EagleEye
29th January 2011, 12:01 PM
http://static.inilah.com/data/berita/foto/1188862.jpg
Beberapa orang menciptakan karakter maya untuk sekadar lari dari kenyataan. Namun, studi terbaru menunjukkan realitas virtual ubah perilaku manusia di dunia nyata.
Penelitian ini dilakukan oleh Virtual Human Interaction Lab (VHIL) di Stanford University bekerja sama dengan National Science Foundation (NSF). Peneliti menemukan ketika avatar menyerupai interaksi manusia di dunia nyata, maka ini akan mengubah bagaimana karakter itu bertindak.
Jeremy Bailenson menciptakan beberapa skenario untuk menguji coba studi ini. Dalam salah satu percobaan, ia menggunakan algoritma untuk mengetahui usia avatar yang digunakan oleh mahasiswa perguruan tinggi dan mencari tahu apa yang mereka inginkan.
Setelah menggunakan avatar yang lebih tua, mahasiwa ini lebih suka untuk menyimpan uang daripada pergi ke suatu tempat atau membelanjakan uang di dunia nyata.
Selanjutnya, Bailenson menciptakan avatar yang bergerak identik dengan pengguna. Ia lalu meminta koresponden untuk melakukan latihan penurunan berat badan. Ternyata, tanpa sadar koresponden membentuk avatar yang juga melakukan latihan penurunan berat badan.
�Jadi, kekuatan ini berasal dari melihat diri sendiri di posisi orang ketiga dan mengkoordinasikan perilaku virtual dengan cara pandang ke tubuh Anda sendiri,� ujar Bailenson
SUMBER (http://teknologi.inilah.com/read/detail/1188862/waspada-realitas-maya-ubah-perilaku-pengguna)
Beberapa orang menciptakan karakter maya untuk sekadar lari dari kenyataan. Namun, studi terbaru menunjukkan realitas virtual ubah perilaku manusia di dunia nyata.
Penelitian ini dilakukan oleh Virtual Human Interaction Lab (VHIL) di Stanford University bekerja sama dengan National Science Foundation (NSF). Peneliti menemukan ketika avatar menyerupai interaksi manusia di dunia nyata, maka ini akan mengubah bagaimana karakter itu bertindak.
Jeremy Bailenson menciptakan beberapa skenario untuk menguji coba studi ini. Dalam salah satu percobaan, ia menggunakan algoritma untuk mengetahui usia avatar yang digunakan oleh mahasiswa perguruan tinggi dan mencari tahu apa yang mereka inginkan.
Setelah menggunakan avatar yang lebih tua, mahasiwa ini lebih suka untuk menyimpan uang daripada pergi ke suatu tempat atau membelanjakan uang di dunia nyata.
Selanjutnya, Bailenson menciptakan avatar yang bergerak identik dengan pengguna. Ia lalu meminta koresponden untuk melakukan latihan penurunan berat badan. Ternyata, tanpa sadar koresponden membentuk avatar yang juga melakukan latihan penurunan berat badan.
�Jadi, kekuatan ini berasal dari melihat diri sendiri di posisi orang ketiga dan mengkoordinasikan perilaku virtual dengan cara pandang ke tubuh Anda sendiri,� ujar Bailenson
SUMBER (http://teknologi.inilah.com/read/detail/1188862/waspada-realitas-maya-ubah-perilaku-pengguna)