muso
22nd August 2012, 12:38 PM
http://assets.kompas.com/data/photo/2012/08/22/1209574p.jpg
KUDUS, KOMPAS.com - Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terkenal dengan kuliner khasnya, yaitu soto ayam Kudus, soto kerbau, sate kerbau, dan lentog tanjung. Kini mulai muncul lagi makanan khas terbaru di Kota itu sup fosil sapi dan kerbau.
Adalah Rumah Makan Wajan Mas (Warung Jajan Masyarakat) di Jalan Agil Kusumadya, Kudus, yang memperkenalkan masakan itu. Masakan itu bukanlah fosil sebenarnya, tetapi sebutan fosil menunjuk pada tulang (balungan) sapi atau kerbau yang masih berbalut sedikit daging.
Noor Kustiyono (52), pemilik Wajan Mas, Rabu (22/8/2012), mengatakan, menu itu semula bernama sup balungan. Namun, oleh seorang pejabat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus, masakan itu dibumbui nama fosil.
Kudus memang terkenal dengan temuan fosil binatang-binatang purba. Temuan-temuan itu berada di Situs Pati Ayam, Desa Terban, Kecamatan Jekulo.
"Fosil menunjuk pada tulang dalam sup yang disajikan. Dengan sebutan itu, banyak orang yang datang mencari dan penasaran," kata Kustiyono.
Sup fosil sapi atau kerbau merupakan masakan sederhana. Sup dengan kuah berbumbu garam, bawang putih, dan merica itu dicampur dengan tulang sapi atau kerbau.
Untuk menambah kesegaran, sup itu ditambah dengan wortel, kentang, dan kobis. Harganya cukup ramah kantong, Rp 10.000 per porsi.
Selama Ramadhan dan setelah Lebaran, pengunjung Wajan Mas meningkat 150 persen. Mereka tidak hanya mencicipi sup fosil, tetapi juga menu lain seperti nasi goreng, iga bakar sapi, dan sup tomyam.
"Biasanya hanya 20-30 rombongan per hari. Selama Ramadhan dan setelah Lebaran meningkat menjadi 60-90 rombongan per hari," kata Kustiyono
sumber (http://regional.kompas.com/read/2012/08/22/12201798/Gurih.dan.Segarnya.Sup.Fosil.Kudus)
KUDUS, KOMPAS.com - Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terkenal dengan kuliner khasnya, yaitu soto ayam Kudus, soto kerbau, sate kerbau, dan lentog tanjung. Kini mulai muncul lagi makanan khas terbaru di Kota itu sup fosil sapi dan kerbau.
Adalah Rumah Makan Wajan Mas (Warung Jajan Masyarakat) di Jalan Agil Kusumadya, Kudus, yang memperkenalkan masakan itu. Masakan itu bukanlah fosil sebenarnya, tetapi sebutan fosil menunjuk pada tulang (balungan) sapi atau kerbau yang masih berbalut sedikit daging.
Noor Kustiyono (52), pemilik Wajan Mas, Rabu (22/8/2012), mengatakan, menu itu semula bernama sup balungan. Namun, oleh seorang pejabat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus, masakan itu dibumbui nama fosil.
Kudus memang terkenal dengan temuan fosil binatang-binatang purba. Temuan-temuan itu berada di Situs Pati Ayam, Desa Terban, Kecamatan Jekulo.
"Fosil menunjuk pada tulang dalam sup yang disajikan. Dengan sebutan itu, banyak orang yang datang mencari dan penasaran," kata Kustiyono.
Sup fosil sapi atau kerbau merupakan masakan sederhana. Sup dengan kuah berbumbu garam, bawang putih, dan merica itu dicampur dengan tulang sapi atau kerbau.
Untuk menambah kesegaran, sup itu ditambah dengan wortel, kentang, dan kobis. Harganya cukup ramah kantong, Rp 10.000 per porsi.
Selama Ramadhan dan setelah Lebaran, pengunjung Wajan Mas meningkat 150 persen. Mereka tidak hanya mencicipi sup fosil, tetapi juga menu lain seperti nasi goreng, iga bakar sapi, dan sup tomyam.
"Biasanya hanya 20-30 rombongan per hari. Selama Ramadhan dan setelah Lebaran meningkat menjadi 60-90 rombongan per hari," kata Kustiyono
sumber (http://regional.kompas.com/read/2012/08/22/12201798/Gurih.dan.Segarnya.Sup.Fosil.Kudus)