengunjuk rasa pro-pemerintah itu diturunkan oleh polisi di pinggir kota Sana'a.
Dalam bentrokan itu satu orang dilaporkan tewas saat polisi mulai menembakkan senjata ke arah para pendemo. Aparat juga memukuli pendemo anti-pemerintah dan menangkap 10 orang.
Para pendemo ini terinspirasi kesuksesan rakyat Mesir yang berhasil menurunkan Presiden Husni Mubarak. "Setelah Mubarak, kini giliran Ali, dan revolusi Yaman setelah revolusi Mesir," teriak mereka.
Presiden Ali Abdullah Saleh telah berkuasa sejak 1978. Pekan lalu ia berjanji akan turun dari jabatan setelah masa jabatannya selesai. Ia juga berjanji tidak akan menyerahkan kekuasaan kepada anaknya.
Aksi demonstrasi telah berlangsung sejak Jumat malam. Mereka turut merayakan kejatuhan Mubarak di Mesir.
Sementara itu Presiden Saleh dilaporkan segera menggelar pertemuan dengan pejabat pertahanan, politik, dan keamanan pada Jumat malam. Mereka mendiskusikan rencana menaikkan gaji pegawai sipil dan militer.
Kelompok oposisi mengatakan rencana Saleh tersebut tidak akan memuaskan pendemo. "Itu merupakan respons cepat untuk mencoba meredakan kemarahan, tetapi rakyat Yaman bukan marah karena gaji dan pengeluarannya tidak cukup," kata Mohamed al-Sabri, pemimpin koalisi oposisi.
ALJAZEERA| AQIDA SWAMURTI
~ SUMBER ~! (http://www.tempointeraktif.com/hg/timteng/2011/02/13/brk,20110213-313182,id.html)
Ali Abdullah Saleh. AP/Hani Mohammed
TEMPO Interaktif, Sana'a - Kejatuhan Husni Mubarak di Mesir turut memicu demonstrasi besar-besaran di ibukota Yaman, Sana'a. Ribuan orang turun ke jalan berdemonstrasi menuntut Presiden Ali Abdullah Saleh turun, Sabtu (12/2) kemarin.
Aksi itu berakhir rusuh ketika 300 orang pendukung presiden bersenjata pisau dan tongkat menyerang pendemo. Seorang saksi mata mengatakan ia melihat pengunjuk rasa pro-pemerintah itu diturunkan oleh polisi di pinggir kota Sana'a.
Dalam bentrokan itu satu orang dilaporkan tewas saat polisi mulai menembakkan senjata ke arah para pendemo. Aparat juga memukuli pendemo anti-pemerintah dan menangkap 10 orang.
Para pendemo ini terinspirasi kesuksesan rakyat Mesir yang berhasil menurunkan Presiden Husni Mubarak. "Setelah Mubarak, kini giliran Ali, dan revolusi Yaman setelah revolusi Mesir," teriak mereka.
Presiden Ali Abdullah Saleh telah berkuasa sejak 1978. Pekan lalu ia berjanji akan turun dari jabatan setelah masa jabatannya selesai. Ia juga berjanji tidak akan menyerahkan kekuasaan kepada anaknya.
Aksi demonstrasi telah berlangsung sejak Jumat malam. Mereka turut merayakan kejatuhan Mubarak di Mesir.
Sementara itu Presiden Saleh dilaporkan segera menggelar pertemuan dengan pejabat pertahanan, politik, dan keamanan pada Jumat malam. Mereka mendiskusikan rencana menaikkan gaji pegawai sipil dan militer.
Kelompok oposisi mengatakan rencana Saleh tersebut tidak akan memuaskan pendemo. "Itu merupakan respons cepat untuk mencoba meredakan kemarahan, tetapi rakyat Yaman bukan marah karena gaji dan pengeluarannya tidak cukup," kata Mohamed al-Sabri, pemimpin koalisi oposisi.
ALJAZEERA| AQIDA SWAMURTI
~ SUMBER ~! (http://www.tempointeraktif.com/hg/timteng/2011/02/13/brk,20110213-313182,id.html)