atheis
10th February 2011, 07:47 AM
http://image.tempointeraktif.com/?id=54662&width=274 (http://image.tempointeraktif.com/?id=54662&width=490)
sxc.hu
TEMPO Interaktif, Sebuah bir ditemukan di dalam kapal yang karam di laut Baltik. Bir itu ditemukan oleh para peneliti Finlandia dari Technical Research Center of Finland (VTT). Bir ini diperkirakan bir tertua yang dibuat antara tahun 1800 sampai 1830.
Para peneliti berencana menjadikan bir itu sebagai model untuk membuat satu jenis bir yang sama. Mereka menganalisa bir tersebut untuk mengetahui kandungannya, lalu dibuatkan resepnya.
Peneliti VTT Arvi Vilpola yang telah mencicipi bir itu mengatakan rasanya asam dan terdapat sedikit rasa asin. Bir itu ditemukan oleh para penyelam saat mereka ingin menyelamatkan sampanye dari kapal karam di Pulau Alan, Finlandia Juli lalu.
Para peneliti penasaran ingin mengetahui kandungan bir tersebut. Sebab, bagaimana cara membuat bir pada tahun 1800-an belum banyak diketahui. Selain itu, para peneliti juga tidak yakin apakah bir itu masih layak dikonsumsi setelah berusia dua abad dan tenggelam di kedalaman 50 meter di bawah permukaan laut.
"Kami telah melihat sel-selnya dengan mikroskop, tetapi kami belum tahu apakah sel itu hidup," kata John Londesborough, salah seorang peneliti.
Para penyelam itu juga menemukan 168 botol sampanye dengan merek Veuve Clicquot dan defunct Juglar. Harganya diperkirakan mencapai Rp 700 juta per botolnya.
Telegraph | Aqida Swamurti
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/oops/2011/02/09/brk,20110209-312308,id.html)
sxc.hu
TEMPO Interaktif, Sebuah bir ditemukan di dalam kapal yang karam di laut Baltik. Bir itu ditemukan oleh para peneliti Finlandia dari Technical Research Center of Finland (VTT). Bir ini diperkirakan bir tertua yang dibuat antara tahun 1800 sampai 1830.
Para peneliti berencana menjadikan bir itu sebagai model untuk membuat satu jenis bir yang sama. Mereka menganalisa bir tersebut untuk mengetahui kandungannya, lalu dibuatkan resepnya.
Peneliti VTT Arvi Vilpola yang telah mencicipi bir itu mengatakan rasanya asam dan terdapat sedikit rasa asin. Bir itu ditemukan oleh para penyelam saat mereka ingin menyelamatkan sampanye dari kapal karam di Pulau Alan, Finlandia Juli lalu.
Para peneliti penasaran ingin mengetahui kandungan bir tersebut. Sebab, bagaimana cara membuat bir pada tahun 1800-an belum banyak diketahui. Selain itu, para peneliti juga tidak yakin apakah bir itu masih layak dikonsumsi setelah berusia dua abad dan tenggelam di kedalaman 50 meter di bawah permukaan laut.
"Kami telah melihat sel-selnya dengan mikroskop, tetapi kami belum tahu apakah sel itu hidup," kata John Londesborough, salah seorang peneliti.
Para penyelam itu juga menemukan 168 botol sampanye dengan merek Veuve Clicquot dan defunct Juglar. Harganya diperkirakan mencapai Rp 700 juta per botolnya.
Telegraph | Aqida Swamurti
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/oops/2011/02/09/brk,20110209-312308,id.html)