i9829ceriwis
25th January 2011, 07:49 PM
http://img121.imageshack.us/img121/4347/kpk.png
Saat ini telah disadari lebih luas bahwa pajanan pekerjaan tertentu dapat menjadi penyebab pembatasan aliran udara yang irreversibel akibat bronkitis kronis atau emfisema. Merokok adalah faktor pembias utama dalam studi kelompok pekerja. Keadaan ini juga dapat disebabkan asma akibat,kerja dan
sindrotn disfungsi salmon udara reaktif yang tnenetap dan kronis.
Agens penyebab/pekerjaan berisiko
Telah banyak dibuktikan bahwa penambang batu bara dan penambang batu karang memiliki risiko. Pekerja yang terpajan debu organik seperti debu kapas, debu padi, dan debu kayu adalah pekerja lain yang berisiko. Pada mereka yang masih hidup setelah terpajan berat terhadap klorin, amonia, sulfur dioksida juga berisiko. Bahan iritan lain yang terlibat termasuk toluen diisosianat, asap diesel, kromium, natrium hidroksida, dan aldehida. Masih banyak terjadi pertentangan mengenai hal ini dengan perhatian pada banyak pajanan lain. Pengecor logam dilaporkan mempunyai risiko yang lebih tinggi terhadap bronkitis kronis.
Gambaran klinis
Keluhan utama biasanya dimulai dengan batuk dan produksi sputum, bertahan atau kumat kembali setelah jangka waktu tertentu. Kemudian akan terjadi dispnoe saat beraktivitas yang dapat progresif. Pada pemeriksaan fisik mungkin terdapat krepitasi atau ronki pada paru. Tes fungsi paru menunjukkan pengurangan nilai FEV1 dan rasio FEV1/FVC yang tidak reversibel dengan bronkodilator. Pemeriksaan rontgen paru biasanya normal dan dapat menunjukkan perubahan emfisematous, yaitu diafragma rata dan tertekan serta area radiolusen termasuk bula atau bleb.
Diagnosis
Walaupun diagnosis bronkitis kronis atau emfisema dapat jelas bagi dokter, tapi hubungan dengan pajanan pada pekerjaan mungkin sukar ditentukan dan dibiarkan terbukti sendiri, terutama bagi perokok berat. Hubungan sebab-akibat sementara sukar diinterpretasikan. Oleh karena itu, penyakit ini secara umum merupakan penyakit akibat kerja yang tidak dapat diberikan ganti rugi, tidak seperti penyakit akibat kerja yang telah dibahas sebelumnya. Riwayat pekerjaan merupakan kunci untuk mencari kaitan penyakit obstruksi saluran napas kronik yang diamati dengan pajanan dalam pekerjaan tertentu pada pekerjaan saat ini atau pekerjaan sebelumnya.
Tatalaksana
Selain pengobatan medis, biasanya bermanfaat bagi pasien seperti ini untuk menghindari bahan iritan yang merangsang batuk dan produksi sputum seperti mengisap rokok dan pajanan terhadap pekerjaan yang terkait.
Daftar Pustaka
BA Praktik Kedokteran Kerja ed 1 Oleh J. Jeyaratnam & David Koh
http://img834.imageshack.us/img834/503/cling.gif
∞∞∞ http://fkunhas.com/penyakit-paru-obstruktif-kronis-20100806566.html ∞∞∞
Posted via Mobile Device
Saat ini telah disadari lebih luas bahwa pajanan pekerjaan tertentu dapat menjadi penyebab pembatasan aliran udara yang irreversibel akibat bronkitis kronis atau emfisema. Merokok adalah faktor pembias utama dalam studi kelompok pekerja. Keadaan ini juga dapat disebabkan asma akibat,kerja dan
sindrotn disfungsi salmon udara reaktif yang tnenetap dan kronis.
Agens penyebab/pekerjaan berisiko
Telah banyak dibuktikan bahwa penambang batu bara dan penambang batu karang memiliki risiko. Pekerja yang terpajan debu organik seperti debu kapas, debu padi, dan debu kayu adalah pekerja lain yang berisiko. Pada mereka yang masih hidup setelah terpajan berat terhadap klorin, amonia, sulfur dioksida juga berisiko. Bahan iritan lain yang terlibat termasuk toluen diisosianat, asap diesel, kromium, natrium hidroksida, dan aldehida. Masih banyak terjadi pertentangan mengenai hal ini dengan perhatian pada banyak pajanan lain. Pengecor logam dilaporkan mempunyai risiko yang lebih tinggi terhadap bronkitis kronis.
Gambaran klinis
Keluhan utama biasanya dimulai dengan batuk dan produksi sputum, bertahan atau kumat kembali setelah jangka waktu tertentu. Kemudian akan terjadi dispnoe saat beraktivitas yang dapat progresif. Pada pemeriksaan fisik mungkin terdapat krepitasi atau ronki pada paru. Tes fungsi paru menunjukkan pengurangan nilai FEV1 dan rasio FEV1/FVC yang tidak reversibel dengan bronkodilator. Pemeriksaan rontgen paru biasanya normal dan dapat menunjukkan perubahan emfisematous, yaitu diafragma rata dan tertekan serta area radiolusen termasuk bula atau bleb.
Diagnosis
Walaupun diagnosis bronkitis kronis atau emfisema dapat jelas bagi dokter, tapi hubungan dengan pajanan pada pekerjaan mungkin sukar ditentukan dan dibiarkan terbukti sendiri, terutama bagi perokok berat. Hubungan sebab-akibat sementara sukar diinterpretasikan. Oleh karena itu, penyakit ini secara umum merupakan penyakit akibat kerja yang tidak dapat diberikan ganti rugi, tidak seperti penyakit akibat kerja yang telah dibahas sebelumnya. Riwayat pekerjaan merupakan kunci untuk mencari kaitan penyakit obstruksi saluran napas kronik yang diamati dengan pajanan dalam pekerjaan tertentu pada pekerjaan saat ini atau pekerjaan sebelumnya.
Tatalaksana
Selain pengobatan medis, biasanya bermanfaat bagi pasien seperti ini untuk menghindari bahan iritan yang merangsang batuk dan produksi sputum seperti mengisap rokok dan pajanan terhadap pekerjaan yang terkait.
Daftar Pustaka
BA Praktik Kedokteran Kerja ed 1 Oleh J. Jeyaratnam & David Koh
http://img834.imageshack.us/img834/503/cling.gif
∞∞∞ http://fkunhas.com/penyakit-paru-obstruktif-kronis-20100806566.html ∞∞∞
Posted via Mobile Device