blackvario
11th June 2010, 07:51 AM
Menurut Ibnu Athaillah, yang dimaksud dengan uzlah adalah menghadapkan hati secara terarah khusus kepada Allah SWT. Dengan demikian, menurut dia, hati akan terbebaskan dari masuknya gambaran-gambaran lain selain Allah SWT.
Uzlah bisa dilakukan dengan dua cara.
Pertama adalah uzlah lahiriyah.yaitu orang yang benar-benar menjauhkan diri dari keadaan sekitarnya, dengan cara mengasingkan diri dari keramaian hiruk pikuk manusia (uzlah) melakukan perenungan, menghidupkan jiwa dan mensucikan pikiran.
Dengan beruzlah, secara lahir seseorang menjadi terhindar dari pergaulan orang-orang yang tidak patut untuk dipergauli dan selamat dari orang-orang yang akan memasukkan bahaya dan pengaruh negative dengan sebab mempergaulinya.
Yang kedua adalah uzlah batiniyah, yaitu orang yang dapat memelihara hatinya dari keadaan sekitar dia. Meski hidup di tengah kemaksiatan, ia tidak terpengaruh oleh keadaan sekitarnya.
Diriwayatkan oleh Imam al Bukhari, Imam Ahmad dan Imam at Tirmidzi : Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ”Seorang mukmin yang berbaur dengan manusia dan menghadapi gangguan mereka, lebih baik daripada seseorang yang tidak mau berbaur dengan mereka dan tidak sabar menghadapi gangguan mereka.” Kemudian ia berkata : “Abu Musa berkata, ‘Ibnu ‘Adiy berkata, Syu’bah pernah melihat bahwa itu adalah Ibnu Umar.
Allah swt. juga berfirman kepada Nabi Daud as. : “Wahai Daud, Aku tidak melihat kamu menyendiri, untuk beruzlaj. “ Daud berkata : ”Ya Ilahi, Aku mengurus makhluk, karena Engkau.” Allah berfirman : “jadilah dirimu, orang yang selalu terjaga penuh waspada, janganlah dirimu merasa tenang dengan seorang saudara, karena setiap teman atau saudara yang tidak memberikan petunjuk dan dorongan melakukan kebaikan pepada-Ku, maka janganlah kamu bergaul dengannya, karena dia adalah musuh bagimu, membuat hatimu keras membatu dan jauh dari-Ku.”
Kesimpulan: Beruzlah adalah syarat mutlak yang tidak bisa ditawar lagi, demi tetap terjaganya kualitas keimanan dan syahadat kita.
Uzlah bisa dilakukan dengan dua cara.
Pertama adalah uzlah lahiriyah.yaitu orang yang benar-benar menjauhkan diri dari keadaan sekitarnya, dengan cara mengasingkan diri dari keramaian hiruk pikuk manusia (uzlah) melakukan perenungan, menghidupkan jiwa dan mensucikan pikiran.
Dengan beruzlah, secara lahir seseorang menjadi terhindar dari pergaulan orang-orang yang tidak patut untuk dipergauli dan selamat dari orang-orang yang akan memasukkan bahaya dan pengaruh negative dengan sebab mempergaulinya.
Yang kedua adalah uzlah batiniyah, yaitu orang yang dapat memelihara hatinya dari keadaan sekitar dia. Meski hidup di tengah kemaksiatan, ia tidak terpengaruh oleh keadaan sekitarnya.
Diriwayatkan oleh Imam al Bukhari, Imam Ahmad dan Imam at Tirmidzi : Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ”Seorang mukmin yang berbaur dengan manusia dan menghadapi gangguan mereka, lebih baik daripada seseorang yang tidak mau berbaur dengan mereka dan tidak sabar menghadapi gangguan mereka.” Kemudian ia berkata : “Abu Musa berkata, ‘Ibnu ‘Adiy berkata, Syu’bah pernah melihat bahwa itu adalah Ibnu Umar.
Allah swt. juga berfirman kepada Nabi Daud as. : “Wahai Daud, Aku tidak melihat kamu menyendiri, untuk beruzlaj. “ Daud berkata : ”Ya Ilahi, Aku mengurus makhluk, karena Engkau.” Allah berfirman : “jadilah dirimu, orang yang selalu terjaga penuh waspada, janganlah dirimu merasa tenang dengan seorang saudara, karena setiap teman atau saudara yang tidak memberikan petunjuk dan dorongan melakukan kebaikan pepada-Ku, maka janganlah kamu bergaul dengannya, karena dia adalah musuh bagimu, membuat hatimu keras membatu dan jauh dari-Ku.”
Kesimpulan: Beruzlah adalah syarat mutlak yang tidak bisa ditawar lagi, demi tetap terjaganya kualitas keimanan dan syahadat kita.