hi
29th December 2010, 10:15 PM
http://www.mediaindonesia.com/spaw/uploads/images/article/image/20101229_070735_bensin2.jpg
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memperkirakan harga keekonomian premium dapat mencapai kisaran Rp7.000-7.500 apabila harga minyak tahun depan mencapai US$100 per barrel. LIPI telah memperkirakan hal itu sejak 2008 dengan asumsi nilai tukar rupiah 9.000.
Hal itu disampaikan pengamat ekonomi LIPI Latif Adam saat dihubungi di Jakarta, Rabu (29/12). "Pada 2008, LIPI memperkirakan harga keekonomian premium ada Rp7.000-7.500 dengan asumsi-asumsi di atas," tutur Latif di Jakarta, Rabu (29/12).
Berdasarkan kisi-kisi pemerintah, alokasi subsidi premium di dalam APBN 2011 sebesar 23,1 juta kiloliter. Dengan harga premium bersubsidi Rp4.500 per liter, bisa diperkirakan beban subsidi yang ditanggung pemerintah ialah Rp3.000 per liter. Maka, diramalkan beban subsidi yang ditanggung pemerintah membengkak menjadi Rp69 triliun.
Di sisi lain, Latif mengemukakan asumsi harga minyak dunia (ICP/Indonesia Crude Price) biasanya lebih rendah US$5 per barel dari harga minyak dunia. Apabila selisih itu meningkat US$1 per barel saja dari asumsi, pemerintah mendapatkan beban Rp2,6 triliun.
Di sisi lain, pemerintah masih belum juga merencanakan perubahan harga subsidi dan alpha untuk BBM di tengah melambungnya harga minyak pada level US$91 per barel. Untuk sementara, pemerintah masih menggunakan asumsi lama sesuai APBN 2011.
sumber (http://www.mediaindonesia.com/read/2010/12/29/191627/4/2/LIPI-Perkirakan-Premium-Rp7.500-Per-Liter)
Posted via Mobile Device
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memperkirakan harga keekonomian premium dapat mencapai kisaran Rp7.000-7.500 apabila harga minyak tahun depan mencapai US$100 per barrel. LIPI telah memperkirakan hal itu sejak 2008 dengan asumsi nilai tukar rupiah 9.000.
Hal itu disampaikan pengamat ekonomi LIPI Latif Adam saat dihubungi di Jakarta, Rabu (29/12). "Pada 2008, LIPI memperkirakan harga keekonomian premium ada Rp7.000-7.500 dengan asumsi-asumsi di atas," tutur Latif di Jakarta, Rabu (29/12).
Berdasarkan kisi-kisi pemerintah, alokasi subsidi premium di dalam APBN 2011 sebesar 23,1 juta kiloliter. Dengan harga premium bersubsidi Rp4.500 per liter, bisa diperkirakan beban subsidi yang ditanggung pemerintah ialah Rp3.000 per liter. Maka, diramalkan beban subsidi yang ditanggung pemerintah membengkak menjadi Rp69 triliun.
Di sisi lain, Latif mengemukakan asumsi harga minyak dunia (ICP/Indonesia Crude Price) biasanya lebih rendah US$5 per barel dari harga minyak dunia. Apabila selisih itu meningkat US$1 per barel saja dari asumsi, pemerintah mendapatkan beban Rp2,6 triliun.
Di sisi lain, pemerintah masih belum juga merencanakan perubahan harga subsidi dan alpha untuk BBM di tengah melambungnya harga minyak pada level US$91 per barel. Untuk sementara, pemerintah masih menggunakan asumsi lama sesuai APBN 2011.
sumber (http://www.mediaindonesia.com/read/2010/12/29/191627/4/2/LIPI-Perkirakan-Premium-Rp7.500-Per-Liter)
Posted via Mobile Device