atheis
29th January 2011, 06:26 PM
http://image.tempointeraktif.com/?id=62519&width=274 (http://image.tempointeraktif.com/?id=62519&width=490)
Sejumlah Polisi Mesir berdiri dekat ban-ban mobil yang dibakar demonstran,
saat unjukrasa menuntut presiden Husni Mubarak turun di Kairo, Mesir (26/1). AP/Ben Curtis
TEMPO Interaktif, Kairo -Bentrok antara demonstran dan polisi di seantero Mesir sepanjang lima hari terakhir telah menewaskan 26 orang. Koresponden Tempo di Kairo melaporkan, jumlah terbesar korban tewas terjadi di Suez yang mencapai 13 orang hanya pada Jumat kemarin.
Di Suez, aparat keamanan melakukan tindak kekerasan dalam menghadapi puluhan ribu pengunjuk rasa. Tak hanya menembakkan gas air mata dan meriam air, tapi juga menabrakkan kendaraan militer ke tengah kerumunan massa.
Pada aksi demonstrasi Selasa dan Rabu lalu, jumlah korban tewas sebenarnya baru mencapai tujuh orang. Tapi ketika para demonstran mencanangkan hari Jumat sebagai Hari Amarah Nasional, jumlah korban pun meningkat. Kerusuhan pun terjadi dari Kairo, Suez, Alexandria hingga Al Arish dekat perbatasan Palestina.
"Kami tak akan berhenti sampai kezaliman dan kediktatoran Presiden Hosni MUbarak tumbang," kata salah seorang demonstran.
Yang menarik, Sabtu dini hari tadi terjadi sejumlah polisi menyerahkan senjata dan menanggalkan seragam militer mereka di provinsi Alexandria. Mereka menolak perintah sang komandan dan memilih berhenti menghadapi para demonstran. Para pengunjuk rasa pun menawarkan minuman pada aparat yang "menyerah" tersebut dan mengajak shalat bersama.
Di beberapa kota listrik masih padam. Komunikasi dari dan ke Mesir juga terputus total. Koneksi internet mati sejak Jumat pagi. Kedutaan besar Indonesia di Kairo tak bisa ditelpon sama sekali.
Akbar Pribadi (Kairo) | YR
http://www.tempointeraktif.com/hg/timteng/2011/01/29/brk,20110129-309730,id.html (http:%5BURL)]~ SUMBER ~[/url]
Sejumlah Polisi Mesir berdiri dekat ban-ban mobil yang dibakar demonstran,
saat unjukrasa menuntut presiden Husni Mubarak turun di Kairo, Mesir (26/1). AP/Ben Curtis
TEMPO Interaktif, Kairo -Bentrok antara demonstran dan polisi di seantero Mesir sepanjang lima hari terakhir telah menewaskan 26 orang. Koresponden Tempo di Kairo melaporkan, jumlah terbesar korban tewas terjadi di Suez yang mencapai 13 orang hanya pada Jumat kemarin.
Di Suez, aparat keamanan melakukan tindak kekerasan dalam menghadapi puluhan ribu pengunjuk rasa. Tak hanya menembakkan gas air mata dan meriam air, tapi juga menabrakkan kendaraan militer ke tengah kerumunan massa.
Pada aksi demonstrasi Selasa dan Rabu lalu, jumlah korban tewas sebenarnya baru mencapai tujuh orang. Tapi ketika para demonstran mencanangkan hari Jumat sebagai Hari Amarah Nasional, jumlah korban pun meningkat. Kerusuhan pun terjadi dari Kairo, Suez, Alexandria hingga Al Arish dekat perbatasan Palestina.
"Kami tak akan berhenti sampai kezaliman dan kediktatoran Presiden Hosni MUbarak tumbang," kata salah seorang demonstran.
Yang menarik, Sabtu dini hari tadi terjadi sejumlah polisi menyerahkan senjata dan menanggalkan seragam militer mereka di provinsi Alexandria. Mereka menolak perintah sang komandan dan memilih berhenti menghadapi para demonstran. Para pengunjuk rasa pun menawarkan minuman pada aparat yang "menyerah" tersebut dan mengajak shalat bersama.
Di beberapa kota listrik masih padam. Komunikasi dari dan ke Mesir juga terputus total. Koneksi internet mati sejak Jumat pagi. Kedutaan besar Indonesia di Kairo tak bisa ditelpon sama sekali.
Akbar Pribadi (Kairo) | YR
http://www.tempointeraktif.com/hg/timteng/2011/01/29/brk,20110129-309730,id.html (http:%5BURL)]~ SUMBER ~[/url]