codename
25th January 2011, 11:06 PM
http://img121.imageshack.us/img121/4347/kpk.png
Treponemia pallidum menyebabkan penyakit sifilis, infeksi yang ditularkan secara seksual atau transplasental.
- Sifilis primer terjadi sekitar 3 minggu sesudah kontak seksual dengan orang yang terinfeksi. Lesi yang keras, tidak nyeri, menonjol dan berwarna merah (chancre) terbentuk pada penis, serviks, dinding vagina, atau anus; lesi ini akan sembuh sendiri sekalipun tidak mendapat terapi. Treponema terdapat pada permukaan chancer dan eksudat yang menyertainya (bisa diperlihatkan lewat teknik khusus); di baliknya terdapat infiltrasi sel-sel plasma, makrofag, dan limfosit dengan endarteritis proliferatif.
- Sifilis sekunder terjadi 2 hingga 10 minggu kemudian pada 75% pasien yang tidak diobati dengan penyebaran spirochaeta ke kulit (yang menyebabkan lesi makulopapuler, bersisik, atau pustuler dan erosi superfisial pada jaringan mukokutaneus). Lesi superfisial tidak terasa nyeri dan mengandung spirochaeta yang infeksius. Limfadenopati, demam ringan, malaise. dan penurunan berat badan sering terjadi. Lesi mukokutaneus memperlihatkan infiltrasi sel plasma dan endarteritis obliteratif.
- Sifilis tersier terjadi pada sepertiga pasien yang tidak diobati, sesudah suatu periode laten yang lama (> 5 tahun). Sifilis kardiovaskuler (> 80% dari sifilis tarsier) meliputi aortitis (akibat end�arteritis pada vasa vasorum aorta), menyebabkan dilatasi radiks dan arkus aorta, serta aneurisma dan insufisiensi katup aorta yang ditimbulkannya. Neurosifilis dapat bersifat simptomatik (penyakit meningovaskuler, tabes dorsalis. dan penyakit yang menyeluruh pada parenkim otak) atau asimptomatik (hanya terdapat kelainan pada cairan serebrospinal, berupa pleiositosis, peningkatan kadar protein, dan penurunan kadar glukosa). Sifilis tertier �benigna� disertai dengan massa nekrotik kenyal (gumma), yang terbentuk pada berbagai bagian tubuh (tulang, kulit, mukosa oral).
- Sifilis kongenital biasanya terjadi pada ibu hamil dengan sifilis primer atau sekunder. Kematian intrauteri dan perinatal masing-masing terjadi pada 25% kasus yang tidak diobati. Penyakit sifilis kongenital,dini meliputi pengeluaran sekret dari hidung, pengelupasan kulit, hepatomegali dan kelainan skeletal. Manifestasi lanjut meliputi celah pada gigi insisivus bagian tengah, tuli dan keratitis interstisial dengan kebutaan (trias Hutchinson).
Tes serologik untuk penyakit sifilis
Tes antibodi treponema mengukur antibodi reaktif T. pallidum. Tes nontreponema (VDRL, RPR) mengukur antibodi terhadap fosfolipid kardiolipin. Keduanya menjadi positif sekitar 6 minggu sesudah infeksi dan memberikan hasil yang positif pada sifilis sekunder; tes nontreponema dapat menjadi negatif hersamaan dengan waktu atau ketika pasien diobati, tetapi tes antibodi treponema tetap menunjukkan hasil yang positif.
Daftar Pustaka
BS Dasar Patologis penyakit ed 7
http://img834.imageshack.us/img834/503/cling.gif
∞∞∞ http://fkunhas.com/penyakit-sifilis-20100717370.html ∞∞∞
Posted via Mobile Device
Treponemia pallidum menyebabkan penyakit sifilis, infeksi yang ditularkan secara seksual atau transplasental.
- Sifilis primer terjadi sekitar 3 minggu sesudah kontak seksual dengan orang yang terinfeksi. Lesi yang keras, tidak nyeri, menonjol dan berwarna merah (chancre) terbentuk pada penis, serviks, dinding vagina, atau anus; lesi ini akan sembuh sendiri sekalipun tidak mendapat terapi. Treponema terdapat pada permukaan chancer dan eksudat yang menyertainya (bisa diperlihatkan lewat teknik khusus); di baliknya terdapat infiltrasi sel-sel plasma, makrofag, dan limfosit dengan endarteritis proliferatif.
- Sifilis sekunder terjadi 2 hingga 10 minggu kemudian pada 75% pasien yang tidak diobati dengan penyebaran spirochaeta ke kulit (yang menyebabkan lesi makulopapuler, bersisik, atau pustuler dan erosi superfisial pada jaringan mukokutaneus). Lesi superfisial tidak terasa nyeri dan mengandung spirochaeta yang infeksius. Limfadenopati, demam ringan, malaise. dan penurunan berat badan sering terjadi. Lesi mukokutaneus memperlihatkan infiltrasi sel plasma dan endarteritis obliteratif.
- Sifilis tersier terjadi pada sepertiga pasien yang tidak diobati, sesudah suatu periode laten yang lama (> 5 tahun). Sifilis kardiovaskuler (> 80% dari sifilis tarsier) meliputi aortitis (akibat end�arteritis pada vasa vasorum aorta), menyebabkan dilatasi radiks dan arkus aorta, serta aneurisma dan insufisiensi katup aorta yang ditimbulkannya. Neurosifilis dapat bersifat simptomatik (penyakit meningovaskuler, tabes dorsalis. dan penyakit yang menyeluruh pada parenkim otak) atau asimptomatik (hanya terdapat kelainan pada cairan serebrospinal, berupa pleiositosis, peningkatan kadar protein, dan penurunan kadar glukosa). Sifilis tertier �benigna� disertai dengan massa nekrotik kenyal (gumma), yang terbentuk pada berbagai bagian tubuh (tulang, kulit, mukosa oral).
- Sifilis kongenital biasanya terjadi pada ibu hamil dengan sifilis primer atau sekunder. Kematian intrauteri dan perinatal masing-masing terjadi pada 25% kasus yang tidak diobati. Penyakit sifilis kongenital,dini meliputi pengeluaran sekret dari hidung, pengelupasan kulit, hepatomegali dan kelainan skeletal. Manifestasi lanjut meliputi celah pada gigi insisivus bagian tengah, tuli dan keratitis interstisial dengan kebutaan (trias Hutchinson).
Tes serologik untuk penyakit sifilis
Tes antibodi treponema mengukur antibodi reaktif T. pallidum. Tes nontreponema (VDRL, RPR) mengukur antibodi terhadap fosfolipid kardiolipin. Keduanya menjadi positif sekitar 6 minggu sesudah infeksi dan memberikan hasil yang positif pada sifilis sekunder; tes nontreponema dapat menjadi negatif hersamaan dengan waktu atau ketika pasien diobati, tetapi tes antibodi treponema tetap menunjukkan hasil yang positif.
Daftar Pustaka
BS Dasar Patologis penyakit ed 7
http://img834.imageshack.us/img834/503/cling.gif
∞∞∞ http://fkunhas.com/penyakit-sifilis-20100717370.html ∞∞∞
Posted via Mobile Device