Nunungngompol
8th June 2012, 09:00 PM
Seorang pendeta muda dihubungi oleh pemimpin sebuah rumah
pemakaman setempat untuk memimpin upacara pemakaman
seorang tuna wisma di sebuah pemakaman kecil.
Pendeta itu berangkat lebih awal supaya tidak terlambat. Namun
sayang dia tersesat di jalan karena belok ke arah yang salah,
sehingga dia datang terlambat ke pemakaman. Orang-orang yang
mengikuti upacara pemakaman sudah tidak ada dan para penggali
kubur sedang makan siang.
Si pendeta langsung menuju ke sebuah bekas galian dan melihat
bahwa lubang tersebut sudah ditutup. Diapun lalu mengeluarkan
Alkitabnya dan membacakan ayat-ayat untuk upara pemakaman.
Saat kembali ke mobilnya, ia sekilas mendengar salah satu dari
para penggali itu berkata, "Kita seharusnya bilang ke dia bahwa itu
adalah lubang septic tank."
:ngakak:
Maaf Ya Bukan Maksud Sara
Mudah-mudahan Bisa Ketawa
</div>
pemakaman setempat untuk memimpin upacara pemakaman
seorang tuna wisma di sebuah pemakaman kecil.
Pendeta itu berangkat lebih awal supaya tidak terlambat. Namun
sayang dia tersesat di jalan karena belok ke arah yang salah,
sehingga dia datang terlambat ke pemakaman. Orang-orang yang
mengikuti upacara pemakaman sudah tidak ada dan para penggali
kubur sedang makan siang.
Si pendeta langsung menuju ke sebuah bekas galian dan melihat
bahwa lubang tersebut sudah ditutup. Diapun lalu mengeluarkan
Alkitabnya dan membacakan ayat-ayat untuk upara pemakaman.
Saat kembali ke mobilnya, ia sekilas mendengar salah satu dari
para penggali itu berkata, "Kita seharusnya bilang ke dia bahwa itu
adalah lubang septic tank."
:ngakak:
Maaf Ya Bukan Maksud Sara
Mudah-mudahan Bisa Ketawa
</div>