r1yd
5th June 2010, 10:15 PM
Waktu itu tahun 2001, kami masih kuliah di
Jogja, kegiatan mapala kami berencana naik
gunung gede pangrango (Jawa Barat).
sorenya saat di lereng gunung turun hujan
gerimis yg membuat kami lebih menggigil
kedinginan dan terpaksa nginap di pos Kandang
Batu. Pendaki biasanya nginap di pos Kandang
Badak.
Situasi pos Kandang Batu seperti namanya
banyak batu besar2 ada juga batu kecil trs ada
tanah lapang kecil yg di kelilingi pohon cemara
dan disitu ada pondok kecil tempat pendaki duduk
berteduh dari kayu setinggi setengah meter,
Saat malam aq sama satu org kawan ngerasa ada
yg ngga beres sama tempat itu. Kami merasa ada
bayangan berkelebat di belakang pondok trs
merasa di awasi dari dalam hutan. Kami berdua
ribut soal itu tapi kami di tegur keras senior di kira
nakut2in team cewek. Diputuskan team cowok
tidur di pondok dan di depan pondok team cewek
tidur di tenda yg kami bawa yg tentu saja lbh
nyaman.
Teman kami Herman (yang py indra keenam)
ditugaskan utk menjaga dari luar tenda cewek.
Dia duduk bersila membelakangi kami yg lg asik
ngobrol ditemani lilin. Sayup2 terdengar herman
ngaji dan kami anggap biasa karena cuma
herman dari kami yg paling taat ibadah.
Dikegelapan malam kadang2 aq senter herman
yg posisi duduk masih bersila dan masih
mengaji. Dan aq msh ingat herman berhenti ngaji
dan tdk terdengar suara2 lg kecuali suara pohon2
ditiup angin. Setelah beberapa lama aq heran
setiap senter aq arahkan ke herman posisi
duduknya masih sama membelakangi kami dan
tidak bergerak msh duduk bersila. Karena heran
aq dan senior mendatangi herman dan
memanggil namanya. Setelah kami sentuh tiba2
herman jatuh/rebah masih dalam posisi duduk
bersila ( beku ). Suasana jd kacau balau kami kira
herman mati hipotermia. Kami angkat herman
kedalam pondok.Beberapa lama kemudian tiba2
herman menyeringai dan berkata � KALIAN JGN
MACAM2, DISINI TEMPATKU!� setelah itu pingsan.
Kawan2 yang lain lsng berdoa dan baca ayat2. aq
sempat liat situasi saat itu,�
jam 22.30 malam,tidak ada suara jangkrik spt
biasanya,tidak ada suara pohon ditiup angin,tdk
ada pendaki lain yg lewat (padahal selama
perjalanan naik kami sering papasan dengan
banyak pendaki lainnya), hawanya aneh ngga ada
suara apa2 selain suara air netes dari atap
pondok,kami seperti dikurung dan dikucilkan dari
dunia luar. Selain cahaya senter dan lilin di
pondok diluar sana cm gelap,herman sadar tapi
matanya nanar meliat kami sekeliling sambil
nyengir aneh,setelah beberapa lama herman
sadar, aq liat jam lagi ..jam 00.30 tengah
malam,ada suara jangkrik,ada suara pohon ditiup
angin..normal lagi seperti biasa,trs ada pendaki
lain lewat dan bilang hai..padahal kami baru aja
mengalami kejadian menakutkan.
Sampai kami menjalani pendakian herman tidak
mau bercerita. Baru setelah turun gunung baru ia
cerita semenjak dari air terjun panas kami udah di
ikuti oleh jin tinggi besar hitam. Saat kami masak
makan malam katanya jin itu berdiri didekat
tungku di pinggir hutan. Dan saat herman
sendirian jaga tenda cewek dan ngaji baru
mahluk itu mendatangi herman. (ingat waktu
herman tiba2 berhenti ngaji malam itu) dan
membawanya ke kraton gaib yg besar. Jin itu
katanya mo minta satu tumbal dari kami tapi
herman menolak dan terjadi perkelahian.
Ditengah2 perkelahian itu tiba2 herman di bantu
pangeran surya kencana.
Sebelum naik gunung kami tidak tau siapa
pangeran surya kencana. kata anak2 montana yg
biasa turun naik gunung gede
pangrango..pangeran surya kencana yang
nolong herman adalah penjaga/penunggu
gunung itu dan cuma kami yang berani nginap di
pos kandang batu. (berani karena tidak tahu,
hiiii......... )
Jogja, kegiatan mapala kami berencana naik
gunung gede pangrango (Jawa Barat).
sorenya saat di lereng gunung turun hujan
gerimis yg membuat kami lebih menggigil
kedinginan dan terpaksa nginap di pos Kandang
Batu. Pendaki biasanya nginap di pos Kandang
Badak.
Situasi pos Kandang Batu seperti namanya
banyak batu besar2 ada juga batu kecil trs ada
tanah lapang kecil yg di kelilingi pohon cemara
dan disitu ada pondok kecil tempat pendaki duduk
berteduh dari kayu setinggi setengah meter,
Saat malam aq sama satu org kawan ngerasa ada
yg ngga beres sama tempat itu. Kami merasa ada
bayangan berkelebat di belakang pondok trs
merasa di awasi dari dalam hutan. Kami berdua
ribut soal itu tapi kami di tegur keras senior di kira
nakut2in team cewek. Diputuskan team cowok
tidur di pondok dan di depan pondok team cewek
tidur di tenda yg kami bawa yg tentu saja lbh
nyaman.
Teman kami Herman (yang py indra keenam)
ditugaskan utk menjaga dari luar tenda cewek.
Dia duduk bersila membelakangi kami yg lg asik
ngobrol ditemani lilin. Sayup2 terdengar herman
ngaji dan kami anggap biasa karena cuma
herman dari kami yg paling taat ibadah.
Dikegelapan malam kadang2 aq senter herman
yg posisi duduk masih bersila dan masih
mengaji. Dan aq msh ingat herman berhenti ngaji
dan tdk terdengar suara2 lg kecuali suara pohon2
ditiup angin. Setelah beberapa lama aq heran
setiap senter aq arahkan ke herman posisi
duduknya masih sama membelakangi kami dan
tidak bergerak msh duduk bersila. Karena heran
aq dan senior mendatangi herman dan
memanggil namanya. Setelah kami sentuh tiba2
herman jatuh/rebah masih dalam posisi duduk
bersila ( beku ). Suasana jd kacau balau kami kira
herman mati hipotermia. Kami angkat herman
kedalam pondok.Beberapa lama kemudian tiba2
herman menyeringai dan berkata � KALIAN JGN
MACAM2, DISINI TEMPATKU!� setelah itu pingsan.
Kawan2 yang lain lsng berdoa dan baca ayat2. aq
sempat liat situasi saat itu,�
jam 22.30 malam,tidak ada suara jangkrik spt
biasanya,tidak ada suara pohon ditiup angin,tdk
ada pendaki lain yg lewat (padahal selama
perjalanan naik kami sering papasan dengan
banyak pendaki lainnya), hawanya aneh ngga ada
suara apa2 selain suara air netes dari atap
pondok,kami seperti dikurung dan dikucilkan dari
dunia luar. Selain cahaya senter dan lilin di
pondok diluar sana cm gelap,herman sadar tapi
matanya nanar meliat kami sekeliling sambil
nyengir aneh,setelah beberapa lama herman
sadar, aq liat jam lagi ..jam 00.30 tengah
malam,ada suara jangkrik,ada suara pohon ditiup
angin..normal lagi seperti biasa,trs ada pendaki
lain lewat dan bilang hai..padahal kami baru aja
mengalami kejadian menakutkan.
Sampai kami menjalani pendakian herman tidak
mau bercerita. Baru setelah turun gunung baru ia
cerita semenjak dari air terjun panas kami udah di
ikuti oleh jin tinggi besar hitam. Saat kami masak
makan malam katanya jin itu berdiri didekat
tungku di pinggir hutan. Dan saat herman
sendirian jaga tenda cewek dan ngaji baru
mahluk itu mendatangi herman. (ingat waktu
herman tiba2 berhenti ngaji malam itu) dan
membawanya ke kraton gaib yg besar. Jin itu
katanya mo minta satu tumbal dari kami tapi
herman menolak dan terjadi perkelahian.
Ditengah2 perkelahian itu tiba2 herman di bantu
pangeran surya kencana.
Sebelum naik gunung kami tidak tau siapa
pangeran surya kencana. kata anak2 montana yg
biasa turun naik gunung gede
pangrango..pangeran surya kencana yang
nolong herman adalah penjaga/penunggu
gunung itu dan cuma kami yang berani nginap di
pos kandang batu. (berani karena tidak tahu,
hiiii......... )