andrestinky
9th June 2012, 09:36 AM
Musim hujan sudah berlangsung selama dua bulan sehingga dimana-mana pepohonan
tampak menjadi hijau. Seekor ulat menyeruak di antara daun-daun hijau yang
bergoyang-goyang diterpa angin.
"Apa kabar daun hijau,"!! katanya. Tersentak daun hijau menoleh ke arah suara yang
datang. "Oo, kamu ulat. Badanmu kelihatan kecil dan kurus, mengapa?" tanya daun
hijau.
"Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk makananku. Bisakah Engkau membantuku
sobat?" kata ulat kecil.
"Tentu..tentu..mendekatlah ke mari." Daun hijau berpikir, Jika aku memberikan
sedikit dari tubuhku ini untuk makanan si ulat, aku akan tetap hijau, hanya saja
aku akan kelihatan belobang-lobang. tapi tak apalah. Perlahan-lahan ulat
menggerakkan tubuhnya menuju daun hijau. Setelah makan dengan kenyang, ulat
berterima kasih kepada daun hijau yang telah merelakan bagian tubuhnya menjadi
makanan si ulat.
Ketika ulat mengucapkan terima kasih kepada sahabat yang penuh kasih dan
pengorbanan itu, ada rasa puas di dalam diri daun hijau. Sekalipun tubuhnya kini
berlobang disana sini namun ia bahagia bisa melakukan bagiulat kecil yang lapar.
Tidak lama berselang ketika musim panas datang
daun hijau menjadi kering dan berubah warna. Akhirnya ia jatuh ketanah, disapu
orang dan dibakar.
Apa yang terlalu berarti di dalam hidup kita sehingga kita enggan berkorban sedikit
saja bagi sesama? Tokh akhirnya semua yang ada akan binasa.
Daun hijau yang baik mewakili orang-orang yang masih mempunyai "hati" bagi
sesamanya. Yang tidak menutup mata ketika melihat sesamanya dalam kesulitan. Yang
tidak membelakangi dan seolah-olah tidak mendengar ketika sesamanya berteriak minta
tolong. Ia rela melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain dan sejenak
mengabaikan kepentingan diri sendiri.
Merelakan kesenangan dan kepentingan diri sendiri bagi sesama memang tidak mudah,
tetapi indah. Ketika berkorban, diri kita sendiri menjadi seperti daun yang
berlobang namun itu sebenarnya tidak mempengaruhi hidup kita. Kita akan tetap
hijau,
Tuhan akan tetap memberkati dan memelihara kita. Bagi "daun hijau" , berkorban
merupakan satu hal yang mengesankan dan terasa indah serta memuaskan. Dia bahagia
melihat sesamanya bisa tersenyum karena pengorbanan yang ia lakukan. Ia juga
melakukannya karena menyadari bahwa ia tidak akan selamanya tinggal sebagai daun
hijau. Suatu hari Ia akan kering dan jatuh. Demikianlah hidup kita, hidup ini hanya
sementara kemudian kita akan mati. itu sebabnya isilah hidup ini dengan
perbuatan-perbuatan baik : kasih, pengorbanan, pengertian, kesetiaan, kesabaran dan
kerendahan hati.
Jadikanlah berkorban itu sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membawa sukacita
tersendiri bagi anda. Dalam banyak hal kita bisa berkorban. Mendahulukan
kepentingan sesama, melakukan sesuatu bagi mereka, memberikan apa yang kita punyai
dan masih banyak lagi pengorbanan yang bisa dilakukan.
Renungkanlah....its nice story....^.^
</div>
tampak menjadi hijau. Seekor ulat menyeruak di antara daun-daun hijau yang
bergoyang-goyang diterpa angin.
"Apa kabar daun hijau,"!! katanya. Tersentak daun hijau menoleh ke arah suara yang
datang. "Oo, kamu ulat. Badanmu kelihatan kecil dan kurus, mengapa?" tanya daun
hijau.
"Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk makananku. Bisakah Engkau membantuku
sobat?" kata ulat kecil.
"Tentu..tentu..mendekatlah ke mari." Daun hijau berpikir, Jika aku memberikan
sedikit dari tubuhku ini untuk makanan si ulat, aku akan tetap hijau, hanya saja
aku akan kelihatan belobang-lobang. tapi tak apalah. Perlahan-lahan ulat
menggerakkan tubuhnya menuju daun hijau. Setelah makan dengan kenyang, ulat
berterima kasih kepada daun hijau yang telah merelakan bagian tubuhnya menjadi
makanan si ulat.
Ketika ulat mengucapkan terima kasih kepada sahabat yang penuh kasih dan
pengorbanan itu, ada rasa puas di dalam diri daun hijau. Sekalipun tubuhnya kini
berlobang disana sini namun ia bahagia bisa melakukan bagiulat kecil yang lapar.
Tidak lama berselang ketika musim panas datang
daun hijau menjadi kering dan berubah warna. Akhirnya ia jatuh ketanah, disapu
orang dan dibakar.
Apa yang terlalu berarti di dalam hidup kita sehingga kita enggan berkorban sedikit
saja bagi sesama? Tokh akhirnya semua yang ada akan binasa.
Daun hijau yang baik mewakili orang-orang yang masih mempunyai "hati" bagi
sesamanya. Yang tidak menutup mata ketika melihat sesamanya dalam kesulitan. Yang
tidak membelakangi dan seolah-olah tidak mendengar ketika sesamanya berteriak minta
tolong. Ia rela melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain dan sejenak
mengabaikan kepentingan diri sendiri.
Merelakan kesenangan dan kepentingan diri sendiri bagi sesama memang tidak mudah,
tetapi indah. Ketika berkorban, diri kita sendiri menjadi seperti daun yang
berlobang namun itu sebenarnya tidak mempengaruhi hidup kita. Kita akan tetap
hijau,
Tuhan akan tetap memberkati dan memelihara kita. Bagi "daun hijau" , berkorban
merupakan satu hal yang mengesankan dan terasa indah serta memuaskan. Dia bahagia
melihat sesamanya bisa tersenyum karena pengorbanan yang ia lakukan. Ia juga
melakukannya karena menyadari bahwa ia tidak akan selamanya tinggal sebagai daun
hijau. Suatu hari Ia akan kering dan jatuh. Demikianlah hidup kita, hidup ini hanya
sementara kemudian kita akan mati. itu sebabnya isilah hidup ini dengan
perbuatan-perbuatan baik : kasih, pengorbanan, pengertian, kesetiaan, kesabaran dan
kerendahan hati.
Jadikanlah berkorban itu sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membawa sukacita
tersendiri bagi anda. Dalam banyak hal kita bisa berkorban. Mendahulukan
kepentingan sesama, melakukan sesuatu bagi mereka, memberikan apa yang kita punyai
dan masih banyak lagi pengorbanan yang bisa dilakukan.
Renungkanlah....its nice story....^.^
</div>