Nunungngompol
8th June 2012, 08:52 PM
. . .Cerita kecil dari sebuah perempatan
. . .Di situ lagi ramai lalu-lintas hilir mudik dan saling menyilang. Dan sempurnalah kesibukan perempatan kalau di situ ada sesosok tegar dengan uniform garang, Polantas.
. . .Polisi itu sedang mengatur lalu lintas di tengah perempatan persis. Sepertinya dia lebih takut tidak menjalankan disiplin lalu-lintas daripada kena tabrak motor trail yang nekad, karena si penunggangnya lagi tak punya SIM.
. . .Satu sempritan panjang buat si Hardtop. Atau yang tepat kepada si pengemudinya. Kesalahan sudah jelas. Sang Hardtop nyaris mencium belakang sebuah sedan anggun, ketika hendak menyalip. Dan itulah telah membuat sebuah sepeda terpelanting dari arah depan.
Sebuah hardikan sudah cukup untuk membuat pintu terkatup itu menguak. Dari dalam muncul anak muda tanggung, tapi bernyali krupuk.
Bukan interogasi. Polisi garang berkumis itu lalu membuat serangkaian tanya bernada menteror. Yang bakal ingin dia tahu, pemuda itu tak punya SIM sudah pasti.
. . . �Masih kecil sudah berani bawa mobil, hah!� bentak si polisi sambil melintir kumisnya yang lebat itu dari bawah ke arah hidung.
. . . �I�.. i iya pak!� ucap anak muda itu gagap.
. . . �Punya SIM, tidak?�
. . . �Beb��belum pak,� suara si bersalah terdengar memelas.
. . . �Jadi, masih belajar memegang stir, heh?!� teror hamba hukum itu lebih lanjut. Tangannya masih seperti tadi, melintir kumis. Ke atas.
. . . �I�. i iya pak,� suara anak muda itu semakin gemetar dan ragu.
. . . �Anak siapa, heh?!� kali ini sang Polantas itu mulai tahu diri. Kalau kenderaan itu saja sudah Hardtop, plat merah lagi,tentu anak ini mungkin putra orang yang sedikitnya dia kenal.
. . . �Danyon, pak.� suara anak muda itu hampir tak terdengar lagi.
. . . �Danyon (Komandan Batalyon)???� desis polantas berkumis itu. �Ooo Papi ada baik-baik. Kasih salam Om sama Papi, ya?�
. . . Kepala Polantas itu mengangguk-ngangguk. Dan tangan itu, masih melintir kumisnya. Kali ini ke bawah.
</div>
. . .Di situ lagi ramai lalu-lintas hilir mudik dan saling menyilang. Dan sempurnalah kesibukan perempatan kalau di situ ada sesosok tegar dengan uniform garang, Polantas.
. . .Polisi itu sedang mengatur lalu lintas di tengah perempatan persis. Sepertinya dia lebih takut tidak menjalankan disiplin lalu-lintas daripada kena tabrak motor trail yang nekad, karena si penunggangnya lagi tak punya SIM.
. . .Satu sempritan panjang buat si Hardtop. Atau yang tepat kepada si pengemudinya. Kesalahan sudah jelas. Sang Hardtop nyaris mencium belakang sebuah sedan anggun, ketika hendak menyalip. Dan itulah telah membuat sebuah sepeda terpelanting dari arah depan.
Sebuah hardikan sudah cukup untuk membuat pintu terkatup itu menguak. Dari dalam muncul anak muda tanggung, tapi bernyali krupuk.
Bukan interogasi. Polisi garang berkumis itu lalu membuat serangkaian tanya bernada menteror. Yang bakal ingin dia tahu, pemuda itu tak punya SIM sudah pasti.
. . . �Masih kecil sudah berani bawa mobil, hah!� bentak si polisi sambil melintir kumisnya yang lebat itu dari bawah ke arah hidung.
. . . �I�.. i iya pak!� ucap anak muda itu gagap.
. . . �Punya SIM, tidak?�
. . . �Beb��belum pak,� suara si bersalah terdengar memelas.
. . . �Jadi, masih belajar memegang stir, heh?!� teror hamba hukum itu lebih lanjut. Tangannya masih seperti tadi, melintir kumis. Ke atas.
. . . �I�. i iya pak,� suara anak muda itu semakin gemetar dan ragu.
. . . �Anak siapa, heh?!� kali ini sang Polantas itu mulai tahu diri. Kalau kenderaan itu saja sudah Hardtop, plat merah lagi,tentu anak ini mungkin putra orang yang sedikitnya dia kenal.
. . . �Danyon, pak.� suara anak muda itu hampir tak terdengar lagi.
. . . �Danyon (Komandan Batalyon)???� desis polantas berkumis itu. �Ooo Papi ada baik-baik. Kasih salam Om sama Papi, ya?�
. . . Kepala Polantas itu mengangguk-ngangguk. Dan tangan itu, masih melintir kumisnya. Kali ini ke bawah.
</div>