Log in

View Full Version : JUAL Badik, Antologi Puisi Terbaru Karya Aspar Paturusi


bukupintar
18th July 2012, 10:39 AM
Kondisi Barang : Baru

Harga :



Lokasi Seller : DKI Jakarta


Description :



http://3.bp.blogspot.com/_H4xGJvyhkB4/TQEH4meNVjI/AAAAAAAAGxY/BK6j__QDUv0/s1600/bismillah2.gif




[/spoiler][spoiler=open this] for Buku Antologi Puisi Badik:




http://a6.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/189146_1310122210615_1757400617_537160_7961595_n.j pg










Apa kabar para pecinta puisi? Tentu tidak asing lagi dengan nama Aspar Paturusi. Seorang sineas, pemain film, sekaligus sastrawan dan penyair kawakan ini sangat serius menyiapkan kelahiran kumpulan puisinya. Puisi-puisi Aspar Paturusi sangat terasa dalam kalbu dan membentuk kisah dan kerinduan kita pada alam, lingkungan, hubungan manusia dan Tuhan, kondisi bangsa-negara, dan pola sosial-politik serta perilaku manusia, yang terekam dengan baik dalam buku ini.



Kali ini, Aspar Paturusi telah meluncurkan sebuah Buku Antologi yang berjudul Badik. Berikut beberapa review dan liputan acara launching Buku Badik.




[/quote]





Aspar sudah menggenggam semuanya: puisi, novel, film, sinetron, teater. Kepadanya tidak ditanyakan lagi �lakekomaE�. Dengan keseniannya, kita dibawanya mengembara di jalan kehidupan yang panjang. Terima kasih untuk kenikmatan ini, bung Aspar. (TAUFIQ ISMAIL, penyair).



***



Pada kumpulan puisinya ini, Aspar adalah tombak yang pantang rebah, adalah hati yang mengasah gundah, adalah dahi yang kian merapat ke tanah, adalah tangan yang terus mengetuk-ngetuk hati kita, hatinya sendiri, dan Penguasa Segala Hati. (MOCHTAR PABOTTINGI, cendekiawan).



***



Misalnya ada seratus penyair yang menulis tentang badik, pasti masih sangat luas bagi penyair lain untuk menggali dari badik. Dalam buku ini Aspar melakukan tafsir baru tentang badik, bagaimana ruh badik itu memberi ilham bagi nilai-nilai hidup. Oleh Aspar, Badik tradisional itu dimaknai dengan cara yang tidak tradisional. Dengan pemaknaan itu, Badik kembali bicara untuk masa depan. (D. ZAWAWI IMRON, penyair).



***



Aspar Paturusi sudah sampai pada maqom-nya sebagai penyair. Ia sama sekali tidak terjebak pada usahanya merumit-rumitkan rangkaian larik-larik puisinya agar terkesan canggih. Ia juga sudah melewati jauh golongan penyiar romantik yang cenderung berkutat pada pengungkapan perasaannya yang diterjang cinta dan rindu dendam murahan. Aspar Paturusi telah sampai pada apa yang dikatakan Chairil Anwar sebagai: �menggali kata hingga ke putih tulang.� (MAMAN S. MAHAYANA, pengajar di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Saat ini dosen tamu di Hankuk University of Foreign Studies, Seoul, Korea Selatan).



***













Senin, 11 April 2011 | 01:29:14 WITA | 249 HITS

Dari Launching dan Diskusi Buku Puisi "Badik" Karya Aspar Paturusi

Panggilan Sukma Budaya, Akulah Badik Itu�



Laporan: Muhammad Nursam, Makassar



Tidurlah dalam pelukan malam/ dalam pelukan waktu/ dalam pelukan alam/ dalam pelukan mimpi/ dalam pelukan pada hijau/ dalam pelukan malaikat/ dalam pelukan eeeeee...



Potongan puisi tadi berjudul Tidurlah Tidur. Merupakan salah satu puisi yang ada dalam kumpulan puisi "Badik" karya Aspar Paturusi. Dibacakan oleh Aspar Paturusi bersama istri dan dua putrinya. Mereka begitu mendalami isi puisi yang ditulis Aspar pada tahun 1979 di Makassar. Ratusan peserta yang memadati ruang studio mini Harian FAJAR lantai IV, pun dibuat terkagum-kagum oleh aksi musikalisasi puisi Aspar, Minggu, 10 April.



Mereka yang hadir terdiri dari pelajar, mahasiswa, dosen, serta seniman dan budayawan se-Sulsel. Hadir pula beberapa komunitas penulis seperti Forum Lingkar Pena (FLP) dan Masyarakat Sastra Tamalanrea (Mastera). Mereka hadir dalam rangka launching dan diskusi buku puisi tersebut. Menghadirkan pembicara Ishak Ngeljaratan dan Qasim Mathar dipandu redaktur Harian FAJAR, Dian Hendianto.



Aspar ternyata memiliki nama asli Andi Sofyan Paturusi, nama itulah yang kemudian disingkat Aspar. Demikian diungkapkan Budayawan Ishak Ngeljaratan. Menurutnya, nama singkatan inilah yang melekat dan mensenyawa dengan penyair. "Orang mengenal Aspar tanpa mengetahui kepanjangan namanya yang sesungguhnya," katanya.



Ishak menuturkan, badik sebagai ikon budaya mengandung nilai sekaligus spirit bagi orang Bugis. Seorang Bugis atau Makassar yang mendengar kata badik, sama dengan mendengar panggilan sukma budayanya sendiri. Lewat buku ini Aspar ingin berkata "Akulah badik itu sendiri. Akulah badik dalam makna dan spirit yang pembaca boleh temukan dengan menyelami dunia eksistensiku lewat puisi-puisiku".



"Sesungguhnya badik secara simbolis merepresentasikan aku-alternatif yang difungsikan sebagai aku-ideal yang dijaga agar selalu bersih dari sikap, tutur-kata, dan tindakan yang jauh dari kejahatan. Dengan berbadik, seorang pria Bugis-Makassar menyadari kesatuan atau kesenyawaan. Badik yang melekat selalu berfungsi sebagai perisai dan pelindung moral yang menuntunnya agar tidak terjerumus atau menjerumuskan diri ke dalam kejahatan yang merusak harga dirinya (siri).



Justru dengan lekatnya badik pada dirinya, seorang yang berbudaya badik akan malu jika berbuat kejahatan dan melawan kejujuran (lempu) dan malu juga jika tidak berbuat kebajikan kepada sesamanya demi tegaknya nilai kepedulian," terang Ishak.



Qasim Mathar yang mendapat giliran kedua berbicara merasakan nilai puisi pada setiap judul buku puisi "Badik". Dia membacakan setiap judul puisi dengan satu tarikan nafas yang terdengar khusyuk.



"Aspar tak tenggelam, karena ia menyelam ke dasar-dasar paling dalam. Aspar tak terukirkan karena ia menggoreskan kata-kata dengan hati. Aspar tak tergerus oleh waktu, karena ia bersama puisinya masuk ke lorong-lorong kehidupan. Aspar Paturusi kaya raya. Kumpulan puisi �Badik� jangan dibanding dengan rupiah di Century. Apalagi dengan sederetan mobil mewah oleh para mafia," ujar Guru Besar UIN Alauddin ini.



Saat sesi interaktif, puluhan peserta tampak antusias mengacungkan tangan. Di antara mereka yang menyampaikan pernyataan maupun pertanyaan adalah Abdul Maulid, Asdar Muis, Amin Mustamin, Amas Daeng Tahang serta beberapa mahasiswa dan dari pengurus lembaga penulisan.



Asdar Muis mengatakan, Badik adalah cerminan untuk perubahan. Buku ini menggambarkan jati diri penulisnya yang rindu pada kampungnya. Sementara Amin Mustamin menilai, Badik bukan pada persoalan tajamnya namun merupakan kearifan lokal yang harus dipertahankan.



Salah seorang penanya dari mahasiswa yang juga aktifis Forum Lingkar Pena (FLP), Andi Asrawati meminta petuah dari para pembicara, khususnya kepada Aspar Paturusi. Dia merasa khawatir dengan makin berkurangnya minat baca terhadap karya sastra juga tentang kaitan erat antara nilai-nilai agama dengan sastra.



Menanggapi pertanyaan tersebut, Aspar mengatakan agama merupakan pegangan mendasar yang mestinya menjadi landasan dalam berkarya. Sebagai muslim, yang dibutuhkan adalah keberanian bersikap. Kita tentu ingin menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar, itu bisa dilakukan juga lewat tulisan. "Untuk menjadi penulis membaca, membaca, dan membacalah. Juga menulis, menulis, dan menulislah," saran Aspar Paturusi.



Selain launching dan diskusi buku, kegiatan yang disponsori Fajar Group, Badan Perpustakaan dan Arsip Sulsel ini juga bertepatan dengan ulang tahun Aspar yang memasuki usia 68 tahun. Seremonial ulang tahun diawali dengan pemotongan tumpeng bersama keluarga tercinta, istri, anak-anak, dan cucu Aspar Paturusi.



Dirangkaikan pula dengan penyerahan buku secara simbolis kepada beberapa tokoh. Di antaranya Andi Syamsu Alam, Asdar Muis, Dian Mustamin (KKSS Pusat), Muhary Wahyu Nurba, Prof Dr Nurmayati Rahman, serta Dr Abustan. ([email protected])

http://beta.fajar.co.id/read-2011041...k-itu%E2%80%A6 (http://beta.fajar.co.id/read-20110411012914-panggilan-sukma-budaya-akulah-badik-itu%E2%80%A6)





"Badik" (puisi puisi untukmu) karya penyair Aspar Paturusi telah hadir di tengah-tengah kita, mengisi kelangkaan buku puisi mencerahkan di tanahair. Alhamdulillah!



Buku "Badik" puisi untukmu karya Aspar Paturusi



Tebal 372 halaman

Ukuran 15.5 x 21 cm

Hard Cover, Laminating Dove

Lem Panas dan Jahit.



Contact Person: Awi - 0817 4966294 & 021 990 13243



Kami menawarkan buku ini seharga Rp 100.000,- rupiah (Belum Ongkir)



Pembayaran dapat ditransfer ke:



http://2.bp.blogspot.com/_21hDDNjCgUE/ScydErD5R0I/AAAAAAAAAc8/zfDYwvtASHA/s320/logoBRI.jpg










Nomer Rekening 1215-01-001441-50-2 a.n Anandhya Aswindro Purmadi KK Depkominfo









http://2.bp.blogspot.com/_ER3YHrq9vpY/TOvBd76Ve2I/AAAAAAAAAB0/76WwWVe8-Fs/S760/logoMANDIRI2.jpg




[quote]





006-00-0693541-9 a.n Anandhya Aswindro Purmadi KC Jatinegara







Pengiriman akan menggunakan:

http://i1213.photobucket.com/albums/cc470/adenkthebasterd/Kaskus/logo-jne.gif



JNE - Express Across Nations (http://www.jne.co.id/)