Log in

View Full Version : ## Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu ##


zedleppelin
14th January 2011, 11:02 AM
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/hs621.snc3/27518_133389083349795_212_n.jpg


Rahayu...

�Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu�

Serat = ajaran,
Sastrajendra = Ilmu mengenai raja.
Hayuningrat = Kedamaian.
Pangruwating = Memuliakan atau merubah menjadi baik.
Diyu = raksasa atau lambang keburukan.


Raja disini bukan harfiah raja dalam suatu kerajaan, melainkan sifat yang harus dimiliki seorang manusia agar mampu menguasai hawa nafsu dan panca inderanya dari tindakan kejahatan. Seorang raja harus mampu menolak atau merubah keburukan menjadi kebaikan.

Pengertiannya; bahwa Serat Sastrajendra Hayuningrat adalah ajaran kebijaksanaan dan kebajikan yang harus dimiliki manusia untuk merubah keburukan mencapai kemuliaan dunia akhirat. Ilmu Sastrajendra adalah ilmu makrifat yang menekankan sifat amar ma�ruf nahi munkar, sifat memimpin dengan amanah dan mau berkorban demi kepentingan rakyat.

zedleppelin
14th January 2011, 11:03 AM
Reserved for Indexing

zedleppelin
14th January 2011, 11:07 AM
Reserved for Gallery Foto

zedleppelin
14th January 2011, 11:22 AM
Kini tiba saatnya Resi Wisrawa memulai penjabaran apa arti ilmu Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu. Namun sebelum wejangan berupa penjabaran makna ilmu sastrajendra hayuningrat pangruwating diyu diajarkan kepada Dewi Sukesi, Resi Wisrawa memberikan sekilas tentang ilmu itu kepada Sang Prabu Sumali. Resi Wisrawa berkata lembut, bahwa seyogyanya tak usah terburu-buru, kehendak Sang Prabu Sumali pasti
terlaksana.

Jika dengan sesungguhnya menghendaki keutamaan dan ingin mengetahui arti sastra jendra. Ajaran Ilmu Sastra Jendra itu adalah, barang siapa yang menyadari dan menaati benar makna yang terkandung di dalam ajaran itu akan dapat mengenal watak (nafsu-nafsu) diri pribadi. Nafsu-nafsu ini selanjutnya dipupuk, dikembangkan dengan sungguh-sungguh secara jujur, di bawah pimpinan kesadaran yang baik dan bersifat jujur. Dalam pada itu
yang bersifat buruk jahat dilenyapkan dan yang bersifat baik diperkembangkan sejauh mungkin. Kesemuanya di bawah pimpinan kebijaksanaan yang bersifat luhur.

Terperangah Prabu Sumali tatkala mendengar uraian Resi Wisrawa. Mendengar penjelasan singkat itu Prabu Sumali hatinya mmenjadi sangat terpengaruh, tertegun dan dengan segera mempersilahkan Resi Wisrawa masuk ke dalam sanggar. Wejangan dilakukan di dalam sanggar pemujaan, berduaan tanpa ada makhluk lain kecuali Resi Wisrawa dengan Dewi Sukesi. Karena Sastrajendra adalah rahasia alam semesta, yang tidak dibolehkan diketahui sebarang makhluk, seisi dunia baik daratan, angkasa dan lautan.

Ilmu Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu adalah sebuah ilmu sebagai kunci orang dapat memahami isi indraloka pusat tubuh manusia yang berada di dalam rongga dada yaitu pintu gerbang atau kunci rasa jati, yang dalam hal ini bernilai sama dengan Tuhan Yang Maha Esa, yang bersifat gaib. Maka dari itu ilmu Sastra Jendera Hayuningrat Pangruwating
Diyu adalah sebagai sarana pemunah segala bahaya, yang di dalam hal ilmu sudah tiada lagi. Sebab segalanya sudah tercakup dalam sastra utama, puncak dari segala macam ilmu. Raksasa serta segala hewan seisi hutan,
jika tahu artinya sastra jendra. Dewa akan membebaskan dari segala petaka. Sempurna kematiannya, rohnya akan berkumpul dengan roh manusia, manusia yang telah sempurna yang menguasal sastra jendra, apabila ia mati, rohnya akan berkumpul dengan para dewa yang mulya.

Sastra Jendra disebut pula Sastra Ceta. Suatu hal yang mengandung kebenaran, keluhuran, keagungan akan kesempurnaan penilaian terhadap hal-hal yang belum nyata bagi manusia biasa. Karena itu Ilmu Sastra Jendra disebut pula sebagai ilmu atau pengetahuan tentang rahasia seluruh semesta alam beserta perkembangannya. Jadi tugasnya, Ilmu Sastra Jendra
Hayuningrat Pangruwating Diyu ialah jalan atau cara untuk mencapai kesempurnaan hidup.

Untuk mencapai tingkat hidup yang demikian itu, manusia harus menempuh berbagai persyaratan atau jalan dalam hal ini berarti sukma dan roh yang manunggal, antara lain dengan cara-cara seperti:

Mutih :
Makan nasi tanpa lauk pauk yang berupa apapun juga.
Sirik : menjauhkan diri dari segala macam keduniawian.

Ngebleng :
Menghindari segala makanan atau minuman yang tak bergaram.

Patigeni :
Tidak makan atau minum apa-apa sama sekali.

Selanjutnya melakukan samadi, sambil mengurangi makan, minum, tidur dan lain sebagainya. Pada samadi itulah pada galibnya orang akan mendapalkan ilham atau wisik.

Ada tujuh tahapan atau tingkat yang harus dilakukan apabila ingin mencapai tataran hidup yang sempurna, yaitu :

Tapaning jasad, yang berarti mengendalikan/menghentikan daya gerak tubuh atau kegiatannya. Janganlah hendaknya merasa sakit hati atau menaruh balas dendam, apalagi terkena sebagai sasaran karena perbuatan orang lain, atau akibat suatu peristiwa yang menyangkut pada dirinya. Sedapat-dapatnya hal tersebut diterima saja dengan kesungguhan hati.

Tapaning budi, yang berarti mengelakkan/mengingkari perbuatan yang terhina dan segala hal yang bersifat tidak jujur.

Tapaning hawa nafsu, yang berarti mengendalikan/melontarkan jauh-jauh hawa nafsu atau sifat angkara murka dari diri pribadi. Hendaknya selalu bersikap sabar dan suci, murah hati, berperasaan dalam, suka memberi maaf kepada siapa pun, juga taat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Memperhatikan perasaan secara sungguh-sungguh, dan berusaha sekuat tenaga kearah ketenangan (heneng), yang berarti tidak dapat diombang-ambingkan oleh siapa atau apapun juga, serta kewaspadaan (hening).

Tapaning sukma, yang berarti memenangkan jiwanya. Hendaknya kedermawanannya diperluas. Pemberian sesuatu kepada siapapun juga harus berdasarkan keikhlasan hati, seakan-akan sebagai persembahan sedemikian, sehingga tidak mengakibatkan sesuatu kerugian yang berupa apapun juga pada pihak yang manapun juga. Pendek kata tanpa menyinggung perasaan.

Tapaning cahya, yang berarti hendaknya orang selalu awas dan waspada serta mempunyai daya meramalkansesuatu secara tepat. Jangan sampai kabur atau mabuk karena keadaan cemerlang yang dapat mengakibatkan penglihatan yang serba samar dan saru. Lagi pula kegiatannya hendaknya selalu ditujukan kepada kebahagiaan dan keselamatan umum.

Tapaning gesang, yang berarti berusaha berjuang sekuat tenaga secara berhati-hati, kearah kesempurnaari hidup, serta taat kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Mengingat jalan atau cara itu berkedudukan pada tingkat hidup tertinggi, maka ilmu Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu itu dinamakan pula "Benih seluruh semesta alam."

Jadi semakin jelas bahwa Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu hanya sebagai kunci untuk dapat memahami isi Rasa Jati, dimana untuk mencapai sesuatu yang luhur diperlukan mutlak perbuatan yang sesuai.

Rasajati memperlambangkan jiwa atau badan halus ataupun nafsu sifat tiap manusia, yaitu keinginan, kecenderungan, dorongan hati yang kuat, kearah yang baik maupun yang buruk atau jahat. Nafsu sifat itu ialah; Luamah (angkara murka), Amarah, Supiyah (nafsu birahi). Ketiga sifat tersebut melambangkan hal-hal yang menyebabkan tidak teraturnya atau kacau balaunya sesuatu masyarakat dalam berbagai bidang, antara lain: kesengsaraan, malapetaka, kemiskinan dan lain sebagainya.

Sedangkan sifat terakhir yaitu Mutmainah (nafsu yang baik, dalam arti kata berbaik hati, berbaik bahasa, jujur dan lain sebagainya) yang selalu
menghalang-halangi tindakan yang tidak senonoh. Saat wejangan tersebut dimulai, para dewata di kahyangan marah terhadap Resi Wisrawa yang berani mengungkapkan ilmu rahasia alam semesta yang merupakan ilmu monopoli para dewa.

Para Dewa sangat berkepentingan untuk tidak membeberkan ilmu itu ke manusia. Karena apabila hal itu terjadi, apalagi jika pada akhirnya manusia melaksanakannya, maka sempurnalah kehidupan manusia. Semua umat di dunia akan menjadi makhluk sempurna di mata Penciptanya. Dewata tidak dapat membiarkan hal itu terjadi. Maka digoncangkan seluruh penjuru bumi. Bumi terasa mendidih. Alam terguncang-guncang. Prahara besar melanda seisi alam. Apapun mereka lakukan agar ilmu kesempurnaan itu tidak dapat di jalankan.

Semakin lama ajaran itu semakin meresap di tubuh Sukesi. Untuk tidak terungkap di alam manusia, maka Bhatara Guru langsung turun tangan dan berusaha agar hasil dari ilmu tersebut tetap menjadi rahasia para dewa. Karenanya ilmu tersebut harus tetap tetap patuh berada di dalam rahasia dewa. Oleh niat tersebut maka Bhatara Guru turun ke bumi masuk ke dalam badan Dewi Sukesi.

Dibuatnya Dewi Sukesi tergoda dengan Resi Wisrawa. Dalam waktu cepat Dewi Sukesi mulai tergoda untuk mendekati Wisrawa. Namun Wisrawa yang terus menguraikan ilmu itu tetap tidak berhenti. Bahkan kekuatan dari uraian itu menyebabkan Sang Bathara Guru terpental keluar dari raga Wisrawa.

Tetapi Bathara Guru tidak menyerah begitu saja. Dipanggilnya permaisurinya yaitu Dewi Uma turun ke dunia. Bhatara Guru masuk menyatu raga dalam tubuh Resi Wisrawa sedang Dewi Uma masuk ke dalam tubuh Dewi Sukesi. Tepat pada waktu ilmu itu hendak selesai diwejangkan oleh Resi Wisrawa kepada Dewi Sukesi, datanglah suatu percobaan atau ujian hidup. Sang Bhatara Guru yang menyelundup ke dalam tubuh Bagawan Wisrawa dan Bhatari Uma yang ada di dalam tubuh Dewi Sukesi memulai
gangguannya terhadap keduanya.

Godaan yang demikian dahsyat datang menghampiri kedua insan itu. Resi Wisrawa dan Dewi Sukesi yang menerima pengejawantahan Bhatara Guru dan Dewi Uma secara berturut-turut terserang api asmara dan keduanya dirangsang oleh nafsu birahi. Dan rangsangan itu semakin lama semakin
tinggi. Tembuslah tembok pertahanan Wisrawa dan Sukesi. Dan terjadilah hubungan yang nantinya akan membuahkan kandungan. Begawan Wisrawa lupa, bahwa ia pada hakekatnya hanya berfungsi sebagai wakil anaknya
belaka. Dan akibat dari godaan tersebut, sebelum wejangan Sastra Jendra selesai, setelah hubungan antara Resi Wisrawa dengan Dewi Sukesi terjadi,
kenyataan mengatakan mereka sudah merupakan suami-istri.

Seusai gangguan itu Bathara Guru dan Dewi Uma segera meninggalkan dua manusia yang telah langsung menjadi suami istri. Sadar akan segala perbuatannya, mereka berdua menangis menyesali yang telah terjadi. Namun segalanya telah terjadi. Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu gagal diselesaikan. Dan hasil dari segala uraian yang gagal diselesaikan itu adalah seboah noda, aib dan cela yang akan menjadi malapetaka besar dikemudian hari.

Tetapi apapun hasilnya harus dilalui. Resi Wisrawa dan Dewi Sukesi membeberkan semuanya apa adanya kepada sang ayah Prabu Sumali. Dengan arif Prabu Sumali menerima kenyataan yang sudah terjadi. Dan Resi Wisrawa dan Dewi Sukesi resmi sebagai suami istri, dan seluruh sayembara ditutup.

zedleppelin
14th January 2011, 11:44 AM
Sastra jendra memiliki makna sebuah proses kehidupan dan khasanah batin manusia. Bila cerita itu di lanjutkan sedikit lagi.. maka itulah awal kelahiran dari :

1. Rahwana : yang menggambarkan sifat dari nafsu amarah. Dialah yang lahir terlebih dahulu dari olah asmara dewi sukesi dan begawan wisrawa.

2. Kumbokarno : yang menggambarkan sifat tamak. ato cerminan nafsu aluamah.. sifat yang mengiringi nafsu amarah.

3. Sarpokenoko : menggambarkan nafsu seks. ato lazim di kenal dg nafsu suphiah.

4. Gunawan wibisono: menggambarkan nafsu kebaikan. ato nafsu muthmainah.

Ke empat raksasa ini lah yang selalu menyertai kehidupan manusia. Dengan mengenal dari mana dia berasal, di harapkan manusia mampu membimbing ke 4 raksasa tersebut. Bukan untuk membunuhnya, melainkan merawatnya dengan baik sehingga mampu membawa manusia pada tataran sebagai manusia seutuhnya.

Sekar Jagad Bumi Rahayu.

dewodaru
18th January 2011, 06:54 PM
bacaan wajib anggota dpr dan pemerintah nih

inoutflow
23rd January 2011, 01:03 PM
mantrap ndan :mantap: infone

Piscuzo
24th January 2011, 06:19 PM
Lengkap euy awwhhhh
ijin membacanya kang :courage:

k510i
26th January 2011, 11:49 AM
:astaga: kudu berguru lagi nih ndan..:jacuzi:

jenggo22
3rd February 2011, 12:24 PM
nica gan atas inponya.....:mantap:

kalau ada share lagi dunk....

nie mau tanya kalau sudah menjalankan seluruh tirakat gitu apa bisa membuka sastra jebdra gan??

bukannya kalau ingin bisa seperti itu tetap harus menggunakan perantara, yaitu manusia juga 'guru'... :belajar::belajar:

zedleppelin
14th February 2011, 11:23 AM
nica gan atas inponya.....:mantap:

kalau ada share lagi dunk....

nie mau tanya kalau sudah menjalankan seluruh tirakat gitu apa bisa membuka sastra jebdra gan??

bukannya kalau ingin bisa seperti itu tetap harus menggunakan perantara, yaitu manusia juga 'guru'... :belajar::belajar:



Pada tahap dan tatanan tertentu, nanti yang "terpilih" memang akan diberikan hak untuk memberikan wejangan ke orang lain. Tapi itupun masih dalam pantauan Sang Guru.

zedleppelin
14th February 2011, 11:46 AM
Persiapan Sebelum Acara



http://i911.photobucket.com/albums/ac319/Z_Leppelin/Sastrajendra%20Hayuningrat%20Pangruwating%20Diyu/Wejangan%20Pra%203%20-%20Siraman%20dan%20Puput%20Puser/168447_1836730995791_1165962861_32182286_5967660_n .jpg

http://i911.photobucket.com/albums/ac319/Z_Leppelin/Sastrajendra%20Hayuningrat%20Pangruwating%20Diyu/Wejangan%20Pra%203%20-%20Siraman%20dan%20Puput%20Puser/100_3951.jpg

http://i911.photobucket.com/albums/ac319/Z_Leppelin/Sastrajendra%20Hayuningrat%20Pangruwating%20Diyu/Wejangan%20Pra%203%20-%20Siraman%20dan%20Puput%20Puser/167954_1837783342099_1165962861_32184343_1670581_n .jpg

http://i911.photobucket.com/albums/ac319/Z_Leppelin/Sastrajendra%20Hayuningrat%20Pangruwating%20Diyu/Wejangan%20Pra%203%20-%20Siraman%20dan%20Puput%20Puser/100_3976.jpg

http://i911.photobucket.com/albums/ac319/Z_Leppelin/Sastrajendra%20Hayuningrat%20Pangruwating%20Diyu/Wejangan%20Pra%203%20-%20Siraman%20dan%20Puput%20Puser/166607_1836760476528_1165962861_32182343_6209020_n .jpg

http://i911.photobucket.com/albums/ac319/Z_Leppelin/Sastrajendra%20Hayuningrat%20Pangruwating%20Diyu/Wejangan%20Pra%203%20-%20Siraman%20dan%20Puput%20Puser/167908_1836826718184_1165962861_32182444_4847860_n .jpg

zedleppelin
14th February 2011, 12:06 PM
Prosesi - Gugahan Sedulur Papat & Ritual Puput Puser



http://i911.photobucket.com/albums/ac319/Z_Leppelin/Sastrajendra%20Hayuningrat%20Pangruwating%20Diyu/Wejangan%20Pra%203%20-%20Siraman%20dan%20Puput%20Puser/167740_1837902865087_1165962861_32184650_7095133_n .jpg

http://i911.photobucket.com/albums/ac319/Z_Leppelin/Sastrajendra%20Hayuningrat%20Pangruwating%20Diyu/Wejangan%20Pra%203%20-%20Siraman%20dan%20Puput%20Puser/168657_1837781382050_1165962861_32184337_7702934_n .jpg

http://i911.photobucket.com/albums/ac319/Z_Leppelin/Sastrajendra%20Hayuningrat%20Pangruwating%20Diyu/Wejangan%20Pra%203%20-%20Siraman%20dan%20Puput%20Puser/168469_1837780862037_1165962861_32184335_5574481_n .jpg

http://i911.photobucket.com/albums/ac319/Z_Leppelin/Sastrajendra%20Hayuningrat%20Pangruwating%20Diyu/Wejangan%20Pra%203%20-%20Siraman%20dan%20Puput%20Puser/179894_1837780542029_1165962861_32184334_7691300_n .jpg

http://i911.photobucket.com/albums/ac319/Z_Leppelin/Sastrajendra%20Hayuningrat%20Pangruwating%20Diyu/Wejangan%20Pra%203%20-%20Siraman%20dan%20Puput%20Puser/180815_1837784742134_1165962861_32184347_4979804_n .jpg

zedleppelin
14th February 2011, 12:17 PM
Siraman - 90 Derajat Air Mendidih



http://i911.photobucket.com/albums/ac319/Z_Leppelin/Sastrajendra%20Hayuningrat%20Pangruwating%20Diyu/Wejangan%20Pra%203%20-%20Siraman%20dan%20Puput%20Puser/166839_1837795062392_1165962861_32184383_7518076_n .jpg

http://i911.photobucket.com/albums/ac319/Z_Leppelin/Sastrajendra%20Hayuningrat%20Pangruwating%20Diyu/Wejangan%20Pra%203%20-%20Siraman%20dan%20Puput%20Puser/168146_1837795302398_1165962861_32184384_2262188_n .jpg

http://i911.photobucket.com/albums/ac319/Z_Leppelin/Sastrajendra%20Hayuningrat%20Pangruwating%20Diyu/Wejangan%20Pra%203%20-%20Siraman%20dan%20Puput%20Puser/180169_1837797462452_1165962861_32184389_5321848_n .jpg

http://i911.photobucket.com/albums/ac319/Z_Leppelin/Sastrajendra%20Hayuningrat%20Pangruwating%20Diyu/Wejangan%20Pra%203%20-%20Siraman%20dan%20Puput%20Puser/180740_1838636883437_1165962861_32185752_1862434_n .jpg

http://i911.photobucket.com/albums/ac319/Z_Leppelin/Sastrajendra%20Hayuningrat%20Pangruwating%20Diyu/Wejangan%20Pra%203%20-%20Siraman%20dan%20Puput%20Puser/180675_1838634403375_1165962861_32185739_4676683_n .jpg

http://i911.photobucket.com/albums/ac319/Z_Leppelin/Sastrajendra%20Hayuningrat%20Pangruwating%20Diyu/Wejangan%20Pra%203%20-%20Siraman%20dan%20Puput%20Puser/179374_1838636323423_1165962861_32185749_6220366_n .jpg

http://i911.photobucket.com/albums/ac319/Z_Leppelin/Sastrajendra%20Hayuningrat%20Pangruwating%20Diyu/Wejangan%20Pra%203%20-%20Siraman%20dan%20Puput%20Puser/167659_1838636563429_1165962861_32185750_5168811_n .jpg

http://i911.photobucket.com/albums/ac319/Z_Leppelin/Sastrajendra%20Hayuningrat%20Pangruwating%20Diyu/Wejangan%20Pra%203%20-%20Siraman%20dan%20Puput%20Puser/167591_1838635243396_1165962861_32185743_8131698_n .jpg

zedleppelin
14th February 2011, 02:06 PM
Wejangan Pra 3 - Siraman Puput Puser, sejatinya mengajarkan akan pemahaman Semula Jadi. Siapa kita, dari mana kita berasal, siapa Sang Pencipta, bagaimana proses kita bisa berada di dunia ini. Maka dari itu, secara simbolik pemahaman tersebut di gambarkan pada sebuah telur dan ayam; sebuah representasi dari perjalanan kehidupan.

http://i911.photobucket.com/albums/ac319/Z_Leppelin/Sastrajendra%20Hayuningrat%20Pangruwating%20Diyu/Wejangan%20Pra%203%20-%20Siraman%20dan%20Puput%20Puser/169035_1837774701883_1165962861_32184318_3511702_n .jpg




Secara keseluruhan, proses wejangan Siraman Puput Puser ini dibagi menjadi beberapa tahap utama:


Gugahan Sedulur Papat,
Semedi Puput Puser,
Tangkap Bayangan (Mengenal Diri),
Tapa Ngadhek + Tapa Ngepel (genggam) + Tapa Bisu + Puasa selama 6 jam,
Siraman Puput Puser.




Pada wejangan kali ini, digunakan pula sebuah kain mori putih yang dipakai untuk membungkus badan kita selama masa prosesi ritual berlangsung. Pada prosesi ini, posisi kita adalah layaknya sebuah jabang bayi yg berada dalam kandungan perut Ibunda kita, sedangkan kain putih tadi di ibaratkan adalah lapisan selaput pembungkus bayi di dalam kandungan.

http://i911.photobucket.com/albums/ac319/Z_Leppelin/Sastrajendra%20Hayuningrat%20Pangruwating%20Diyu/Wejangan%20Pra%203%20-%20Siraman%20dan%20Puput%20Puser/180815_1837784742134_1165962861_32184347_4979804_n .jpg

http://i911.photobucket.com/albums/ac319/Z_Leppelin/Sastrajendra%20Hayuningrat%20Pangruwating%20Diyu/Wejangan%20Pra%203%20-%20Siraman%20dan%20Puput%20Puser/167740_1837902865087_1165962861_32184650_7095133_n .jpg



Prosesi utama selanjutnya adalah "Tapa Ngadhek + Tapa Ngepel (genggam) + Tapa Bisu + Puasa selama 6 jam". Di sini kita kembali di ingatkan lagi akan proses yang terjadi ketika di dalam kandungan Ibunda, yaitu kita hanya dapat membisu dan tergantung pada Ibunda tercinta kita selama 9 bulan lamanya.

- Foto Menyusul -



Prosesi terakhir yang menjadi ujung pangkal ritual adalah Siraman Puput Puser menggunakan air mendidih sekitar 90 derajat panasnya. Ritual ini merupakan ujian keberhasilan dari olah kanuragan masing2 peserta yang merupakan penggambaran proses kita keluar dari rahim Ibunda kita.

Ketika air di siramkan di seluruh badan kita, tak ada kata yang sanggup menggambarkannya. Perih, sakit, ..... bukan panas. Ketika air mengalir dari ujung kepala hingga ke seluruh badan kita, itu layaknya beribu-ribu silet yang menggores setiap inci badan kita.

Perihnya di siram air panas tersebut tidak seberapa dengan sakit yang Ibu kita rasakan ketika melahirkan kita dulu. Siraman tersebut juga diibaratkan agar Insya Allah kita bisa menjadi seorang insan baru yang baru saja lahir ke dunia ini dengan segala doa-doa positif dari kedua orang tua kita.


http://i911.photobucket.com/albums/ac319/Z_Leppelin/Sastrajendra%20Hayuningrat%20Pangruwating%20Diyu/Wejangan%20Pra%203%20-%20Siraman%20dan%20Puput%20Puser/166839_1837795062392_1165962861_32184383_7518076_n .jpg

http://i911.photobucket.com/albums/ac319/Z_Leppelin/Sastrajendra%20Hayuningrat%20Pangruwating%20Diyu/Wejangan%20Pra%203%20-%20Siraman%20dan%20Puput%20Puser/167659_1838636563429_1165962861_32185750_5168811_n .jpg

http://i911.photobucket.com/albums/ac319/Z_Leppelin/Sastrajendra%20Hayuningrat%20Pangruwating%20Diyu/Wejangan%20Pra%203%20-%20Siraman%20dan%20Puput%20Puser/167591_1838635243396_1165962861_32185743_8131698_n .jpg

http://i911.photobucket.com/albums/ac319/Z_Leppelin/Sastrajendra%20Hayuningrat%20Pangruwating%20Diyu/Wejangan%20Pra%203%20-%20Siraman%20dan%20Puput%20Puser/180740_1838636883437_1165962861_32185752_1862434_n .jpg

..........

zedleppelin
14th February 2011, 03:13 PM
Sastrajendra bukanlah ilmu kesakten, ilmu linuwuh yang menganggap Sastrajendra adalah ilmu kanuragan tingkat tinggi, apalagi ilmu kejawen.

Sastrajendra adalah salah satu cara / lelaku untuk menemukan dan mengetahui Tuhan-nya. Dengan menjalani dan memahami Sastrajendra, diharapakan dapat menemukan dirinya sendiri, diri pribadi yang akan menuntun pada guru sejati. Siapa guru sejati? Ya dirinya yg sejati.

zedleppelin
14th February 2011, 03:14 PM
Urip Iku Mung Kadyo Wewayangan
Lumampah Sanetran
Kadyo Wayang Ing Tengahe Poro Dalang
Ojo Rumongso Pinter, Nek Ora Ono Manfa�ate
Lan Ojo Rumongso Sugeh, Nek Ora Ono Sedekahe
Ugo Ojo Rumongso Biso, Nek Ora Ono Tandange
Utowo Panggawene, Leh Podho Berjuang
Ono Ngarsane Gusti Allah
Kang Sae, Salugune Kawulo Dunyo Tinitah
Sebab Sedoyo Bakal Nemahi Pati
Kang Di Gowo Amal Lan Berkahe Gusti Allah

:belajar:

zedleppelin
14th February 2011, 03:27 PM
Ada dua jenis pengetahuan...
spiritual dan duniawi.

Pengertian tentang prinsip batiniah yang menjadi dasar dan tujuan setiap benda yang ada didunia...
itulah pengetahuan spiritual....disebut kebikjaksanaan.

Menyelidiki sifat2 suatu benda yang berhubungan dgn dunia...
disebut pengetahuan duniawi.

Masalah pengetahuan spiritual tidak lepas dari 3...
yaitu Tuhan....Manusia....Alam semesta.

Manusia mengenal Tuhan dlm pikirnya,
tahu Tuhan dari mempelajari agama.
Kepercayaan Terhadap Tuhan....Budaya spiritual dll.

Manusianya belum pernah melihat Tuhan,
karena hanya tahu sifatnya bukan wujudnya
dan hanya bergaul dgn ciptaannya....yaitu alam semesta seisinya.

Timbulah keimanan rasa percaya tunduk taat dan berlindung menurut keyakinannya masing2...

Karena manusia berpikir terus, dia mencari kebenaran dan kasunyatan maka timbulah penafsiran macam2.
Dia belajar dari tulisan manusia dgn bahasanya yang berbeda-beda untuk mencari pengertiannya dan menambah keyakinanya itu.

Mulailah manusia belajar dari salah satu ciptaannya yaitu manusia.
Mengenal dirinya dan jasmani serta rohani....
akhirnya ditemukan candra jiwanya dan candra raganya.....

Jadi candra jiwa seluruh jagad ini sama....candra raganya juga sama....itu secara prinsip.

Berbeda karena prosesi menurut takdirnya....rupa berbeda....sidik jari berbeda...Purwa nya sama,....Madyanya berbeda....Wusananya sama....

crotzarghh
7th November 2011, 05:36 PM
sippp ndan...:loveindonesia