metamorfosis
11th February 2011, 06:24 AM
TEMPO Interaktif, Taipei - Taiwan kemarin menangkap seorang pejabat tinggi militer karena terlibat sebagai mata-mata untuk Cina. Agen spionase itu berpangkat mayor jenderal angkatan darat bernama Lo Hsien-che, 51 tahun. Selama sekitar enam tahun, Lo memasok informasi penting ke Beijing.
Penangkapan itu terjadi di tengah ketidakpercayaan dan ketegangan militer antara Taipei dan Beijing, meski kedua negara sudah menandatangani kesepakatan perdagangan dan pariwisata setelah Ma Ying-jeou terpilih sebagai Presiden Taiwan pada 2008. Hubungan kedua negara bertetangga itu kemudian terus memburuk.
Pemerintah Taiwan memperkirakan Cina merekrut Lo sebagai mata-mata sejak ia ditempatkan ke pos barunya di Thailand pada 2004. Dia menikmati pos barunya hingga dijuluki "Thai Lo." Ia juga diketahui memiliki sejumlah kontak dengan petinggi militer Thailand.
Ia diduga mengkhianati negaranya karena tergiur uang dan perempuan. Cina mengirim seorang perempuan berusia 30 tahunan untuk mendekati Lo. Perempuan ini berpaspor Australia dan kerap mengadakan perjalanan seputar Thailand-Cina-Amerika Serikat dengan menyaru sebagai trader.
Setiap informasi yang dipasok ke Cina, Lo mendapat uang US$ 100-200 ribu. Hingga kembali bertugas ke Taiwan pada 2005, Lo dan perempuan tersebut tetap bertukar informasi via Internet.
Taiwan kecolongan dengan tingkah laku Lo yang tidak mencurigakan. Saat aktif sebagai spionase, Taiwan mempromosikan jabatan baru untuk Lo pada 2008. Saat ditangkap, Lo menjabat Kepala Komunikasi dan Informasi Elektronik Angkatan Darat Taiwan.
"Setiap orang telah tertipu dengan kerendahan hatinya dan penampilannya yang sopan," kata seorang investigator kasus spionase tersebut.
Adapun juru bicara kantor urusan Taiwan di Cina mengatakan belum mengetahui secara detail kasus Lo.
Pertengahan tahun lalu, Taiwan menjatuhi hukuman penjara kepada dua pejabat pelaksana hukum karena terbukti menjual rahasia negara kepada Cina.
REUTERS I FOCUS TAIWAN NEWS CHANNEL I MARIA RITA
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/asia/2011/02/11/brk,20110211-312729,id.html)
Penangkapan itu terjadi di tengah ketidakpercayaan dan ketegangan militer antara Taipei dan Beijing, meski kedua negara sudah menandatangani kesepakatan perdagangan dan pariwisata setelah Ma Ying-jeou terpilih sebagai Presiden Taiwan pada 2008. Hubungan kedua negara bertetangga itu kemudian terus memburuk.
Pemerintah Taiwan memperkirakan Cina merekrut Lo sebagai mata-mata sejak ia ditempatkan ke pos barunya di Thailand pada 2004. Dia menikmati pos barunya hingga dijuluki "Thai Lo." Ia juga diketahui memiliki sejumlah kontak dengan petinggi militer Thailand.
Ia diduga mengkhianati negaranya karena tergiur uang dan perempuan. Cina mengirim seorang perempuan berusia 30 tahunan untuk mendekati Lo. Perempuan ini berpaspor Australia dan kerap mengadakan perjalanan seputar Thailand-Cina-Amerika Serikat dengan menyaru sebagai trader.
Setiap informasi yang dipasok ke Cina, Lo mendapat uang US$ 100-200 ribu. Hingga kembali bertugas ke Taiwan pada 2005, Lo dan perempuan tersebut tetap bertukar informasi via Internet.
Taiwan kecolongan dengan tingkah laku Lo yang tidak mencurigakan. Saat aktif sebagai spionase, Taiwan mempromosikan jabatan baru untuk Lo pada 2008. Saat ditangkap, Lo menjabat Kepala Komunikasi dan Informasi Elektronik Angkatan Darat Taiwan.
"Setiap orang telah tertipu dengan kerendahan hatinya dan penampilannya yang sopan," kata seorang investigator kasus spionase tersebut.
Adapun juru bicara kantor urusan Taiwan di Cina mengatakan belum mengetahui secara detail kasus Lo.
Pertengahan tahun lalu, Taiwan menjatuhi hukuman penjara kepada dua pejabat pelaksana hukum karena terbukti menjual rahasia negara kepada Cina.
REUTERS I FOCUS TAIWAN NEWS CHANNEL I MARIA RITA
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/asia/2011/02/11/brk,20110211-312729,id.html)