atheis
2nd February 2011, 11:19 AM
http://image.tempointeraktif.com/?id=62294&width=274 (http://image.tempointeraktif.com/?id=62294&width=490)
TEMPO/Seto Wardhana
TEMPO Interaktif, Jakarta - Nilai tukar rupiah pada transaksi kemarin berbasil menguat seiring terapresiasinya mata uang dan bursa regional dan keluarnya data ekonomi domestik.
Dirilisnya data ekonomi oleh Badan Pusat Statistik seperti inflasi dan ekspor impor juga turut mendukung penguatan mata uang lokal.
Pada transaksi Selasa kemarin nilai tukar rupiah ditutup di posisi 9.038, atau menguat 11 poin (0,12 persen) dari posisi sehari sebelumnya di 9.049 per dolar Amerika Serikat (AS).
Pagi ini rupiah kembali menguat mendekat ke level 9 ribu per dolar AS seiring menguatnya mata uang regional lainnya. Pada pukul 9:15 WIB rupiah ditransaksikan di 9.015 per dolar AS, yang berarti menguat 23 poin (0,26 persen) dari penutupan kemarin.
Para pengelola dana mulai mengalihkan dana investasinya dari dolar AS karena dianggap kurang tidak menarik seiring menguatnya bursa saham dan harga komoditas.
Analis ekonomi dari PT Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih menjelaskan pulihnya sentimen global setelah dilanda kekhawatiran kerusuhan yang terjadi di Mesir memberikan ruang bagi rupiah untuk kembali menguat.
�Angka inflasi yang mencapai 0,89 persen tidak terlalu mengecewakan dan dapat diterima oleh pasar karena dibawah perkiraan BPS sebelumnya sebesar 1 persen,� paparnya. Meskipun lebih tinggi dari perkiraan dari Bloomberg sebesar 0,71 persen.
Neraca perdangan Indonesia yang mencatatat surplus US$ 22,13 miliar sepanjang tahun 2010 memberikan efek positif bagi rupiah. Dimana total ekspor mencapai US$ 157 miliar (meningkat 35 persen) dan total impor US$ 135,6 miliar (naik 40 persen).
Untuk hari ini Lana memprediksikan rupiah akan ditransaksikan dalam kisaran yang cukup stabil antara 9.030 hingga 9.045 per dolar AS.
VIVA B. KUSNANDAR
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/perbankan_keuangan/2011/02/02/brk,20110202-310626,id.html)
TEMPO/Seto Wardhana
TEMPO Interaktif, Jakarta - Nilai tukar rupiah pada transaksi kemarin berbasil menguat seiring terapresiasinya mata uang dan bursa regional dan keluarnya data ekonomi domestik.
Dirilisnya data ekonomi oleh Badan Pusat Statistik seperti inflasi dan ekspor impor juga turut mendukung penguatan mata uang lokal.
Pada transaksi Selasa kemarin nilai tukar rupiah ditutup di posisi 9.038, atau menguat 11 poin (0,12 persen) dari posisi sehari sebelumnya di 9.049 per dolar Amerika Serikat (AS).
Pagi ini rupiah kembali menguat mendekat ke level 9 ribu per dolar AS seiring menguatnya mata uang regional lainnya. Pada pukul 9:15 WIB rupiah ditransaksikan di 9.015 per dolar AS, yang berarti menguat 23 poin (0,26 persen) dari penutupan kemarin.
Para pengelola dana mulai mengalihkan dana investasinya dari dolar AS karena dianggap kurang tidak menarik seiring menguatnya bursa saham dan harga komoditas.
Analis ekonomi dari PT Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih menjelaskan pulihnya sentimen global setelah dilanda kekhawatiran kerusuhan yang terjadi di Mesir memberikan ruang bagi rupiah untuk kembali menguat.
�Angka inflasi yang mencapai 0,89 persen tidak terlalu mengecewakan dan dapat diterima oleh pasar karena dibawah perkiraan BPS sebelumnya sebesar 1 persen,� paparnya. Meskipun lebih tinggi dari perkiraan dari Bloomberg sebesar 0,71 persen.
Neraca perdangan Indonesia yang mencatatat surplus US$ 22,13 miliar sepanjang tahun 2010 memberikan efek positif bagi rupiah. Dimana total ekspor mencapai US$ 157 miliar (meningkat 35 persen) dan total impor US$ 135,6 miliar (naik 40 persen).
Untuk hari ini Lana memprediksikan rupiah akan ditransaksikan dalam kisaran yang cukup stabil antara 9.030 hingga 9.045 per dolar AS.
VIVA B. KUSNANDAR
~ SUMBER ~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/perbankan_keuangan/2011/02/02/brk,20110202-310626,id.html)