i9829ceriwis
25th January 2011, 08:06 PM
http://img121.imageshack.us/img121/4347/kpk.png
DNA mempunyai kemampuan untuk mengadakan replikasi yaitu memperbanyak atau menggandakan diri. Dengan kata lain, DNA mampu membentuk DNA baru yang sama persis dengan DNA awal. Replikasi DNA berlangsung pada sel-sel muda saat interfase (mitosis), yaitu saat sel siap melakukan pembelahan.Replikasi DNA adalah suatu proses menurunkan sifat genetik sehingga suatu jasad hidup tetap menurunkan jenisnya. Sapi tetap menurunkan sapi, kelinci tetap menurunkan kelinci, dan manusia tetap menurunkan manusia. Replikasi DNA bukan merupakan proses yang sederhana, melainkan proses yang kompleks.
Dasar bangunan yang digunakan dalam replikasi DNA adalah deoksiribonukleosida trifosfat (dNTP), meliputi deoksiadenosin trifosfat (dATP), deoksisitidin trifosfat (dCTP), deoksiguanosin trifosfat (dGTP), dan deoksitimidin trifosfat (dTTP). Deoksinukleotida yang akan membentuk DNA barn ini membawa kelompok fosfat ekstra dan kaya energi.
Replikasi diawali dengan membuka pilinan salah satu ujung DNA karena kerja enzim. Pilinan memisah menjadi benang atau untaian tunggal karena ikatan hidrogen yang lemah. Selanjutnya, masing-masing benang ini berlaku sebagai cetakan tempat menempel benang kedua berikutnya. Jadi, benang pertama menjadi cetakan benang baru dan benang kedua juga menjadi cetakan benang kedua yang baru juga.
Kedua untaian heliks ganda membuka dan masing-masing menentukan untaian anak yang baru, dengan memasangkan basanya. Sementara pilinan benang rangkap ini terurai, nukleotida barn (dalam hal ini d ATP, dCTP, dGTP dan dTTP), terpasang berjajar sepanjang tiap benang (untaian). Nukleotida-nukleotida ini digabungkan satupersatu, dengan cara sating melengkapi secara tepat, timin berseberangan dengan adenin dan sitosin berseberangan dengan guanin. Polimerisasi nukleotida-nukleotida ini dikatalisis oleh enzim DNA polimerase dan secara bersamaan dibebaskannya difosfat.
Karena tiap benang atau untaian baru merupakan komplemen salah satu komponen lama, untaian baru yang menempel ini mempunyai susunan tepat sama seperti untaian semula. Hasilnya adalah sepasang spiral (heliks ganda) yang identik. Dengan cara ini, sifat-sifat gen diturunkan dart sate generasi ke generasi berikutnya.
Setelah heliks ganda memisah atau tidak membentuk pilinan, nukleotida-nukleotida sel, yaitu dNTP, mulai mendekati rantai yang terpisah, kemudian mengikatkan diri mengikuti aturan basa. Adenin membentuk ikatan hidrogen dengan timin dan sitosin membentuk ikatan hidrogen dengan guanin. Enzim polimerase menghubungkan nukleotida-nukleotida ini membentuk rantai yang baru. Proses berlangsung terus sampai akhirnya semua rantai tereplikasi.
Pembentukan rantai polinukleotida baru dalam replikasi DNA dari nukleotida-nukleotida (dNTP) adalah melalui pembentukan ikatan 3′,5′-fosfodiester. Dalam hal ini, dua nukleotida membebaskan pirofosfat atau difosfat sehingga kedua nukleotida tersebut bergabung menjadi satu. Proses berlangsung terus sehingga terbentuk polinukleotida yang baru.
Mekanisme replikasi DNA total diteliti oleh Meselson dan Stahl. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa replikasi DNA berlangsung dengan mekanisme semikonservatif, yaitu dua pita dari heliks ganda (induk) memisahkan diri dan selama proses replikasi, masing-masing pita membentuk pita komplementernya dari nukleotida-nukleotida yang ada. Hasilnya adalah masing-masing pita yang lama mendapatkan pasangan pita baru seperti pasangan yang lama. Setelah replikasi, terbentuk dua pita DNA baru yang mirip.
Daftar Pustaka
Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran Oleh Drs. Damin Sumardjo
http://img834.imageshack.us/img834/503/cling.gif
∞∞∞ http://fkunhas.com/replikasi-dna-20101101875.html ∞∞∞
Posted via Mobile Device
DNA mempunyai kemampuan untuk mengadakan replikasi yaitu memperbanyak atau menggandakan diri. Dengan kata lain, DNA mampu membentuk DNA baru yang sama persis dengan DNA awal. Replikasi DNA berlangsung pada sel-sel muda saat interfase (mitosis), yaitu saat sel siap melakukan pembelahan.Replikasi DNA adalah suatu proses menurunkan sifat genetik sehingga suatu jasad hidup tetap menurunkan jenisnya. Sapi tetap menurunkan sapi, kelinci tetap menurunkan kelinci, dan manusia tetap menurunkan manusia. Replikasi DNA bukan merupakan proses yang sederhana, melainkan proses yang kompleks.
Dasar bangunan yang digunakan dalam replikasi DNA adalah deoksiribonukleosida trifosfat (dNTP), meliputi deoksiadenosin trifosfat (dATP), deoksisitidin trifosfat (dCTP), deoksiguanosin trifosfat (dGTP), dan deoksitimidin trifosfat (dTTP). Deoksinukleotida yang akan membentuk DNA barn ini membawa kelompok fosfat ekstra dan kaya energi.
Replikasi diawali dengan membuka pilinan salah satu ujung DNA karena kerja enzim. Pilinan memisah menjadi benang atau untaian tunggal karena ikatan hidrogen yang lemah. Selanjutnya, masing-masing benang ini berlaku sebagai cetakan tempat menempel benang kedua berikutnya. Jadi, benang pertama menjadi cetakan benang baru dan benang kedua juga menjadi cetakan benang kedua yang baru juga.
Kedua untaian heliks ganda membuka dan masing-masing menentukan untaian anak yang baru, dengan memasangkan basanya. Sementara pilinan benang rangkap ini terurai, nukleotida barn (dalam hal ini d ATP, dCTP, dGTP dan dTTP), terpasang berjajar sepanjang tiap benang (untaian). Nukleotida-nukleotida ini digabungkan satupersatu, dengan cara sating melengkapi secara tepat, timin berseberangan dengan adenin dan sitosin berseberangan dengan guanin. Polimerisasi nukleotida-nukleotida ini dikatalisis oleh enzim DNA polimerase dan secara bersamaan dibebaskannya difosfat.
Karena tiap benang atau untaian baru merupakan komplemen salah satu komponen lama, untaian baru yang menempel ini mempunyai susunan tepat sama seperti untaian semula. Hasilnya adalah sepasang spiral (heliks ganda) yang identik. Dengan cara ini, sifat-sifat gen diturunkan dart sate generasi ke generasi berikutnya.
Setelah heliks ganda memisah atau tidak membentuk pilinan, nukleotida-nukleotida sel, yaitu dNTP, mulai mendekati rantai yang terpisah, kemudian mengikatkan diri mengikuti aturan basa. Adenin membentuk ikatan hidrogen dengan timin dan sitosin membentuk ikatan hidrogen dengan guanin. Enzim polimerase menghubungkan nukleotida-nukleotida ini membentuk rantai yang baru. Proses berlangsung terus sampai akhirnya semua rantai tereplikasi.
Pembentukan rantai polinukleotida baru dalam replikasi DNA dari nukleotida-nukleotida (dNTP) adalah melalui pembentukan ikatan 3′,5′-fosfodiester. Dalam hal ini, dua nukleotida membebaskan pirofosfat atau difosfat sehingga kedua nukleotida tersebut bergabung menjadi satu. Proses berlangsung terus sehingga terbentuk polinukleotida yang baru.
Mekanisme replikasi DNA total diteliti oleh Meselson dan Stahl. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa replikasi DNA berlangsung dengan mekanisme semikonservatif, yaitu dua pita dari heliks ganda (induk) memisahkan diri dan selama proses replikasi, masing-masing pita membentuk pita komplementernya dari nukleotida-nukleotida yang ada. Hasilnya adalah masing-masing pita yang lama mendapatkan pasangan pita baru seperti pasangan yang lama. Setelah replikasi, terbentuk dua pita DNA baru yang mirip.
Daftar Pustaka
Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran Oleh Drs. Damin Sumardjo
http://img834.imageshack.us/img834/503/cling.gif
∞∞∞ http://fkunhas.com/replikasi-dna-20101101875.html ∞∞∞
Posted via Mobile Device