Ankgha
8th May 2010, 10:33 AM
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/images/stories/news/20100508a.jpg
KETOPRAK TOKOH Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih (dua dari kanan), Staf Khusus Presiden Heru Lelono (empat dari kanan), Kepala BPOM Kustantinah (duduk empat dari kiri), dan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Ratna R Hendardji (duduk dua dari kiri) saat tampil pada Ketoprak Tokoh di Jakarta, tadi malam.
JAKARTA(SI) � Pentas ketoprak di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) semalam bukan pertunjukan biasa. Betapa tidak, ketoprak hasil kreasi Paguyuban Puspo Budoyo itu bertabur pejabat negara yang turut berperan sebagai pelakonnya. Sebut saja Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih,Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso, Direktur Utama PLN Dahlan Iskan, dan Staf Khusus Presiden Heru Lelono.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Ani Yudhoyono beserta sejumlah anggota Kabinet Indonesia Bersatu II turut menyaksikan pentas berjudul �Merah Putih Mencegah Perang�itu. Ketua Umum Paguyuban Puspo Budoyo Lies Luluk Sumiarso menyebut pertunjukan itu ketoprak lintas tokoh. �Selain mengembangkan seni budaya sebagai penuntun karakter bangsa,ketoprak ini juga sebagai tempat guyonanuntuk melepas kepenatan. Karena ditonton Bapak Presiden, jadi semua pejabat negara yang jadi tokoh dadakanini serius berlatih,�kata Lies. Ketoprak �Merah Putih Mencegah Perang�berkisah tentang keris pusaka Demak, Nagasasra dan Sabukinten. Keris yang telah ditemukan oleh Ki Ageng Sora penguasa Banyu Biru itu tidak dapat diserahkan kepada Sultan Demak karena Banyubiru diserbu perampok yang disebut Golongan Hitam.Keris tersebut hilang lagi dari tangan Gajahsora.
Kisah ini mengambil setting kerajaan Demak dan Majapahit. Pentas dibuka dengan latar belakang suasana hutan di Lamongan, Jawa Timur. Baru semenit, percakapan Gubernur Jawa Timur Soekarwo yang berperan sebagai Dipati Lamongan dan Komisaris Utama PT Danareksa Remy Sjahdeini (Dipati Sedayu) langsung mengundang tawa. Sebab, dua tokoh ini berkali-kali lupa atas dialog yang harus diucapkan. Terlebih, berkali-kali mengucapkan dialog dalam bahasa Jawa (yang semestinya diucapkan dalam bahasa Indonesia). �Ini kok dari tadi saya perhatikan pada grogi. Bu Luluk ngasih sambutan juga grogi,�ledek pelawak Eko DJ yang sudah terbiasa bermain ketoprak. Meski dimainkan para pejabat yang terkesan serius, selama pertunjukan ketoprak berdurasi 90 menit diwarnai kelucuan akibat para pelakon yang kerap lupa dialog.
Dengan tetap berpegang pada pakem sejarah, dialog demi dialog juga diwarnai isu-isu terkini yang berkembang di Indonesia.Tengok saja saat Menkes yang memerankan Garwoprameswari menyisipkan pesan tentang Jamkesmas atau Dahlan Iskan (Tumenggung Danapati) yang menyinggung masalah pemadaman listrik yang masih akan berlangsung sampai 30 Juni. Berita Gedung DPR yang miring juga turut dilontarkan dengan jenaka. Di akhir acara,Presiden SBY beserta Ibu Ani Yudhoyono menyerahkan karangan bunga sebagai apresiasi bagi panitia dan pemain. Presiden SBY mengaku bangga dan terhibur atas pertunjukan yang ditampilkan para pejabat negara itu.�Pertunjukan seni ini dikemas dengan jenaka sehingga bagus untuk melestarikan budaya sekaligus membuat suasana lebih rileks,�kata Presiden.
Menbudpar Jero Wacik menambahkan, semua seni tradisi bisa dimanfaatkan untuk membangun karakter bangsa.�Dengan kemasan yangmenarik,sambilmenontonkita bisa rileks dan di sisi lain nilai-nilai kebangsaan juga masuk,�tandasnya.
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/322837/38/
KETOPRAK TOKOH Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih (dua dari kanan), Staf Khusus Presiden Heru Lelono (empat dari kanan), Kepala BPOM Kustantinah (duduk empat dari kiri), dan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Ratna R Hendardji (duduk dua dari kiri) saat tampil pada Ketoprak Tokoh di Jakarta, tadi malam.
JAKARTA(SI) � Pentas ketoprak di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) semalam bukan pertunjukan biasa. Betapa tidak, ketoprak hasil kreasi Paguyuban Puspo Budoyo itu bertabur pejabat negara yang turut berperan sebagai pelakonnya. Sebut saja Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih,Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso, Direktur Utama PLN Dahlan Iskan, dan Staf Khusus Presiden Heru Lelono.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Ani Yudhoyono beserta sejumlah anggota Kabinet Indonesia Bersatu II turut menyaksikan pentas berjudul �Merah Putih Mencegah Perang�itu. Ketua Umum Paguyuban Puspo Budoyo Lies Luluk Sumiarso menyebut pertunjukan itu ketoprak lintas tokoh. �Selain mengembangkan seni budaya sebagai penuntun karakter bangsa,ketoprak ini juga sebagai tempat guyonanuntuk melepas kepenatan. Karena ditonton Bapak Presiden, jadi semua pejabat negara yang jadi tokoh dadakanini serius berlatih,�kata Lies. Ketoprak �Merah Putih Mencegah Perang�berkisah tentang keris pusaka Demak, Nagasasra dan Sabukinten. Keris yang telah ditemukan oleh Ki Ageng Sora penguasa Banyu Biru itu tidak dapat diserahkan kepada Sultan Demak karena Banyubiru diserbu perampok yang disebut Golongan Hitam.Keris tersebut hilang lagi dari tangan Gajahsora.
Kisah ini mengambil setting kerajaan Demak dan Majapahit. Pentas dibuka dengan latar belakang suasana hutan di Lamongan, Jawa Timur. Baru semenit, percakapan Gubernur Jawa Timur Soekarwo yang berperan sebagai Dipati Lamongan dan Komisaris Utama PT Danareksa Remy Sjahdeini (Dipati Sedayu) langsung mengundang tawa. Sebab, dua tokoh ini berkali-kali lupa atas dialog yang harus diucapkan. Terlebih, berkali-kali mengucapkan dialog dalam bahasa Jawa (yang semestinya diucapkan dalam bahasa Indonesia). �Ini kok dari tadi saya perhatikan pada grogi. Bu Luluk ngasih sambutan juga grogi,�ledek pelawak Eko DJ yang sudah terbiasa bermain ketoprak. Meski dimainkan para pejabat yang terkesan serius, selama pertunjukan ketoprak berdurasi 90 menit diwarnai kelucuan akibat para pelakon yang kerap lupa dialog.
Dengan tetap berpegang pada pakem sejarah, dialog demi dialog juga diwarnai isu-isu terkini yang berkembang di Indonesia.Tengok saja saat Menkes yang memerankan Garwoprameswari menyisipkan pesan tentang Jamkesmas atau Dahlan Iskan (Tumenggung Danapati) yang menyinggung masalah pemadaman listrik yang masih akan berlangsung sampai 30 Juni. Berita Gedung DPR yang miring juga turut dilontarkan dengan jenaka. Di akhir acara,Presiden SBY beserta Ibu Ani Yudhoyono menyerahkan karangan bunga sebagai apresiasi bagi panitia dan pemain. Presiden SBY mengaku bangga dan terhibur atas pertunjukan yang ditampilkan para pejabat negara itu.�Pertunjukan seni ini dikemas dengan jenaka sehingga bagus untuk melestarikan budaya sekaligus membuat suasana lebih rileks,�kata Presiden.
Menbudpar Jero Wacik menambahkan, semua seni tradisi bisa dimanfaatkan untuk membangun karakter bangsa.�Dengan kemasan yangmenarik,sambilmenontonkita bisa rileks dan di sisi lain nilai-nilai kebangsaan juga masuk,�tandasnya.
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/322837/38/