bookwithme
18th July 2012, 03:17 PM
Kondisi Barang : Baru
Harga :
Lokasi Seller : Daerah Istimewa Yogyakarta
Description :
JUDUL: Menyusuri Lorong Lorong Dunia. Kumpulan Catatan Perjalanan.
PENGARANG: Sigit Susanto.
Penyunting: Puthut EA
Penerbit: Harga: Rp.30.000.-
Edisi: I, Maret 2008
Kolasi: 15x21cm,xvi+477 hlm.
BERMINAT HUBUNGI 085729507776
Kang Bondet, demikian panggilan dari akrab bung Sigit Susanto, yang sekitar
dua tahun lalu pernah posting cerita di milis Jalansutra. Ceritanya itu
menggelitik sekali karena begitu lugu mengundang tawa.
Rupanya kang Bondet ini pada tahun 1996 untuk pertama kalinya akan berangkat
keluar negeri yaitu ke Swiss, dalam memenuhi undangan teman akrabnya yang orang
Swiss. Sebelum keberangkatan, kerabat dan tetangganya berdatangan kerumahnya
yang berada ditengah sawah desa Batubulan - Gianyar Bali.
Ada yang membawakan Jamu Godokan Jawa, rupanya khawatir Bondet masuk angin
dinegeri dingin itu, tapi akhirnya sang jamu keluar koper lagi karena khawatir
daun kering jamu itu nantinya dikira daun ganja. Kakaknya malah membawakan
sebilah keris, Bondet sempat bingung - ini keris untuk tolak bala ataukah
barang antik? Kacaunya, keris itu ditaruh dalam tasnya yang akan dibawa masuk
kedalam kabin, keruan saja keris bertuah itu di bandara kena cekal saat
pemeriksaan X-Ray.
Saat kecil Bondet sering melihat di TV, Paus Johanes Paulus kalau mendarat di
suatu negeri baru selalu mencium tanah. Dia berfikir bahwa itu suatu tradisi
yang indah, maka dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa nanti dia akan mencium
tanah Eropa. Apa daya, saat mendarat di bandara Zurich, bukan saja temperatur
minus dua derajat, juga penumpang keluarnya lewat aerobridge yang tidak
menyentuh tanah. Bondet bingung, karena sudah diniatkan dan dia takut kualat
kalau tidak dilaksanakan niatnya itu. Maka saat berjalan di lorong itu, dia
tengok2 dan saat orang lain sudah jauh, dilaksanakanlah niatnya itu, yaitu
mencium tanah yang tentunya bukan tanah tapi lantai besi.
Ternyata dari rencana semula hanya tiga bulan di Swiss, menjadi keterusan
karena Bondet akhirnya menikah dengan Claudia. Sepuluh tahun menetap disana,
dan dia menjadikan Swiss sebagai basis dari perjalanannya yang menarik ke 21
negara. Pasangan ini berhasil mengunjungi tidak saja berbagai tempat menarik di
Eropa, tapi juga sampai ke situs suku Maya di Mexico, sahara dan oase Tunisia,
maupun mengunjungi rumah Hemingway di Kuba.
Kumpulan Catatan Perjalanannya itu akhirnya dikumpulkan dan menjadi buku
setebal 373 halaman berjudul : Menyusuri Lorong Lorong Dunia, dan sejak minggu
lalu telah beredar di toko2 buku besar seperti Gramedia - Kharisma - Gunung
Agung, maupun toko2 buku kecil.
Bondet menyampaikan bahwa ini usaha sederhananya memotret lorong-lorong
dunia, yang diharapkannya bisa bermanfaat bagi pembaca, baik yang benar-benar
pejalan, maupun bagi mereka yang melakukan perjalanan pikiran maupun perjalanan
imaginasi. Perjalanan memang tidak selalu kasat mata. Membaca buku, adalah
sebuah ritual perjalanan tanpa membuat seseorang harus keluar dari kamarnya -
demikian ujar Bondet
SORY GAN.. PICTURE NYUSUL
Harga :
Lokasi Seller : Daerah Istimewa Yogyakarta
Description :
JUDUL: Menyusuri Lorong Lorong Dunia. Kumpulan Catatan Perjalanan.
PENGARANG: Sigit Susanto.
Penyunting: Puthut EA
Penerbit: Harga: Rp.30.000.-
Edisi: I, Maret 2008
Kolasi: 15x21cm,xvi+477 hlm.
BERMINAT HUBUNGI 085729507776
Kang Bondet, demikian panggilan dari akrab bung Sigit Susanto, yang sekitar
dua tahun lalu pernah posting cerita di milis Jalansutra. Ceritanya itu
menggelitik sekali karena begitu lugu mengundang tawa.
Rupanya kang Bondet ini pada tahun 1996 untuk pertama kalinya akan berangkat
keluar negeri yaitu ke Swiss, dalam memenuhi undangan teman akrabnya yang orang
Swiss. Sebelum keberangkatan, kerabat dan tetangganya berdatangan kerumahnya
yang berada ditengah sawah desa Batubulan - Gianyar Bali.
Ada yang membawakan Jamu Godokan Jawa, rupanya khawatir Bondet masuk angin
dinegeri dingin itu, tapi akhirnya sang jamu keluar koper lagi karena khawatir
daun kering jamu itu nantinya dikira daun ganja. Kakaknya malah membawakan
sebilah keris, Bondet sempat bingung - ini keris untuk tolak bala ataukah
barang antik? Kacaunya, keris itu ditaruh dalam tasnya yang akan dibawa masuk
kedalam kabin, keruan saja keris bertuah itu di bandara kena cekal saat
pemeriksaan X-Ray.
Saat kecil Bondet sering melihat di TV, Paus Johanes Paulus kalau mendarat di
suatu negeri baru selalu mencium tanah. Dia berfikir bahwa itu suatu tradisi
yang indah, maka dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa nanti dia akan mencium
tanah Eropa. Apa daya, saat mendarat di bandara Zurich, bukan saja temperatur
minus dua derajat, juga penumpang keluarnya lewat aerobridge yang tidak
menyentuh tanah. Bondet bingung, karena sudah diniatkan dan dia takut kualat
kalau tidak dilaksanakan niatnya itu. Maka saat berjalan di lorong itu, dia
tengok2 dan saat orang lain sudah jauh, dilaksanakanlah niatnya itu, yaitu
mencium tanah yang tentunya bukan tanah tapi lantai besi.
Ternyata dari rencana semula hanya tiga bulan di Swiss, menjadi keterusan
karena Bondet akhirnya menikah dengan Claudia. Sepuluh tahun menetap disana,
dan dia menjadikan Swiss sebagai basis dari perjalanannya yang menarik ke 21
negara. Pasangan ini berhasil mengunjungi tidak saja berbagai tempat menarik di
Eropa, tapi juga sampai ke situs suku Maya di Mexico, sahara dan oase Tunisia,
maupun mengunjungi rumah Hemingway di Kuba.
Kumpulan Catatan Perjalanannya itu akhirnya dikumpulkan dan menjadi buku
setebal 373 halaman berjudul : Menyusuri Lorong Lorong Dunia, dan sejak minggu
lalu telah beredar di toko2 buku besar seperti Gramedia - Kharisma - Gunung
Agung, maupun toko2 buku kecil.
Bondet menyampaikan bahwa ini usaha sederhananya memotret lorong-lorong
dunia, yang diharapkannya bisa bermanfaat bagi pembaca, baik yang benar-benar
pejalan, maupun bagi mereka yang melakukan perjalanan pikiran maupun perjalanan
imaginasi. Perjalanan memang tidak selalu kasat mata. Membaca buku, adalah
sebuah ritual perjalanan tanpa membuat seseorang harus keluar dari kamarnya -
demikian ujar Bondet
SORY GAN.. PICTURE NYUSUL