atheis
1st February 2011, 04:30 PM
http://image.tempointeraktif.com/?id=63032&width=274 (http://image.tempointeraktif.com/?id=63032&width=490)
Aziz Dweik.
TEMPO Interaktif, Terbongkarnya kebohongan para perunding Palestina yang dipimpin Palestina Saeb Erekat dan mantan Perdana Menteri Ahmad Qureia membuat geram Palestina. Para tokoh politik, terutama dari Hamas mengecam kebusukan mereka.
Ketua Parlemen Palestina dari faksi Hamas, Abdul Aziz Dweik bahkan sampai menyerukan perlunya pergantian rezim. Berikut penuturan Dweik kepada Faisal Assegaf dari Tempo, Selasa (31/1).
Apa komentar Anda soal bocoran dokumen perundingan yang dilansir Al-Jazeera dan Guardian?
Dokumen yang dipublikasikan adalah asli dan mengungkap banyak rahasia. Dokumen itu menunjukkan perundingan antara Palestina
dan Israel sudah mati. Dokumen itu menunjukkan Israel tidak serius berunding dan para perunding Palestina menggunakan strategi
amat buruk.
Berarti perunding Palestina tidak serius?
Benar. Karena mereka mengajukan tawaran yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Lantas apa yang mesti dilakukan?
Perlu ada persatuan dari seluruh rakyat Palestina dalam menghadapi kekuatan penjajah zionis. Para pemimpin politik Palestina, termasuk Hamas dan Fatah, harus segera berdamai.
Tapi dalam dokumen itu terungkap rencana MI6 untuk memberangus Hamas?
Memang benar, karena itu negara-negara barat perlu mengubah strategi mereka. Mereka jangan lagi memecah persatuan Palestina. Jika strategi itu dilanjutkan pihak barat akan diisolasi oleh dunia Arab.
Apa perlu ada perubahan rezim, untuk menghidupkan kembali proses perdamaian?
Perubahan rezim memang dibutuhkan namun itu mesti dilakukan dengan cara-cara damai. Perubahan harus dibuat dengan cara demokratis yang mencerminkan keinginan rakyat.
Dari pengalaman sebelumnya, kemenangan Hamas tidak diakui?
Masyarakat internasional harus menghormati pilihan rakyat Palestina karena itu adalah kehendak Allah dan bukan kemauan manusia. Jika cara-cara demokratis tidak lagi dihargai dan diterima itu hanya akan menguntungkan Israel. Tidak akan pernah tercipta persatuan di antara Palestina.
Jadi jika Fatah masih berkuasa perdamaian akan buntu?
Ya, proses damai sudah lama mandek. Perlu ada pergantian rezim yang benar-benar bisa diterima seluruh rakyat Palestina. Ini hanya dapat dilakukan melalui pemilihan umum.
Menurut Anda gelombang reformasi di Tunisia akan menyebar hingga Palestina?
Hanya Allah yang tahu. Tapi rakyat Palestina sudah tidak percaya lagi dengan kepemimpinan sekarang.
~SUMBER~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/timteng/2011/02/01/brk,20110201-310340,id.html)
Aziz Dweik.
TEMPO Interaktif, Terbongkarnya kebohongan para perunding Palestina yang dipimpin Palestina Saeb Erekat dan mantan Perdana Menteri Ahmad Qureia membuat geram Palestina. Para tokoh politik, terutama dari Hamas mengecam kebusukan mereka.
Ketua Parlemen Palestina dari faksi Hamas, Abdul Aziz Dweik bahkan sampai menyerukan perlunya pergantian rezim. Berikut penuturan Dweik kepada Faisal Assegaf dari Tempo, Selasa (31/1).
Apa komentar Anda soal bocoran dokumen perundingan yang dilansir Al-Jazeera dan Guardian?
Dokumen yang dipublikasikan adalah asli dan mengungkap banyak rahasia. Dokumen itu menunjukkan perundingan antara Palestina
dan Israel sudah mati. Dokumen itu menunjukkan Israel tidak serius berunding dan para perunding Palestina menggunakan strategi
amat buruk.
Berarti perunding Palestina tidak serius?
Benar. Karena mereka mengajukan tawaran yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Lantas apa yang mesti dilakukan?
Perlu ada persatuan dari seluruh rakyat Palestina dalam menghadapi kekuatan penjajah zionis. Para pemimpin politik Palestina, termasuk Hamas dan Fatah, harus segera berdamai.
Tapi dalam dokumen itu terungkap rencana MI6 untuk memberangus Hamas?
Memang benar, karena itu negara-negara barat perlu mengubah strategi mereka. Mereka jangan lagi memecah persatuan Palestina. Jika strategi itu dilanjutkan pihak barat akan diisolasi oleh dunia Arab.
Apa perlu ada perubahan rezim, untuk menghidupkan kembali proses perdamaian?
Perubahan rezim memang dibutuhkan namun itu mesti dilakukan dengan cara-cara damai. Perubahan harus dibuat dengan cara demokratis yang mencerminkan keinginan rakyat.
Dari pengalaman sebelumnya, kemenangan Hamas tidak diakui?
Masyarakat internasional harus menghormati pilihan rakyat Palestina karena itu adalah kehendak Allah dan bukan kemauan manusia. Jika cara-cara demokratis tidak lagi dihargai dan diterima itu hanya akan menguntungkan Israel. Tidak akan pernah tercipta persatuan di antara Palestina.
Jadi jika Fatah masih berkuasa perdamaian akan buntu?
Ya, proses damai sudah lama mandek. Perlu ada pergantian rezim yang benar-benar bisa diterima seluruh rakyat Palestina. Ini hanya dapat dilakukan melalui pemilihan umum.
Menurut Anda gelombang reformasi di Tunisia akan menyebar hingga Palestina?
Hanya Allah yang tahu. Tapi rakyat Palestina sudah tidak percaya lagi dengan kepemimpinan sekarang.
~SUMBER~ (http://www.tempointeraktif.com/hg/timteng/2011/02/01/brk,20110201-310340,id.html)