bukugaul
18th July 2012, 10:53 AM
Kondisi Barang : Baru
Harga :
Lokasi Seller : Jawa Tengah
Description :
Pramoedya Ananta Toer dari Dekat Sekali
http://cdn-u.kaskus.co.id/51/t5xbjok6.jpg
Penulis = Koesalah Soebagyo Toer
Penerbit = Kepustakaan Populer Gramedia
ISBN = 979910047X
Jenis = Memoar
Format = Soft Cover
Dimensi = 13 x 19 cm
Halaman = 400 hal
Berat = 0.6kg
berikut sedikit review yg saya diambil dari web
[/quote][quote]
Patiraga
Patiraga sebetulnya bukanlah informasi baru tentang Pram. Jauh-jauh hari Pram sudah membicarakannya baik dalam Mereka yang Dilumpuhkan, maupun Nyanyai Sunyai Seorang Bisu. A. Teeuw dalam studinya tentang (Pram Citra Manusia Indonesia dalam Karya Sastra Pramoedya Ananta Toer 1997) menyebut patiraga ini dengan istilah menterang �mistikum kreatif� yang menjadi daya dorong kreatifitas Pram dalam berkarya khususnya saat-saat ia mengalami situasi paling sulit yakni harus hidup di balik jeruji besi dan Pulau Buru tapi justru disaat itulah Pram berhasil melahirkan karya-karyanya yang cemerlang.
Patiraga yang dikemukakan dalam buku Koesalah diajukan secara lebih akrab dalam dialog antara kakak dan adik, �Aku kan pernah mau bunuh diri?� ucap Pram pada Koesalah. �Kenapa?� Tanya Koesalah. �Ya karena putus asa. Energi begitu besar membludak!�dan tiba-tiba aku nggak bisa berbuat apa-apa. Waktu itu aku bilang:
�Cabutlah nyawaku, kalau memang nyawa ini nggak ada gunanya!� Pram menjelaskan.
�Aku lalu patiraga?� lanjut Pram. �Apa itu patiraga?� Tanya Koesalah. �Ya raga ini dimatikan.�
�Caranya?�
�Konsentrasi! Kita pusatkan perhatian pada satu hal saja sampai akhirnya hilang kesadaran.�
�Lalu?�
�Ibu yang ngajarin aku ini � Dan pasti terkabul apa yang dikehendaki. Asal itu
untuk hal yang baik �� (hal. 178)
Tesis tentang patiraga menggugurkan kesan umum tentang Pram yang dianggap sama sekali menyangkal keberadaan realitas lain yang bersifat batiniah. Pram menyejajarkan dirinya dengan umumnya sastrawan besar yang menampik�dan secara telak �mengkritik praktik keagamaan tertentu (misalnya Tolstoy dari Rusia) dalam pengertian agama yang sangat ritualistik, formalistik, dan institusionalistik. Sikap konfrontatif terhadap agama dan pada saat bersamaan sikap pasrah terhadap dimensi lain yang lebih luas dan bersifat interioristis menjadi lokus bagi gelora kreatifitas Pram dalam berkarya.
Pada bagian akhir buku ini terjadi dialog mengesankan antara Pram dengan Koesalah tertanggal 12 April 2006,
�Mas Pram mau tidur?�
�Pramoedya Ananta Toer: Ya �
Minggu 30 April 2006 Pram pun menutup mata untuk selamanya
http://www.journalbali.com/books/boo...-koesalah.html (http://www.journalbali.com/books/book-review/pram-di-muka-cermin-koesalah.html)
Harga Rp 25.000
call 088-211-045-364
Harga :
Lokasi Seller : Jawa Tengah
Description :
Pramoedya Ananta Toer dari Dekat Sekali
http://cdn-u.kaskus.co.id/51/t5xbjok6.jpg
Penulis = Koesalah Soebagyo Toer
Penerbit = Kepustakaan Populer Gramedia
ISBN = 979910047X
Jenis = Memoar
Format = Soft Cover
Dimensi = 13 x 19 cm
Halaman = 400 hal
Berat = 0.6kg
berikut sedikit review yg saya diambil dari web
[/quote][quote]
Patiraga
Patiraga sebetulnya bukanlah informasi baru tentang Pram. Jauh-jauh hari Pram sudah membicarakannya baik dalam Mereka yang Dilumpuhkan, maupun Nyanyai Sunyai Seorang Bisu. A. Teeuw dalam studinya tentang (Pram Citra Manusia Indonesia dalam Karya Sastra Pramoedya Ananta Toer 1997) menyebut patiraga ini dengan istilah menterang �mistikum kreatif� yang menjadi daya dorong kreatifitas Pram dalam berkarya khususnya saat-saat ia mengalami situasi paling sulit yakni harus hidup di balik jeruji besi dan Pulau Buru tapi justru disaat itulah Pram berhasil melahirkan karya-karyanya yang cemerlang.
Patiraga yang dikemukakan dalam buku Koesalah diajukan secara lebih akrab dalam dialog antara kakak dan adik, �Aku kan pernah mau bunuh diri?� ucap Pram pada Koesalah. �Kenapa?� Tanya Koesalah. �Ya karena putus asa. Energi begitu besar membludak!�dan tiba-tiba aku nggak bisa berbuat apa-apa. Waktu itu aku bilang:
�Cabutlah nyawaku, kalau memang nyawa ini nggak ada gunanya!� Pram menjelaskan.
�Aku lalu patiraga?� lanjut Pram. �Apa itu patiraga?� Tanya Koesalah. �Ya raga ini dimatikan.�
�Caranya?�
�Konsentrasi! Kita pusatkan perhatian pada satu hal saja sampai akhirnya hilang kesadaran.�
�Lalu?�
�Ibu yang ngajarin aku ini � Dan pasti terkabul apa yang dikehendaki. Asal itu
untuk hal yang baik �� (hal. 178)
Tesis tentang patiraga menggugurkan kesan umum tentang Pram yang dianggap sama sekali menyangkal keberadaan realitas lain yang bersifat batiniah. Pram menyejajarkan dirinya dengan umumnya sastrawan besar yang menampik�dan secara telak �mengkritik praktik keagamaan tertentu (misalnya Tolstoy dari Rusia) dalam pengertian agama yang sangat ritualistik, formalistik, dan institusionalistik. Sikap konfrontatif terhadap agama dan pada saat bersamaan sikap pasrah terhadap dimensi lain yang lebih luas dan bersifat interioristis menjadi lokus bagi gelora kreatifitas Pram dalam berkarya.
Pada bagian akhir buku ini terjadi dialog mengesankan antara Pram dengan Koesalah tertanggal 12 April 2006,
�Mas Pram mau tidur?�
�Pramoedya Ananta Toer: Ya �
Minggu 30 April 2006 Pram pun menutup mata untuk selamanya
http://www.journalbali.com/books/boo...-koesalah.html (http://www.journalbali.com/books/book-review/pram-di-muka-cermin-koesalah.html)
Harga Rp 25.000
call 088-211-045-364