Ankgha
8th May 2010, 10:27 AM
http://i.okezone.com/content/2010/05/08/373/330607/Af7hv0R0MI.jpg
Fitriyan Dwi Rahayu.
ADA dua hal yang selalu menemani Fitriyan Dwi Rahayu, 14, dalam menimba ilmu, sepeda mini warna biru dan musik. Dua-duanya berperan mengantar Fitriyan menyabet nilai tertinggi Ujian Nasional (UN) SMP se-Indonesia.
Kabar gembira itu didapatkan Riyan, sapaan akrab Fitriyan Dwi Rahayu, Kamis lalu 7 Mei selepas magrib. Cipto Raharjo, 51, dan Sukarni Mugi Rahayu, 43, orang tua Riyan, kaget bukan kepalang setelah menerima dua telepon dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Kebumen dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah (Jateng).
Kedua institusi pemerintah itu mengabarkan bahwa Riyan, siswi SMP Negeri 1 Karanganyar, Kebumen, meraih nilai tertinggi UN SMP dan yang sederajat tingkat nasional. Antara setengah percaya dan tidak, warga Kelurahan Jatiluhur RT 4/1 Kecamatan Karanganyar, Kebumen, itu coba memastikan identitas penelepon. �Masa Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jateng berbohong," kata Sukarni menirukan jawaban Kepala Dinas Pendidikan Jateng Kunto Nugroho kemarin.
Bagi Cipto Raharjo dan Sukarni, kabar itu adalah sebuah kejutan sekaligus anugerah besar. Keduanya sama sekali tidak menyangka prestasi besar itu lahir dari Riyan. Cipto sejak dua tahun lalu tidak bekerja lagi karena kondisi kesehatannya. Sementara Sukarni sehari- harinya adalah pegawai negeri sipil di Kelurahan Jatiluhur.
Maka patutlah malam itu keduanya tak bisa tidur nyenyak. Perasaan yang sama juga dialami Riyan. Siswi kelas IX E SMP Negeri 1 Karanganyar, Kebumen, ini tidak pernah menyangka bisa meraih prestasi segemilang itu. Bagaimana tidak, siswa lain susah payah mencapai angka kelulusan 5, 5, sedangkan nilai rata-rata ujian nasionalnya malah nyaris sempurna, yakni 9, 95. Untuk mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, dan ilmu pengetahuan alam (IPA), Riyan mendapatkan nilai 10, hanya bahasa Inggris yang mendapatkan nilai 9, 8.
�Saya kira yang dapat nilai 10 hanya matematika dan IPA,"kata Riyan. Berbeda dengan anak kebanyakan yang menganggap matematika sebagai momok mengerikan, Riyan malah mengaku sangat suka, bahkan cinta, dengan pelajaran ini. Ilmu hitung-hitungan itu bisa memberikan rasa puas saat memecahkan soal-soal yang diberikan kepadanya. Tak aneh jika nilai matematikanya 10.
�Asik aja kalau ngitung," kata pelajar kelahiran 26 Februari 1996 lalu ini. Khusus untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, Riyan memang tidak begitu menyukainya. Alasannya sederhana, soal-soalnya dapatdipastikan panjang-panjang dan jawabannya mirip-mirip sehingga susah dibedakan mana yang salah dan benar. Meski begitu, nilai bahasa Indonesia Riyan juga sempurna, 10. Tak ada persiapan khusus yang dilakukan Riyan hingga meraih prestasi membanggakan itu.
Dia tidak ikut les privat atau bimbingan belajar di lembaga tertentu. Riyan hanya meminta dibangunkan pada pukul 04. 00 WIB untuk belajar sebelum berangkat mengikuti UN. �Riyan tidak memiliki jam belajar khusus, tergantung mood. Tapi tiap hari dia pasti belajar," kata Cipto Raharjo, ayahnya. Cara belajar Riyan cukup unik. Dia selalu belajar sambil mendengarkan musik. Musik dianggap sebagai pemicu semangat saat belajar dan juga membuat belajar menjadi lebih menyenangkan.
�Kalau tidak sambil bermain gitar. Belajarnya memang sambil bermain," kata Cipto. Dalam kesehariannya berangkat ke sekolah, Riyan memanfaatkan sepeda mini warna biru yang sulit untuk disebut memadai. Catnya sudah kusam, keranjang di depan setang sudah bolong-bolong. Namun, itu tidak memadamkan semangat Riyan setiap hari berangkat dan pulang sekolah.
Keberhasilan Riyan meraih nilai terbaik UN SMP dan yang sederajat tingkat nasional membuat Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) berniat berbincang langsung dengannya. Namun, perbincangan per telepon itu belum bisa dilaksanakan kemarin.
�Maaf ya, tadi kandijadwalkan jam 14. 00 WIB Jumat 7 Mei tapi Pak Presiden belum bisa sehingga diundur besok (hari ini, 8/5) sekitar jam 10. 00," kata suara perempuan yang mengaku dari bagian protokoler kepresidenan saat menghubungi Riyan sore kemarin.
Riyan sekeluarga mengaku tidak kecewa. Dia mengaku pengunduran telepon itu akan dimanfaatkan untuk menata perasaan gugup karena akan berbicara langsung dengan orang nomor satu di republik ini.
http://kampus.okezone.com/read/2010/05/08/373/330607/biasa-belajar-sambil-mendengarkan-musik
Fitriyan Dwi Rahayu.
ADA dua hal yang selalu menemani Fitriyan Dwi Rahayu, 14, dalam menimba ilmu, sepeda mini warna biru dan musik. Dua-duanya berperan mengantar Fitriyan menyabet nilai tertinggi Ujian Nasional (UN) SMP se-Indonesia.
Kabar gembira itu didapatkan Riyan, sapaan akrab Fitriyan Dwi Rahayu, Kamis lalu 7 Mei selepas magrib. Cipto Raharjo, 51, dan Sukarni Mugi Rahayu, 43, orang tua Riyan, kaget bukan kepalang setelah menerima dua telepon dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Kebumen dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah (Jateng).
Kedua institusi pemerintah itu mengabarkan bahwa Riyan, siswi SMP Negeri 1 Karanganyar, Kebumen, meraih nilai tertinggi UN SMP dan yang sederajat tingkat nasional. Antara setengah percaya dan tidak, warga Kelurahan Jatiluhur RT 4/1 Kecamatan Karanganyar, Kebumen, itu coba memastikan identitas penelepon. �Masa Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jateng berbohong," kata Sukarni menirukan jawaban Kepala Dinas Pendidikan Jateng Kunto Nugroho kemarin.
Bagi Cipto Raharjo dan Sukarni, kabar itu adalah sebuah kejutan sekaligus anugerah besar. Keduanya sama sekali tidak menyangka prestasi besar itu lahir dari Riyan. Cipto sejak dua tahun lalu tidak bekerja lagi karena kondisi kesehatannya. Sementara Sukarni sehari- harinya adalah pegawai negeri sipil di Kelurahan Jatiluhur.
Maka patutlah malam itu keduanya tak bisa tidur nyenyak. Perasaan yang sama juga dialami Riyan. Siswi kelas IX E SMP Negeri 1 Karanganyar, Kebumen, ini tidak pernah menyangka bisa meraih prestasi segemilang itu. Bagaimana tidak, siswa lain susah payah mencapai angka kelulusan 5, 5, sedangkan nilai rata-rata ujian nasionalnya malah nyaris sempurna, yakni 9, 95. Untuk mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, dan ilmu pengetahuan alam (IPA), Riyan mendapatkan nilai 10, hanya bahasa Inggris yang mendapatkan nilai 9, 8.
�Saya kira yang dapat nilai 10 hanya matematika dan IPA,"kata Riyan. Berbeda dengan anak kebanyakan yang menganggap matematika sebagai momok mengerikan, Riyan malah mengaku sangat suka, bahkan cinta, dengan pelajaran ini. Ilmu hitung-hitungan itu bisa memberikan rasa puas saat memecahkan soal-soal yang diberikan kepadanya. Tak aneh jika nilai matematikanya 10.
�Asik aja kalau ngitung," kata pelajar kelahiran 26 Februari 1996 lalu ini. Khusus untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, Riyan memang tidak begitu menyukainya. Alasannya sederhana, soal-soalnya dapatdipastikan panjang-panjang dan jawabannya mirip-mirip sehingga susah dibedakan mana yang salah dan benar. Meski begitu, nilai bahasa Indonesia Riyan juga sempurna, 10. Tak ada persiapan khusus yang dilakukan Riyan hingga meraih prestasi membanggakan itu.
Dia tidak ikut les privat atau bimbingan belajar di lembaga tertentu. Riyan hanya meminta dibangunkan pada pukul 04. 00 WIB untuk belajar sebelum berangkat mengikuti UN. �Riyan tidak memiliki jam belajar khusus, tergantung mood. Tapi tiap hari dia pasti belajar," kata Cipto Raharjo, ayahnya. Cara belajar Riyan cukup unik. Dia selalu belajar sambil mendengarkan musik. Musik dianggap sebagai pemicu semangat saat belajar dan juga membuat belajar menjadi lebih menyenangkan.
�Kalau tidak sambil bermain gitar. Belajarnya memang sambil bermain," kata Cipto. Dalam kesehariannya berangkat ke sekolah, Riyan memanfaatkan sepeda mini warna biru yang sulit untuk disebut memadai. Catnya sudah kusam, keranjang di depan setang sudah bolong-bolong. Namun, itu tidak memadamkan semangat Riyan setiap hari berangkat dan pulang sekolah.
Keberhasilan Riyan meraih nilai terbaik UN SMP dan yang sederajat tingkat nasional membuat Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) berniat berbincang langsung dengannya. Namun, perbincangan per telepon itu belum bisa dilaksanakan kemarin.
�Maaf ya, tadi kandijadwalkan jam 14. 00 WIB Jumat 7 Mei tapi Pak Presiden belum bisa sehingga diundur besok (hari ini, 8/5) sekitar jam 10. 00," kata suara perempuan yang mengaku dari bagian protokoler kepresidenan saat menghubungi Riyan sore kemarin.
Riyan sekeluarga mengaku tidak kecewa. Dia mengaku pengunduran telepon itu akan dimanfaatkan untuk menata perasaan gugup karena akan berbicara langsung dengan orang nomor satu di republik ini.
http://kampus.okezone.com/read/2010/05/08/373/330607/biasa-belajar-sambil-mendengarkan-musik