PDA

View Full Version : "Aku Rela Dijual untuk Gedungmu KPK"


dionless
11th July 2012, 06:59 AM
VIVAnews - Masih ingat dengan Ngadiyono? PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta ini rela melego mobil untuk membantu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sudah ada yang menawar mobilnya.

Ditemui VIVAnews, Ngadiyono mengaku ada orang yang menawar mobil pick up-nya seharga Rp13 juta. "Tapi, belum saya lepas karena saya minta harga Rp20 juta," kata dia, Selasa 10 Juli 2012. Sejak mobilnya ramai diberitakan, Ngadiyono baru menerima satu orang penawar.

Jika mobil itu laku Rp20 juta, Ngadiyono mengaku akan menyerahkan semua hasil penjualan untuk saweran gedung baru KPK. Saat ini, Indonesia Corruption Watch (ICW) mengoordinir pengumpulan uang tersebut dengan batas maksimal sumbangan Rp10 juta. "Saya nanti pinjam nama istri saya agar semua uang ini bisa disumbang. Harus lewat jalur resmi supaya tidak terjadi gratifikasi," kata dia lagi.

Ngadiyono membantah aksinya itu untuk mencari sensasi. "Saya serius." Tuduhan mencari sensasi muncul karena pemberitaan soal gedung KPK memang sedang gencar. DPR, khususnya Komisi III bidang Hukum, belum juga mencabut tanda bintang dari pengajuan anggaran gedung. Tanda bintang itu artinya, Komisi III masih menahan pencairan anggaran. Meski, Menteri Keuangan RI sudah memberi lampu hijau. Padahal, kebutuhan gedung baru KPK ini sangat mendesak.

Mobil milik PNS yang setiap harinya bekerja di Kantor Satpol PP ini masih terparkir, belum laku. Pada badan mobil Kijang pick up tahun 1983 warna biru tercantum tulisan, "KPK Aku Rela Dijual untuk Gedungmu, Oke", dan "Gantung Tikus-tikus Koruptor Alquran."

Juli 2013, bapak dua anak itu akan pensiun. Jika sampai saat itu, DPR tidak kunjung mengabulkan anggaran gedung baru KPK, Ngadiyono berjanji akan menyerahkan 25 persen dari uang pensiunnya selama setahun. �Justru yang sangat saya sesalkan itu, tidak ada PNS di Kabupaten Bantul yang berani meneruskan apa yang telah saya perbuat. PNS banyak yang takut dipindah, takut jabatan dicopot dan segudang alasan yang lainnya."

Warga Kota Gedhe, Kota Yogyakarta ini mengaku sesak dengan korupsi yang dilakukan pejabat-pejabat pemerintahan daerah dan pusat. �Tindakan ini saya lakukan untuk mengingatkan bahwa uang yang dikorupsi adalah uang dari keluarganya, saudaranya dan juga uang rakyat Bantul.�

Sementara itu, total sumbangan yang dikumpulkan ICW hingga Selasa 10 Juli kemarin adalah Rp 222.172.824. ICW terus mengimbau agar masyarakat ikut membantu KPK melalui rekening BNI 0056124374 atas nama Perkumpulan ICW. Sebelumnya, ICW sudah meminta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk mengawasi aliran ke rekening itu untuk mencegah upaya pencucian uang para koruptor. (umi)

� VIVAnews
http://www.ceriwiss.com/images/mobile.png

dionless
11th July 2012, 07:02 AM
VIVAnews - Gerah dan geram terhadap wakil rakyat yang tidak menyetujui anggaran untuk pembangunan gedung baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), seorang PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta rela menjual mobil untuk membantu komisi tersebut.

PNS yang setiap harinya bekerja di Kantor Satpol PP ini bahkan menuangkan aspirasinya di mobil Kijang pick up tahun 1983 warna biru itu. Yakni dengan tulisan, "KPK Aku Rela Dijual untuk Gedungmu, Oke", dan "Gantung Tikus-tikus Koruptor Al Quran".

"Tak hanya hasil penjualan mobil. Gaji pensiun saya 25 persennya selama satu tahun akan saya sumbangkan ke KPK," kata Ngadiyono (55), salah satu PNS yang sehari-hari bekerja di Kantor Satpol PP Pemkab Bantul, DIY, Senin 9 Juli 2012.

Menurut dia, saat ini banyak anggota DPR, bupati, walikota, gubernur, pimpinan partai bahkan menteri yang tersangkut masalah korupsi. "Masyarakat saat ini sudah susah, pejabat justru bermewah dengan uang korupsi. Hanya KPK yang berani memberantasnya. Maka harus kita dukung," tegasnya

Ngadiyono juga mengaku kecewa, sebab, KPK sudah bekerja keras namun vonis hakim kepada tikus-tikus koruptor sangat ringan. "Setelah keluar dari penjara hidup para koruptor masih sangat mewah. Maka pemiskinan harus segera diterapkan. Jika perlu tembak mati," katanya.

Lebih lanjut Ngadiyono menyatakan KPK jangan sampai melemah dalam bekerja meski dengan fasilitas yang minim. "Sadap para pejabat yang terindikasi korupsi, agar mereka tak lagi main mata dalam berbagai proyek."

"Saya juga mengajak PNS untuk saweran gedung KPK. Saya juga siap ngamen di perempatan jalan usai jam kerja untuk membantu pembangunan gedung KPK."

Coik (45) salah satu makelar mobil di Yogyakarta mengatakan harga standar mobil Kijang pickup tahun 1983 sekitar Rp20 juta. "Dengan kondisi seperti ini saya berani beli Rp20 juta," katanya sembari melihat kondisi mobil.

� VIVAnews
http://www.ceriwiss.com/images/mobile.png

BundaDewi
12th July 2012, 08:09 AM
patut dicontoh tuh tindakannya....
sayang ngga banyak orang seperti dia...