atheis
10th February 2011, 07:53 AM
http://image.tempointeraktif.com/?id=63529&width=274 (http://image.tempointeraktif.com/?id=63529&width=490)
Demonstrasi anti Mubarak di Malaysia. AP/Vincent Thian
TEMPO Interaktif, Kairo - Lebih dari sepuluh ribu orang kemarin membanjiri Midan Tahrir kemarin. Sejumlah media melaporkan, unjuk rasa itu merupakan yang terbesar dalam dua pekan terakhir demonstrasi menuntut mundurnya Presiden Husni Mubarak, 82 tahun. Adapun Mubarak tetap menolak mundur dan menawarkan transisi kekuasaan secara damai.
"Tak ada yang namanya kudeta," kata Wakil Presiden Umar Sulaiman. "Sebab, kudeta akan menimbulkan chaos." Namun kelompok oposisi mengatakan dialog tak akan tercapai jika Mubarak tetap ngotot ingin berkuasa. "Tak akan ada perundingan tanpa disertai mundurnya Mubarak," kata juru bicara Ikhwanul Muslimin, Muhammad Mursi.
Mubarak disebut-sebut telah menyiapkan rencana mengungsi ke Jerman bilamana situasi di negerinya semakin keruh. Hal itu diungkapkan media terkemuka di Jerman, Der Spiegel. Tahun lalu Mubarak baru saja ke Jerman. Ia menjalani operasi kantong empedu dan polip di Klinik Universitas Heidelberg.
"Ia akan menjalani pemeriksaan kesehatan lanjutan di spa kesehatan termewah di Eropa," demikian dilansir Der Spiegel. Maklum saja, menurut Globalpost, Mubarak merupakan orang paling kaya sedunia dengan harta US$ 70 miliar. Ia bahkan mengalahkan orang terkaya versi majalah Forbes, Carlos Slim Helu, pengusaha asal Meksiko dengan harta US$ 53,5 miliar.
Kekayaan Mubarak tersebar dalam bentuk simpanan di sejumlah bank di Swiss dan properti di New York, Los Angeles, serta London. "Supaya kekayaan mereka tak disita selama masa transisi," ujar guru besar politik Universitas Princeton, Professor Amaney Jamal. "Begitulah tipikal diktator di Timur Tengah."
Diduga Mubarak mulai mengumpulkan hartanya semenjak menjabat perwira tinggi di Angkatan Udara Mesir. Menurut majalah Time, militer di sana merupakan institusi yang paling makmur. Panglima Angkatan Bersenjata Mohamad Tantawi, misalnya, selain menjabat Menteri Pertahanan, juga merupakan Menteri Produksi Militer.
Jabatan itu membuat Jenderal Tantawi memiliki posisi sebagai CEO sejumlah perusahaan milik angkatan bersenjata. Bujet militer Mesir disebut-sebut mencapai US$ 5 miliar. Namun sejumlah hasil penelitian, seperti disebutkan Time, menaksir jumlah sesungguhnya mencapai empat hingga lima kali lipat.
Tak mengherankan bilamana orang-orang lingkaran dekat Mubarak ditaksir memiliki kekayaan minimum US$ 1 miliar. Bekas Menteri Dalam Negeri Jenderal Purnawirawan Habib Ibrahim el-Adly, menurut Globalpost, memiliki kekayaan US$ 1,2 miliar. Begitu pula pengusaha baja Ahmed Ezz, pengurus partai berkuasa Partai Nasional Demokrat, memiliki harta US$ 3 miliar.
"Hukum di Mesir memungkinkan perusahaan asing memberi 51 persen saham kepada rekanan dalam negeri," ujar guru besar politik Universitas Durham, Profesor Christopher Davidson. Katanya, investasi ke dalam negeri mengalirkan uang ke pundi-pundi para jenderal yang memiliki jabatan di sejumlah perusahaan itu.
TIME | GLOBALPOST | DERSPIEGEL | ANDREE PRIYANTO
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/timteng/2011/02/10/brk,20110210-312404,id.html)
Demonstrasi anti Mubarak di Malaysia. AP/Vincent Thian
TEMPO Interaktif, Kairo - Lebih dari sepuluh ribu orang kemarin membanjiri Midan Tahrir kemarin. Sejumlah media melaporkan, unjuk rasa itu merupakan yang terbesar dalam dua pekan terakhir demonstrasi menuntut mundurnya Presiden Husni Mubarak, 82 tahun. Adapun Mubarak tetap menolak mundur dan menawarkan transisi kekuasaan secara damai.
"Tak ada yang namanya kudeta," kata Wakil Presiden Umar Sulaiman. "Sebab, kudeta akan menimbulkan chaos." Namun kelompok oposisi mengatakan dialog tak akan tercapai jika Mubarak tetap ngotot ingin berkuasa. "Tak akan ada perundingan tanpa disertai mundurnya Mubarak," kata juru bicara Ikhwanul Muslimin, Muhammad Mursi.
Mubarak disebut-sebut telah menyiapkan rencana mengungsi ke Jerman bilamana situasi di negerinya semakin keruh. Hal itu diungkapkan media terkemuka di Jerman, Der Spiegel. Tahun lalu Mubarak baru saja ke Jerman. Ia menjalani operasi kantong empedu dan polip di Klinik Universitas Heidelberg.
"Ia akan menjalani pemeriksaan kesehatan lanjutan di spa kesehatan termewah di Eropa," demikian dilansir Der Spiegel. Maklum saja, menurut Globalpost, Mubarak merupakan orang paling kaya sedunia dengan harta US$ 70 miliar. Ia bahkan mengalahkan orang terkaya versi majalah Forbes, Carlos Slim Helu, pengusaha asal Meksiko dengan harta US$ 53,5 miliar.
Kekayaan Mubarak tersebar dalam bentuk simpanan di sejumlah bank di Swiss dan properti di New York, Los Angeles, serta London. "Supaya kekayaan mereka tak disita selama masa transisi," ujar guru besar politik Universitas Princeton, Professor Amaney Jamal. "Begitulah tipikal diktator di Timur Tengah."
Diduga Mubarak mulai mengumpulkan hartanya semenjak menjabat perwira tinggi di Angkatan Udara Mesir. Menurut majalah Time, militer di sana merupakan institusi yang paling makmur. Panglima Angkatan Bersenjata Mohamad Tantawi, misalnya, selain menjabat Menteri Pertahanan, juga merupakan Menteri Produksi Militer.
Jabatan itu membuat Jenderal Tantawi memiliki posisi sebagai CEO sejumlah perusahaan milik angkatan bersenjata. Bujet militer Mesir disebut-sebut mencapai US$ 5 miliar. Namun sejumlah hasil penelitian, seperti disebutkan Time, menaksir jumlah sesungguhnya mencapai empat hingga lima kali lipat.
Tak mengherankan bilamana orang-orang lingkaran dekat Mubarak ditaksir memiliki kekayaan minimum US$ 1 miliar. Bekas Menteri Dalam Negeri Jenderal Purnawirawan Habib Ibrahim el-Adly, menurut Globalpost, memiliki kekayaan US$ 1,2 miliar. Begitu pula pengusaha baja Ahmed Ezz, pengurus partai berkuasa Partai Nasional Demokrat, memiliki harta US$ 3 miliar.
"Hukum di Mesir memungkinkan perusahaan asing memberi 51 persen saham kepada rekanan dalam negeri," ujar guru besar politik Universitas Durham, Profesor Christopher Davidson. Katanya, investasi ke dalam negeri mengalirkan uang ke pundi-pundi para jenderal yang memiliki jabatan di sejumlah perusahaan itu.
TIME | GLOBALPOST | DERSPIEGEL | ANDREE PRIYANTO
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/timteng/2011/02/10/brk,20110210-312404,id.html)