FloatToGfx
3rd January 2011, 07:37 AM
http://media.vivanews.com/thumbs2/2008/09/16/54289_tambang_batu_bara_300_225.jpghttp://media.vivanews.com/thumbs2/2009/04/01/68415_konsentrator_batu_hijau__sumbawa__milik_pt_n ewmont_nusa_tenggara_300_225.jpg
Senin, 3 Januari 2011, 07:26 WIB
Mengawali perdagangan tahun 2011, saham komoditas menjadi pilihan utama pelaku pasar menyusul peningkatan harga komoditas pada akhir perdagangan pekan lalu.
"Posisi tahun lalu harga batubara, minyak mentah dan emas masih naik, komoditas masih merata kenaikannya," kata Kepala Riset Universal Broker Satrio Utomo ketika dihubungi VIVANews.
Dia memperkirakan resiko nilai saham turun masih dimungkinkan mengacu pada penutupan di bursa Singapura yang pada penutupan perdagangan kemarin tidak baik. "Tapi perdagangan bursa Indonesia masih bisa bergerak bagus," kata Satrio.
Satrio mengatakan saham berkapitalisasi besar masih memiliki peluang untuk naik karena mengantisipasi laporan keuangan tutup buku Desember 2010. Saham PT Astra Internasional Indonesia Tbk memiliki peluang untuk naik hingga Rp 55000. PT Gudang Garam Indonesia Tbk berpeluang naik hingga level Rp 41500-42500. PT Indofood Sukses Makmur Tbk juga berkesempatan untuk bermain di kisaran harga Rp 5200.
Saham-saham berbasis batubara memiliki peluang pada perdagangan perdana pagi ini. "Peluang masih mungkin," kata Satrio. Adapun saham tersebut antara lain PT Perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, PT United Tractor Tbk, PT Harum Energy Tbk, PT International Nickel Indonesia Tbk, PT Aneka Tambang Tbk.
Untuk saham perbankan, dia merekomendasikan PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Negara Indonesia Tbk terkait dengan rencana rights issue yang tengah dilakukan oleh kedua perusahaan pelat merah itu.
Indeks Harga Saham Gabungan diperkirakan akan bergerak pada level batas atas Rp 3750-3788. Serta bergerak resistence pada Rp 3675-3700. "Kalau indeks bergerak di level ini, trennya akan naik terus," kata Satrio. Pengumuman inflasi Desember yang akan disampaikan hari ini juga menjadi perhatian meski tidak terlalu berpengaruh.
Sumber
Disini (http://bisnis.vivanews.com/news/read/197129-awal-2011--saham-komoditas-layak-diincar)
Senin, 3 Januari 2011, 07:26 WIB
Mengawali perdagangan tahun 2011, saham komoditas menjadi pilihan utama pelaku pasar menyusul peningkatan harga komoditas pada akhir perdagangan pekan lalu.
"Posisi tahun lalu harga batubara, minyak mentah dan emas masih naik, komoditas masih merata kenaikannya," kata Kepala Riset Universal Broker Satrio Utomo ketika dihubungi VIVANews.
Dia memperkirakan resiko nilai saham turun masih dimungkinkan mengacu pada penutupan di bursa Singapura yang pada penutupan perdagangan kemarin tidak baik. "Tapi perdagangan bursa Indonesia masih bisa bergerak bagus," kata Satrio.
Satrio mengatakan saham berkapitalisasi besar masih memiliki peluang untuk naik karena mengantisipasi laporan keuangan tutup buku Desember 2010. Saham PT Astra Internasional Indonesia Tbk memiliki peluang untuk naik hingga Rp 55000. PT Gudang Garam Indonesia Tbk berpeluang naik hingga level Rp 41500-42500. PT Indofood Sukses Makmur Tbk juga berkesempatan untuk bermain di kisaran harga Rp 5200.
Saham-saham berbasis batubara memiliki peluang pada perdagangan perdana pagi ini. "Peluang masih mungkin," kata Satrio. Adapun saham tersebut antara lain PT Perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, PT United Tractor Tbk, PT Harum Energy Tbk, PT International Nickel Indonesia Tbk, PT Aneka Tambang Tbk.
Untuk saham perbankan, dia merekomendasikan PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Negara Indonesia Tbk terkait dengan rencana rights issue yang tengah dilakukan oleh kedua perusahaan pelat merah itu.
Indeks Harga Saham Gabungan diperkirakan akan bergerak pada level batas atas Rp 3750-3788. Serta bergerak resistence pada Rp 3675-3700. "Kalau indeks bergerak di level ini, trennya akan naik terus," kata Satrio. Pengumuman inflasi Desember yang akan disampaikan hari ini juga menjadi perhatian meski tidak terlalu berpengaruh.
Sumber
Disini (http://bisnis.vivanews.com/news/read/197129-awal-2011--saham-komoditas-layak-diincar)