PDA

View Full Version : Keindahan Tana Toraja


Ankgha
10th May 2010, 09:08 PM
http://u.ceriwis.us/img/1971bos5aqri.jpg
http://u.kaskus.us/2/bos5aqri.jpg

Nama Toraja mulanya diberikan oleh suku Bugis Sidenreng dan dari Luwu. Orang Sidenreng menamakan penduduk daerah ini dengan sebutan To Riaja yang mengandung arti "Orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan", sedang orang Luwu menyebutnya To Riajang yang artinya adalah "orang yang berdiam di sebelah barat". Ada jg versi lain bahwa kata Toraya asal To = Tau (orang), Raya = dari kata Maraya (besar), artinya orang orang besar, bangsawan. Lama-kelamaan penyebutan tersebut menjadi Toraja. Kata Tana berarti 'negeri', sehingga tempat pemukiman suku Toraja dikenal kemudian dengan nama Tana Toraja.
Wilayah Tana Toraja juga digelari Tondok Lili'na Lapongan Bulan Tana Matari'allo, dgn arti harfiahnya "Negeri yang bulat seperti Bulan dan Matahari". Wilayah ini dihuni oleh satu etnis (etnis Toraja).

Menurut mitos, leluhur org Toraja adalah manusia yg berasal dr nirwana, mitos yg tetap melegenda turun temurun hingga kini secara lisan dikalangan masyarakat Toraja ini menceritakan bhw nenek moyang masyarakat Toraja yg pertama menggunakan "tangga dari langit" untuk turun dari nirwana, yg kemudian berfungsi sebagai media komunikasi dengan Puang Matua (Tuhan Yang Maha Kuasa - dalam bahasa Toraja).
Lain lg versi dari DR. C. CYRUT seorang antropolog, dalam penelitiannya menuturkan bhw masyarakat Tana Toraja merupakan hasil dr proses akulturasi antara penduduk lokal yang mendiami daratan Sulawesi Selatan dengan pendatang yg notabene adalah imigran dr Teluk Tongkin (daratan Tiongkok). Proses akulturasi antara kedua masyarakat tersebut, berawal dr berlabuhnya Imigran Indochina dgn jmlh yg cukup banyak di sekitar hulu sungai yg diperkirakan lokasinya di daerah Enrekang, kemudian para imigran ini, membangun pemukimannya di daerah tersebut.
Upacara adat :
Rambu Solo' Adalah sebuah upacara pemakaman secara adat yang mewajibkan keluarga yang almarhum membuat sbuah psta sbg tanda penghormatan terakhir pada mendiang yg telah pergi
Rmabu Solo merupakan upacara tertinggi di toraja. Biasanya upacara tertinggi dilaksanakan dua kali dgn rentang waktu sekurang kurangnya setahun, upacara yang pertama disebut Aluk Pia biasanya dlm pelaksanaannya bertempat disekitar Tongkonan keluarga yg berduka, sedangkan Upacara kedua yakni upacara Rante biasanya dilaksanakan disebuah lapangan khusus karena upacara yg menjadi puncak dari prosesi pemakaman ini biasanya ditemui berbagai ritual adat yg harus dijalani, seperti : Ma'tundan, Ma'balun (membungkus jenazah), Ma'roto (membubuhkan ornamen dari benang emas dan perak pada peti jenazah), Ma'Parokko Alang (menurunkan jenazah kelumbung untuk disemayamkan), dan yang terkahir Ma'Palao (yakni mengusung jenazah ketempat peristirahatan yang terakhir).


http://posthumanocentric.webs.com/Tongkonan%204.jpg
http://posthumanocentric.webs.com/Tongkonan%203.jpg

Rumah asli Toraja disebut Tongkonan, berasal dari kata �tongkon� yang berarti �duduk bersama-sama�. Tongkonan selalu dibuat menghadap kearah utara, yang dianggap sebagai sumber kehidupan. Berdasarkan penelitian arkeologis, orang Toraja berasal dari Yunan, Teluk Tongkin, Cina. Pendatang dari Cina ini kemudian berakulturasi dengan penduduk asli Sulawesi Selatan.

Tongkonan berupa rumah panggung dari kayu, dimana kolong di bawah rumah biasanya dipakai sebagai kandang kerbau. Atap tongkonan berbentuk perahu, yang melambangkan asal-usul orang Toraja yang tiba di Sulawesi dengan naik perahu dari Cina. Di bagian depan rumah, di bawah atap yang menjulang tinggi, dipasang tanduk-tanduk kerbau. Jumlah tanduk kerbau ini melambangkan jumlah upacara penguburan yang pernah dilakukan oleh keluarga pemilik tongkonan. Di sisi kiri rumah (menghadap ke arah barat) dipasang rahang kerbau yang pernah di sembelih, sedangkan di sisi kanan (menghadap ke arah timur) dipasang rahang babi.

Di depan tongkonan terdapat lumbung padi, yang disebut �alang�. Tiang-tiang lumbung padi ini dibuat dari batang pohon palem (�bangah�) yang licin, sehingga tikus tidak dapat naik ke dalam lumbung. Di bagian depan lumbung terdapat berbagai ukiran, antara lain bergambar ayam dan matahari, yang merupakan simbol untuk menyelesaikan perkara.

Dalam paham orang Toraja, tongkonan dianggap sebagai �ibu�, sedangkan alang adalah sebagai �bapak�. Tongkonan berfungsi untuk rumah tinggal, kegiatan sosial, upacara adat, serta membina kekerabatan. Bagian dalam rumah dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian utara, tengah,dan selatan. Ruangan di bagian utara disebut �tangalok�, berfungsi sebagai ruang tamu, tempat anak-anak tidur, juga tempat meletakkan sesaji. Ruangan bagian tengahdisebut �Sali�, berfungsi sebagai ruang makan, pertemuan keluarga, tempat meletakkan orang mati, juga dapur. Adapun ruangan sebelah selatan disebut �sumbung�, merupakan ruangan untuk kepala keluarga. Ruangan sebelah selatan ini juga dianggap sebagai sumber penyakit.


http://u.kaskus.us/2/bnop4krq.jpg
http://u.kaskus.us/2/hgcm5bbz.jpg
http://u.kaskus.us/2/h7nu9uto.jpg
http://u.kaskus.us/2/36xxxtz0.jpg
Rambu Solo
Merupakan sebuah upacara kematian masyarakat Tana Toraja, dengan tujuan menghormati dan mengantarkan arwah yang sudah meninggal menuju alam roh. Rambu Solo' merupakan acara tradisi yang sangat meriah di Tana Toraja, karena memakan waktu berhari-hari untuk merayakannya. Upacara ini biasanya dilaksanakan pada siang hari, saat matahari mulai condong ke barat dan biasanya membutuhkan waktu 2-3 hari. Bahkan bisa sampai dua minggu untuk kalangan bangsawan.
Kuburannya sendiri dibuat di bagian atas tebing di ketinggian bukit batu.


http://i649.photobucket.com/albums/uu213/adesalmon/5130_1012867662090_1837004332_23759.jpg
http://u.kaskus.us/2/jwy0kadm.jpg
http://u.kaskus.us/2/hq9hgzs9.jpg
http://u.kaskus.us/2/vz2a15ks.jpg
http://u.kaskus.us/2/ih15fi0j.jpg
http://u.kaskus.us/2/cjqxlt6a.jpg

Beberapa kawasan pemakaman yang saat ini telah menjadi obyek wisata, seperti di :
Londa, yang merupakan suatu pemakaman purbakala yang berada dalam sebuah gua, dapat dijumpai puluhan erong yang berderet dalam bebatuan yang telah dilubangi, tengkorak berserak di sisi batu menandakan petinya telah rusak akibat di makan usia. Londa terletak di desa Sandan Uai Kecamatan Sanggala' dengan jarak 7 km dari kota Rantepao, arah ke Selatan, Gua-gua alam ini penuh dengan panorama yang menakjubkan 1000 meter jauh ke dalam, dapat dinikmati dengan petunjuk guide yang telah terlatih dan profesional. Lemo adalah salah satu kuburan leluhur Toraja, yang merupakan kuburan alam yang dipahat pada abad XVI atau setempat disebut dengan Liang Paa'. Jumlah liang batu kuno ada 75 buah dan tau-tau yang tegak berdiri sejumlah 40 buah sebagai lambang-lambang prestise, status, peran dan kedudukan para bangsawan di Desa Lemo. Diberi nama Lemo oleh karena model liang batu ini ada yang menyerupai jeruk bundar dan berbintik-bintik.
Tampang Allo yang merupakan sebuah kuburan goa alam yang terletak di Kelurahan Sangalla' dan berisikan puluhan Erong, puluhan Tau-tau dan ratusan tengkorak serta tulang belulang manusia. Pada sekitar abad XVI oleh penguasa Sangalla' dalam hal ini Sang Puang Manturino bersama istrinya Rangga Bualaan memilih goa Tampang Allo sebagai tempat pemakamannya kelak jika mereka meninggal dunia, sebagai perwujudan dari janji dan sumpah suami istri yakni "sehidup semati satu kubur kita berdua". Goa Tampang Alllo berjarak 19 km dari Rantepao dan 12 km dari Makale.
Liang Tondon lokasi tempat pemakaman para Ningrat atau para bangsawan di wilayah Balusu disemayamkan yg terdiri dr 12 liang.
To'Doyan adalah pohon besar yg digunakan sbg makam bayi (anak yg belum tumbuh giginya). Pohon ini secara alamiah memberi akar-akar tunggang yang secara teratur tumbuh membentuk rongga-rongga. Rongga inilah yg digunakan sbg tempat menyimpan mayat bayi.
Patane Pong Massangka (kuburan dr kayu berbentuk rumah Toraja) yg dibangun pd thn 1930 utk seorang janda bernama Palindatu yg meninggal dunia pd thn 1920 dan diupacarakan scr adat Toraja tertinggi yg disebut Rapasan Sapu Randanan. Pong Massangka diberi gelar Ne'Babu' disemayamkan dlm Patane ini. tau-taunya yang terbuat dr batu yg dipahat . Jaraknya 9 km dr Rantepao arah utara.
Ta'pan Langkan yg berarti istana burung elang. Dlm abad XVII Ta'pan Langkan digunakan sbg makam oleh 5 rumpun suku Toraja antara lain Pasang dan Belolangi'. Makam purbakala ini terletak di desa Rinding Batu dan memiliki sekian byk tau-tau sebagai lambang prestise dan kejayaan masa lalu para bangsawan Toraja di Desa Rinding Batut. Dlm adat masyarakat Toraja, setiap rumpun mempunyai dua jenis tongkonan tang merambu utk manusia yg tlh meninggal. Ta'pan Langkan termasuk kategori tongkonan tang merambu yg jaraknya 1,5 km dari poros jalan Makale-Rantepao dan juga dilengkapi dengan panorama alam yang mempesona.
Sipore' yang artinya "bertemu" adalah salah satu tempat pekuburan yang merupakan situs purbakala, dimana masyarakat membuat liang kubur dengan cara digantung pada tebing atau batu cadas. Lokasinya 2 km dari poros jalan Makale-Rantepao.


http://u.kaskus.us/2/9yypiiht.jpg
http://u.kaskus.us/2/6kelvfdg.jpg
http://u.kaskus.us/2/ndibmveh.jpg
http://u.kaskus.us/2/lyqzi8la.jpg
http://u.kaskus.us/2/eed9lrcv.jpg
http://u.kaskus.us/2/ywxdytnz.jpg
http://u.kaskus.us/2/y8fdzhge.jpg

Tau-tau adalah patung yang menggambarkan mendiang. Pada pemakaman golongan bangsawan atau penguasa/pemimpin masyarakat salah satu unsur rapasan (pelengkap upacara acara adat), ialah pembuatann tau-tau. Tau-tau dibuat dari kayu nangka yang kuat dan pada saat penebangannya dilakukan secara adat. Mata dari tau-tau terbuat dari tulang dan tanduk kerbau. Pada zaman dahulu kala, tau-tau dipahat tidak persis menggambarkan roman muka almarhum namun akhir-akhir ini keahlian pengrajin pahat semakin berkembang hingga mampu membuat persis roman muka mendiang.


http://i649.photobucket.com/albums/uu213/adesalmon/mabadong.jpg
http://i649.photobucket.com/albums/uu213/adesalmon/Tarian_Mabadong.jpg

Ma'badong satu tarian upacara asal dari Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Tarian Ma'badong ini diadakan pada upacara kematian yang dilakukan secara berkelompok. Para penari (pa'badong) membentuk lingkaran dan saling berpegangan tangan dan umumnya mereka berpakaian hitam-hitam.
Penari melingkar dan saling mengaitkan jari-jari kelingking. Penari terdiri dari pria dan wanita setengah baya atau tua. Pa'badong melantunkan syair (Kadong Badong) riwayat hidup, sejak lahir sampai wafat dari orang yang meninggal dunia. Tarian Ma'badong ini kadang menelan waktu berjam-jam, malah berlangsung sampai tiga hari tiga malam sambung-menyambung di pelataran tempat upacara berduka.



tedong silaga
http://u.kaskus.us/2/bcijmwtv.jpg
http://i649.photobucket.com/albums/uu213/adesalmon/Bufallo_fighting1.jpg

http://u.kaskus.us/2/3iahbjsg.jpg
tedong bonga
http://u.kaskus.us/2/ccuypucj.jpg

Ma'pasilaga tedong (Adu kerbau), kerbau yang diadu adalah kerbau khas Tana Toraja yang memiliki ciri khas yaitu memiliki tanduk bengkok kebawah ataupun [balukku', sokko] yang berkulit belang (tedang bonga), tedong bonga di Toraja sangat bernilai tinggi harganya sampai ratusan juta.




http://i649.photobucket.com/albums/uu213/adesalmon/4061498667_b95ca67fa4.jpg


Ma'tinggoro tedong (Pemotongan kerbau dengan ciri khas masyarkat Toraja, yaitu dengan menebas kerbau dengan parang dan hanya dengan sekali tebas), biasanya kerbau yang akan disembelih ditambatkan pada sebuah batu yang diberi nama Simbuang Batu.


http://photos-f.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs492.snc3/26879_1194912087873_1680593833_383345_4386054_n.jp g

MA' NENE, TRADISI MENGENANG LELUHUR
KEMUDIAN APAKAH MAYAT YANG DAPAT BERJALAN FAKTA ATAU FIKSI?

20/08/2005 18:00
Liputan6.com, Tana Toraja: Kabut tipis menyelimuti pegunungan Balla, Kecamatan Baruppu, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, pertengahan Agustus silam. Namun, kabut tersebut perlahan mulai tersibak dinginnya angin pagi. Hari ini, kesibukan luar biasa terjadi pada setiap penghuni warga Baruppu. Mereka tengah menggelar sebuah ritual di tempat awal mula sejarah dan misteri anak manusia yang mendiami Kecamatan Baruppu. Ritual yang selalu digelar seluruh warga Baruppu untuk melaksanakan amanah leluhur. Ma`nene, sebuah tradisi mengenang para leluhur, saudara, dan handai taulan lainnya yang sudah meninggal dunia.
... Lihat Selengkapnya
Kisah Ma`nene bermula dari seorang pemburu binatang bernama Pong Rumasek, ratusan tahun lampau. Ketika itu, dirinya berburu hingga masuk kawasan hutan pegunungan Balla. Di tengah perburuannya, Pong Rumasek menemukan jasad seseorang yang meninggal dunia, tergeletak di tengah jalan di dalam hutan lebat. Mayat itu, kondisinya mengenaskan. Tubuhnya tinggal tulang belulang hingga menggugah hati Pong Rumasek untuk merawatnya. Jasad itu pun dibungkus dengan baju yang dipakainya, sekaligus mencarikan tempat yang layak. Setelah dirasa aman, Pong Rumasek pun melanjutkan perburuannya.

Sejak kejadian itu, setiap kali dirinya mengincar binatang buruan selalu dengan mudah mendapatkannya, termasuk buah-buahan di hutan. Kejadian aneh kembali terulang ketika Pong Rumasek pulang ke rumah. Tanaman pertanian yang ditinggalkannya, rupanya panen lebih cepat dari waktunya. Bahkan, hasilnya lebih melimpah. Kini, setiap kali dirinya berburu ke hutan, Pong Rumasek selalu bertemu dengan arwah orang mati yang pernah dirawatnya. Bahkan, arwah tersebut ikut membantu menggiring binatang yang diburunya.

Pong Rumasek pun berkesimpulan bahwa jasad orang yang meninggal dunia harus tetap dimuliakan, meski itu hanya tinggal tulang belulangnya. Maka dari itu, setiap tahun sekali sehabis panen besar di bulan Agustus, setiap penduduk Baruppu selalu mengadakan Ma`nene, seperti yang diamanatkan leluhurnya, mendiang Pong Rumasek.

Bagi masyarakat Baruppu, ritual Ma`nene juga dimaknai sebagai perekat kekerabatan di antara mereka. Bahkan Ma`nene menjadi aturan adat yang tak tertulis yang selalu dipatuhi setiap warga. Ketika salah satu pasangan suami istri meninggal dunia, maka pasangan yang ditinggal mati tak boleh kimpoi lagi sebelum mengadakan Ma`nene. Mereka menganggap sebelum melaksanakan ritual Ma`nene status mereka masih dianggap pasangan suami istri yang sah. Tapi, jika sudah melakukan Ma`nene, maka pasangan yang masih hidup dianggap sudah bujangan dan berhak untuk kimpoi lagi.

Meski warga Baruppu termasuk suku Toraja. Tapi, ritual Ma`nene yang dilakukan setiap tahun sekali ini adalah satu-satunya warisan leluhur yang masih dipertahankan secara rutin hingga kini. Kesetiaan mereka terhadap amanah leluhur melekat pada setiap warga desa. Penduduk Baruppu percaya jika ketentuan adat yang diwariskan dilanggar maka akan datang musibah yang melanda seisi desa. Misalnya, gagal panen atau salah satu keluarga akan menderita sakit berkepanjangan.

Dalam bahasa Bugis, Toraja diartikan sebagai orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan. Namun, masyarakat Toraja sendiri lebih menyukai dirinya disebut sebagai orang Maraya atau orang keturunan bangsawan yang bernama Sawerigading. Berbeda dengan orang Toraja pada umumnya, masyarakat Baruppu lebih mengenal asal usulnya dari Ta`dung Langit atau yang datang dari awan.

Lama kelamaan Ta`dung Langit yang menyamar sebagai pemburu ini menetap di kawasan hutan Baruppu dan kimpoi dengan Dewi Kesuburan Bumi. Karena itu, sering terlihat ketika orang Toraja meninggal dunia, mayatnya selalu dikuburkan di liang batu. Tradisi tersebut erat kaitannya dengan konsep hidup masyarakat Toraja bahwa leluhurnya yang suci berasal dari langit dan bumi. Maka, tak semestinya orang yang meninggal dunia, jasadnya dikuburkan dalam tanah. Bagi mereka hal itu akan merusak kesucian bumi yang berakibat pada kesuburan bumi.

Kali ini, keluarga besar Tumonglo melakukan ritual Ma`nene, seperti tahun-tahun sebelumnya. Sejak pagi, keluarga ini sudah disibukkan serangkaian kegiatan ritual yang diawali dengan memotong kerbau dan babi. Bagi keluarga Tumonglo maupun sebagian besar masyarakat Toraja lainnya pesta adalah bagian yang tak terpisahkan setiap kali menghormati orang yang akan menuju nirwana. Meski mereka sudah banyak yang menganut agama-agama samawi, adat dan tradisi yang diwariskan para leluhurnya ini tak mudah ditinggalkan.

Kini, tiba saatnya keluarga Tumonglo menjalani ritual inti dari Ma`nene. Di bawah kuburan tebing batu Tunuan keluarga ini berkumpul menunggu peti jenazah nenek Biu--leluhur keluarga Tumonglo yang meninggal dunia setahun lalu--diturunkan. Tak jauh dari tebing, kaum lelaki saling bergandengan tangan membentuk lingkaran sambil melantunkan Ma`badong. Sebuah gerak dan lagu yang melambangkan ratapan kesedihan mengenang jasa mendiang yang telah wafat sekaligus memberi semangat pada keluarga almarhum.

Bersamaan dengan itu, peti jenazah pun mulai diturunkan dari lubang batu secara perlahan-lahan. Peti kusam berisi jasad nenek Biu. Keluarga Tumonglo mempercayai bahwa ada kehidupan kekal setelah kematian. Sejatinya kematian bukanlah akhir dari segala risalah kehidupan. Karena itu, menjadi kewajiban bagi setiap keluarga untuk mengenang dan merawat jasad leluhurnya meski sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu. Dalam ritual ini, jasad orang mati dikeluarkan kembali dari tempatnya. Kemudian, mayat tersebut dibungkus ulang dengan lembaran kain baru oleh masing-masing anak cucunya.

Di desa Bu`buk, suasananya tak jauh beda dengan desa lainnya di Kecamatan Baruppu. Di tempat ini keluarga besar Johanes Kiding juga akan melakukan Ma`nene terhadap leluhurnya Ne`kiding. Sebelum ke kuburan, masyarakat dan handai taulan berkumpul di pelataran desa di bawah deretan rumah tradisional khas Toraja, Tongkonan.

Pagi itu, mereka disuguhi makanan khas daging babi oleh keluarga besar Johanes untuk disantap beramai-ramai. Setelah selesai, masyarakat, dan handai taulan keluarga Johanes mulai berangkat menuju kuburan nenek moyang. Namun, kuburan yang dituju bukan liang batu seperti umumnya, melainkan Pa`tane yakni rumah kecil yang digunakan untuk menyimpan jasad para leluhur mereka.

Acara dilanjutkan dengan membuka dua peti yang berisi jasad leluhur. Mayat yang sudah meninggal setahun yang lalu itu dibungkus ulang dengan kain baru. Perlakuan itu diyakini atas rasa hormat mereka pada leluhur semasa hidup. Mereka yakin arwah leluhur masih ada untuk memberi kebaikan. Dalam setiap Ma`nene, jasad orang yang meninggal pantang diletakkan di dasar tanah. Karena itu, para sanak keluarga selalu menjaganya dengan memangku jasad leluhurnya. Tak ayal, tangis kepiluan kembali merebak. Mereka meratapi leluhurnya sambil menyebut-nyebut namanya. Jasad yang sudah dibungkus kain baru pun dimasukkan kembali ke dalam rumah Pa`tane. Kini, keluarga Johanes pun telah selesai melaksanakan amanah leluhur.


http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc1/hs017.snc1/2998_1092519508606_1095077218_30330935_5092330_n.j pg (http://www.facebook.com/photo.php?op=5&view=global&subj=46509004470&pid=30330933&id=1095077218&oid=46509004470)
http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc1/hs017.snc1/2998_1092518268575_1095077218_30330923_6672968_n.j pg (http://www.facebook.com/photo.php?op=4&view=all&subj=46509004470&aid=-1&pid=30330920&id=1095077218&oid=46509004470)http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc1/hs017.snc1/2998_1092519428604_1095077218_30330933_3340202_n.j pg (http://www.facebook.com/photo.php?op=4&view=all&subj=46509004470&aid=-1&pid=30330934&id=1095077218&oid=46509004470)

bill
10th May 2010, 09:22 PM
gue uda liat beberapa kali tentang budaya toraja ndan...gue suka liatnya karena budaya ini dari jaman leluhur sampe sekarang masih kental banget...:mantap:

andan orang toraja yah?

Ankgha
10th May 2010, 09:33 PM
gue uda liat beberapa kali tentang budaya toraja ndan...gue suka liatnya karena budaya ini dari jaman leluhur sampe sekarang masih kental banget...:mantap:

andan orang toraja yah?
bener ndan masih asri bgt...
4 th yg lalu ane kesana masih sama kyk ane pas ninggalin tator(tana toraja)...
bukan ndan cm ane pernah tinggal disana...
:riang::riang:

Mr000
10th May 2010, 10:51 PM
keren + nyeremin ndan, tpi pgen ksana

sistemkomputer
11th May 2010, 02:22 AM
keren + nyeremin ndan, tpi pgen ksana

serem dimananya ndan? :malu2:

omireindhart
11th May 2010, 06:09 AM
always want to go there.....

Thx for share ndan :mantap:

zer0
11th May 2010, 07:30 AM
Indah ndan,,dan banyak banget kebudayaannya yh,,:hope:

Ankgha
11th May 2010, 02:22 PM
always want to go there.....

Thx for share ndan :mantap:
diwujudka ndan...
toraja tuh indah...
:fallinlove:

LinkBroken
11th May 2010, 02:32 PM
waaahh,.,,
Mari kita lestarikan budaya2 kitaa...

btw itu yg nenek2 sereem amad ndaan..
:eeek:

Arya
11th May 2010, 02:42 PM
http://photos-f.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs492.snc3/26879_1194912087873_1680593833_383345_4386054_n.jp g




serem banget pictnya.. :huaa:

Ankgha
11th May 2010, 10:05 PM
waaahh,.,,
Mari kita lestarikan budaya2 kitaa...

btw itu yg nenek2 sereem amad ndaan..
:eeek:



http://photos-f.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs492.snc3/26879_1194912087873_1680593833_383345_4386054_n.jp g




serem banget pictnya.. :huaa:
namanya jg mayat yg dikasih formalin lama ndan...
seperti ini lah bentuknya...

XComander
12th May 2010, 02:46 AM
Ternyata disana alam, budaya, sama orang" nya eksotik yah ^^~

westwae
12th May 2010, 04:03 AM
ternyata Indonesia sangat kaya dengan kebudayaan ya ndan..
dan banyak yg belum ane ketahui...salah satunya tana toraja ini..
tp baca thread komandan jadi serasa berada di tana toraja deh..
thanks udah mau share pengalamannya ndan...:2good::2good::2good:
PEACE...

Ankgha
12th May 2010, 09:37 AM
ternyata Indonesia sangat kaya dengan kebudayaan ya ndan..
dan banyak yg belum ane ketahui...salah satunya tana toraja ini..
tp baca thread komandan jadi serasa berada di tana toraja deh..
thanks udah mau share pengalamannya ndan...:2good::2good::2good:
PEACE...
klo ada waktu maen2 ke toraja ndan...
bukan cm torajanya pny keindahan...
tp sepanjang jalan menuju toraja byk pemandangan yg bnr2 eksotis...
:fallinlove:

LinkBroken
12th May 2010, 09:55 AM
namanya jg mayat yg dikasih formalin lama ndan...
seperti ini lah bentuknya...



itu mayat mo diapain siy ndaan ???
:iiyada::iiyada:

Ankgha
12th May 2010, 10:00 AM
itu mayat mo diapain siy ndaan ???
:iiyada::iiyada:
mau dikubur ndan...
klo mau ane ms ada kok foto2nya yg kyk gt...
:pede:

LinkBroken
12th May 2010, 10:07 AM
wew...
kok baru dikubur stlh diformalin gt ??
maksudnya gmn ndaan...

Ankgha
12th May 2010, 10:20 AM
wew...
kok baru dikubur stlh diformalin gt ??
maksudnya gmn ndaan...
kebanyakan disana klo ada yg meninggal tidak langsung dikubur tp diberi formalin dan ditaro dirumah...
lamanya ga tentu bisa puluhan tahun....
kebanyakan klo mau mengadakan acara kematian mereka harus mengeluarkan biaya yg tidak sedikit dan harus mengumpulkan semua saudara yg ada dirantau...
maka itu orang yg meninggal tidak langsung dikubur...

LinkBroken
12th May 2010, 10:27 AM
kebanyakan disana klo ada yg meninggal tidak langsung dikubur tp diberi formalin dan ditaro dirumah...
lamanya ga tentu bisa puluhan tahun....
kebanyakan klo mau mengadakan acara kematian mereka harus mengeluarkan biaya yg tidak sedikit dan harus mengumpulkan semua saudara yg ada dirantau...
maka itu orang yg meninggal tidak langsung dikubur...





ouwh begitu...
ic ic ic...

thx ndaann..
nice info lah..
:gg:

ayaayawae
12th May 2010, 02:45 PM
http://photos-f.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc3/hs492.snc3/26879_1194912087873_1680593833_383345_4386054_n.jp g




serem banget pictnya.. :huaa:

perlu d lestarikan n d jaga ndan,...

deejee
14th May 2010, 05:23 PM
antara serem dan indah om tanah toraja...

Deadwar
15th May 2010, 10:34 AM
nice gan info