atheis
24th January 2011, 05:39 AM
TEMPO Interaktif, Jakarta - Mantan Badan Reserse Kriminal Mabes Polri. Komjen Susno Duadji, membantah pernyataan Penasihat Indonesia Police Watch, Johnson Panjaitan soal kasus mafia hukum dan mafia pajak. Bantahan Susno ini, disampaikan oleh pengacaranya, Henri Yosodiningrat. "Apa yang dikatakan oleh Johnson itu tidak benar," ujar Henri kepada Tempo, Minggu (23/1).
Sebelumnya, kepada Johnson Susno bercerita soal penanganan kasus mafia pajak dan mafia hukum Gayus Halomoan P Tambunan. Menurut Susno kepada Jonson, ada tiga orang perwira tinggi Polri yang terlibat dalam kasus Gayus, mereka adalah mantan Kapolri, Jenderal Bambang Hendarso Danuri. Mantan Direktur II Ekonomi Khusus Bareskrim, Brigjen Edmon Ilyas dan Brigjen Raja Erizman. Menurut Johnson, Susno mengetahui aliran dana Rp 20 miliar milik Gayus kepada penyidik dan petinggi di Mabes Polri.
Selain itu, Johnson juga mengatakan bahwa menurut Susno, Polri sudah mengantongi data 149 data perusahaan yang ditangani Gayus sejak lama. Data ini, menurutnya, terkait dengan uang Rp 74 miliar milik Gayus yang disita Polri. Bahkan, Johnson mengatakan bahwa uang ini sebenarnya akan dibagikan kepada para aparat kepolisian, kejaksaan dan hakim yang menangani kasus Gayus.
Henri pun membantah semua ucapan Johnson ini. Menurutnya,"Hanya ada dua poin dari pembicaraan Johnson dengan Pak Susno," ujarnya. Ia mengatakan, soal kemana saja aliran uang Rp 28 miliar milik Gayus, Susno menolak untuk berkomentar. "Saya tak perlu menanggapi soal itu, karena masyarakat juga sudah tahu sendiri dari pengakuan Gayus kemana saja uang itu mengalir," ujar Henri menirukan perkataan Susno.
Sementara soal uang Rp 74 miliar, Henri pun membantah bahwa Susno mengatakan adanya skenario pembagian uang itu. "Pak Susno cuma bilang, kalau Gayus memang tak mengakui itu uangnya dan tak tahu asal-usulnya, kenapa tidak dibagikan saja ke panti asuhan," tutur Henri. Henri mengaku mendapatkan bantahan ini dari Susno secara langsung. "Saya hubungi Pak Susno dan dia menyampaikan ini," ujarnya.
SUMBER! (http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/01/23/brk,20110123-308320,id.html)
.................
Sebelumnya, kepada Johnson Susno bercerita soal penanganan kasus mafia pajak dan mafia hukum Gayus Halomoan P Tambunan. Menurut Susno kepada Jonson, ada tiga orang perwira tinggi Polri yang terlibat dalam kasus Gayus, mereka adalah mantan Kapolri, Jenderal Bambang Hendarso Danuri. Mantan Direktur II Ekonomi Khusus Bareskrim, Brigjen Edmon Ilyas dan Brigjen Raja Erizman. Menurut Johnson, Susno mengetahui aliran dana Rp 20 miliar milik Gayus kepada penyidik dan petinggi di Mabes Polri.
Selain itu, Johnson juga mengatakan bahwa menurut Susno, Polri sudah mengantongi data 149 data perusahaan yang ditangani Gayus sejak lama. Data ini, menurutnya, terkait dengan uang Rp 74 miliar milik Gayus yang disita Polri. Bahkan, Johnson mengatakan bahwa uang ini sebenarnya akan dibagikan kepada para aparat kepolisian, kejaksaan dan hakim yang menangani kasus Gayus.
Henri pun membantah semua ucapan Johnson ini. Menurutnya,"Hanya ada dua poin dari pembicaraan Johnson dengan Pak Susno," ujarnya. Ia mengatakan, soal kemana saja aliran uang Rp 28 miliar milik Gayus, Susno menolak untuk berkomentar. "Saya tak perlu menanggapi soal itu, karena masyarakat juga sudah tahu sendiri dari pengakuan Gayus kemana saja uang itu mengalir," ujar Henri menirukan perkataan Susno.
Sementara soal uang Rp 74 miliar, Henri pun membantah bahwa Susno mengatakan adanya skenario pembagian uang itu. "Pak Susno cuma bilang, kalau Gayus memang tak mengakui itu uangnya dan tak tahu asal-usulnya, kenapa tidak dibagikan saja ke panti asuhan," tutur Henri. Henri mengaku mendapatkan bantahan ini dari Susno secara langsung. "Saya hubungi Pak Susno dan dia menyampaikan ini," ujarnya.
SUMBER! (http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/01/23/brk,20110123-308320,id.html)
.................