aziskentut
9th June 2012, 09:39 AM
Seorang ayah mendapati kamarnya sudah rapi,
dengan selembar amplop di atas kasur bertuliskan
'Untuk ayah'. Perlahan amplop itu mulai dibuka
Ayah tercinta,
Aku menulis surat ini dengan perasaan sedih dan
sangat menyesal. Saat ayah membaca surat ini,
aku telah pergi meninggalkan rumah. Aku pergi
bersama kekasihku, dia cowok yang baik. Ayah
juga pasti akan setuju meski dengan tatto-tato dan
piercing yang melekat di tubuhnya, juga dengan
motor buntutnya serta rambut gondrongnya.
Dia sudah cukup dewasa meskipun belum begitu
tua, aku pikir jaman sekarang 42 tahun tidaklah
terlalu tua. Dia sangat baik terhadapku, lebih lagi
dia ayah dari anak di kandunganku saat ini.
Dia memintaku untuk membiarkan anak ini lahir
dan kita akan membesarkan bersama.
Kami akan tinggal berpindah- pindah, dia punya
bisnis perdagangan extacy yang sangat luas, dia
juga telah meyakinkanku bahwa marijuana itu
tidak begitu buruk. Kami akan tinggal bersama
sampai maut memisahkan kami. Para ahli
pengobatan pasti akan menemukan obat untuk
AIDS jadi dia bisa segera sembuh.
Aku tahu dia juga punya cewek lain, tapi aku
percaya dia akan setia padaku dengan cara yang
berbeda.
Ayah.. jangan khawatirkan keadaanku. Aku sudah
15 tahun sekarang, aku bisa menjaga diriku. Salam
sayang untuk kalian semua. Oh iya, berikan
bonekaku untuk adik, dia sangat menginginkannya.
Masih dengan perasaan terguncang dan tangan
gemetaran, sang ayah membaca lembar kedua
surat dari putri tercintanya itu..
Ayah, .. tidak ada satupun dari yang aku tulis di
atas itu benar, aku hanya ingin menunjukkan ada
ribuan hal yang lebih mengerikan dari pada nilai
rapotku yang buruk.
Kalau ayah sudah menandatangani rapotku di atas
meja, panggil aku ya, Aku tidak ke mana-mana,
saat ini aku ada di tetangga sebelah.
</div>
dengan selembar amplop di atas kasur bertuliskan
'Untuk ayah'. Perlahan amplop itu mulai dibuka
Ayah tercinta,
Aku menulis surat ini dengan perasaan sedih dan
sangat menyesal. Saat ayah membaca surat ini,
aku telah pergi meninggalkan rumah. Aku pergi
bersama kekasihku, dia cowok yang baik. Ayah
juga pasti akan setuju meski dengan tatto-tato dan
piercing yang melekat di tubuhnya, juga dengan
motor buntutnya serta rambut gondrongnya.
Dia sudah cukup dewasa meskipun belum begitu
tua, aku pikir jaman sekarang 42 tahun tidaklah
terlalu tua. Dia sangat baik terhadapku, lebih lagi
dia ayah dari anak di kandunganku saat ini.
Dia memintaku untuk membiarkan anak ini lahir
dan kita akan membesarkan bersama.
Kami akan tinggal berpindah- pindah, dia punya
bisnis perdagangan extacy yang sangat luas, dia
juga telah meyakinkanku bahwa marijuana itu
tidak begitu buruk. Kami akan tinggal bersama
sampai maut memisahkan kami. Para ahli
pengobatan pasti akan menemukan obat untuk
AIDS jadi dia bisa segera sembuh.
Aku tahu dia juga punya cewek lain, tapi aku
percaya dia akan setia padaku dengan cara yang
berbeda.
Ayah.. jangan khawatirkan keadaanku. Aku sudah
15 tahun sekarang, aku bisa menjaga diriku. Salam
sayang untuk kalian semua. Oh iya, berikan
bonekaku untuk adik, dia sangat menginginkannya.
Masih dengan perasaan terguncang dan tangan
gemetaran, sang ayah membaca lembar kedua
surat dari putri tercintanya itu..
Ayah, .. tidak ada satupun dari yang aku tulis di
atas itu benar, aku hanya ingin menunjukkan ada
ribuan hal yang lebih mengerikan dari pada nilai
rapotku yang buruk.
Kalau ayah sudah menandatangani rapotku di atas
meja, panggil aku ya, Aku tidak ke mana-mana,
saat ini aku ada di tetangga sebelah.
</div>