atheis
1st February 2011, 04:39 PM
http://image.tempointeraktif.com/?id=59269&width=274 (http://image.tempointeraktif.com/?id=59269&width=490)
Facebook-Twitter
TEMPO Interaktif, Revolusi terjadi di Tunisia. Pemerintahan Ben Ali tumbang. Pemicunya, seorang insinyur yang menjadi tukang buah membakar diri setelah gerobaknya disita. Dia terpaksa menjadi tukang buah karena gagal mendapat pekerjaan. Dia pun memprotes penyitaan gerobaknya dengan bakar diri. Rakyat Tunisia marah, gerakan massa yang menuntut reformasi berkembang cepat lewat media sosial seperti Twitter dan Facebook.
Efek domino kekuatan media sosial ini menjalar ke negara-negara Timur Tengah lainnya. Sebut saja, Mesir, Yaman, Sudan, Yordania, Aljazair dan kini Syria. Oposisi di Syria pun mulai menggalang massa untuk demonstrasi memprotes kebijakan Presiden Bashar Al-assad dengan menggunakan Facebook.
Mereka menggunakan jejaring sosial itu untuk mendukung aksi protes di Damaskus, Aleppo dan beberapa kota lainnya. Mereka menginginkan standar hidup yang lebih baik, penegakan hak asasi manusia, dan hak berekspresi bagi generasi muda.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Middle East Media Research Institute, yang berbasis di Washington, Amerika Serikat melihat potensi media sosial yang kini dimanfaatkan untuk menggalang massa. Belum dipastikan berapa yang akan bergabung dalam aksi protes di Syria tersebut. Namun beberapa ribu orang menyatakan dukungannya pada rencana gerakan massa yang akan dilakukan pada hari Sabtu itu melalui Facebook.
Selain di Syria, gerakan yang juga digalang melalui Facebook juga terjadi di Sudan. "Rakyat Sudan tidak akan diam lagi. Hanya menunggu waktu, kami menuntut hak kami dan mengambil yang menjadi milik kami dalam demonstrasi damai, tanpa menggunakan aksi sabotase" demikian dikutip dari sebuah profil grup di Facebook.
Sementara itu di Yaman, sebuah laman Facebook juga mengajak aksi demonstrasi yang sudah dimulai di beberapa tempat.
Aksi itu juga terinspirasi aksi protes di Tunisia yang telah menggulingkan pemerintahannya dan kemudian menginspirasi aksi serupa di beberapa negara termasuk Algeria, Yordan, dan Sudan.
Aqida Swamurti | CNN
~SUMBER~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/timteng/2011/02/01/brk,20110201-310479,id.html)
Facebook-Twitter
TEMPO Interaktif, Revolusi terjadi di Tunisia. Pemerintahan Ben Ali tumbang. Pemicunya, seorang insinyur yang menjadi tukang buah membakar diri setelah gerobaknya disita. Dia terpaksa menjadi tukang buah karena gagal mendapat pekerjaan. Dia pun memprotes penyitaan gerobaknya dengan bakar diri. Rakyat Tunisia marah, gerakan massa yang menuntut reformasi berkembang cepat lewat media sosial seperti Twitter dan Facebook.
Efek domino kekuatan media sosial ini menjalar ke negara-negara Timur Tengah lainnya. Sebut saja, Mesir, Yaman, Sudan, Yordania, Aljazair dan kini Syria. Oposisi di Syria pun mulai menggalang massa untuk demonstrasi memprotes kebijakan Presiden Bashar Al-assad dengan menggunakan Facebook.
Mereka menggunakan jejaring sosial itu untuk mendukung aksi protes di Damaskus, Aleppo dan beberapa kota lainnya. Mereka menginginkan standar hidup yang lebih baik, penegakan hak asasi manusia, dan hak berekspresi bagi generasi muda.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Middle East Media Research Institute, yang berbasis di Washington, Amerika Serikat melihat potensi media sosial yang kini dimanfaatkan untuk menggalang massa. Belum dipastikan berapa yang akan bergabung dalam aksi protes di Syria tersebut. Namun beberapa ribu orang menyatakan dukungannya pada rencana gerakan massa yang akan dilakukan pada hari Sabtu itu melalui Facebook.
Selain di Syria, gerakan yang juga digalang melalui Facebook juga terjadi di Sudan. "Rakyat Sudan tidak akan diam lagi. Hanya menunggu waktu, kami menuntut hak kami dan mengambil yang menjadi milik kami dalam demonstrasi damai, tanpa menggunakan aksi sabotase" demikian dikutip dari sebuah profil grup di Facebook.
Sementara itu di Yaman, sebuah laman Facebook juga mengajak aksi demonstrasi yang sudah dimulai di beberapa tempat.
Aksi itu juga terinspirasi aksi protes di Tunisia yang telah menggulingkan pemerintahannya dan kemudian menginspirasi aksi serupa di beberapa negara termasuk Algeria, Yordan, dan Sudan.
Aqida Swamurti | CNN
~SUMBER~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/timteng/2011/02/01/brk,20110201-310479,id.html)